Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

enggardwinAvatar border
TS
enggardwin
Apakah yang Terjadi? Can You Tell Me?
Kaca Satu Arah


Yah, aku rasa, aku tau harus mulai dari mana.
Manis, baik dan lucu. Ungkapan paling simpel untuk mendeskripsikan dia. Bertemu awal kuliah. Bodohnya aku tidak menyadari dia sebelumnya. Hanya terpisah hari dan beberapa meter, aku pun entah mengapa belum memandang dia.
Bukannya aku memandang gadis lain, bukan juga karena aku sudah ada yang punya. Tapi aku masih memandang diriku sendiri. Aku kesepian, aku dikhianati, aku butuh kasih sayang. Aku belum siap, tapi aku haus akan orang lain.
Dulu ada M, cantik, manis, idaman. M dekat denganku. M bertukar pesan denganku setiap malam. Aku merespon, bodohnya diriku. Kita bertukar pesan setiap hari, tak ada jam tanpa kita saling bertukar, jam pelajaran dengan guru killer pun tak masalah.
Pulang sore adalah kewajiban kami. Aku dan M, berdua di lorong sekolah.
Kami jadian. Aku senang, dia senang. Aku berjalan pulang. S, sahabat M menungguku di depan gerbang, aku menghampirinya. Dia baik, dia sedih, dia kasihan. Dia kasihan denganku yang tak tau apa-apa. Diriku yang bodoh dan mudah percaya. Otak udang yang terlalu menyedihkan.
M punya pacar 3 tahun yang lalu. Mereka masih bersama. Dan 1 bulan yang lalu, aku jadian dengan M. Bagaimana bisa?
Bisa. Karena diriku yang bodoh ini, itu bisa terjadi. Memang betul, tidak ada yang tidak mungkin. Satu kalimat tanya yang seharusnya aku tanyakan ke dia,”apakah kamu sudah ada yang punya?” tak pernah terucap dari mulutku maupun jemariku.
Aku tak percaya, aku marah. Aku ingin penjelasan. S diam. S menyuruhku pulang. Aku menurut. Perjalanan pulang terasa tanpa akhir.
Hari itu aku putus dengan M. Aku lega, aku sedih, aku dikhianati, aku ingin sendiri.
Beberapa minggu kemudian M putus dengan pacarnya. M mengirim pesan padaku. Dia ingin aku kembali padanya. Jijik, benci, aku pergi.
Kelulusan. Lembaran baru untukku.
Aku meninggalkan sahabat-sahabatku, mereka yang kukenal bertahun-tahun dahulu. Mereka tidak salah apa-apa, akulah yang salah. Akulah yang salah memilih mereka sebagai sahabat, mereka orang-orang yang tidak peduli perasaan orang lain. Mereka terlalu egois.
Bertahun-tahun bersama mereka, aku tidak merasa kesepian. Bertahun-tahun bersama mereka, aku bisa merasa bahagia. Bertahun-tahun bersama mereka, aku terpinggirkan. Bertahun-tahun bersama mereka, aku dimanfaatkan. Bertahun-bertahun kemudian, aku tidak akan bersama mereka.
Tak lama, pamanku meninggal. Diabetes berulah. Aku sedih. Aku sedih melihat sepupuku ditinggalkan sosok seorang ayah. Walaupun aku sendiri belum pernah merasakannya, aku bisa mengerti. Hatiku menangis.
3 minggu berlalu, nenekku meninggal. Aku hancur. Nenekku adalah satu-satunya yang tersisa, yang paling disayangi keluarga kami. Tapi dia pergi, pergi tanpa tanda dan pamit. Aku sudah lama tidak bertemu dengan nenek. Saat terakhir aku bertemu dengannya adalah saat ia berlapis kain putih.
Dia disana, saat aku remuk, gadis itu disana. Dia yang mendengar dukaku, dia yang menenangkanku sewaktu aku jatuh. Aku sangat berterimakasih.
Sabtu, kita bertemu. Iya, bertemu dengan dia yang spesial buat aku. Kita bertemu, kita makan, kita berbicara, kita tertawa. Aku suka.
Hpku semakin ramai. Ramai dengan chat dia yang tak terasa terus kubaca dan kubalas. Aku bahagia.
Tak lama, kami bertemu lagi. Aku senang. Kami bercanda, kami bertanya, kami tersenyum. Hari terasa terlalu cepat saat bersamanya.
Semua berjalan baik. Aku optimis, aku senang, aku naif.
Semuanya sudah sempurna.
Dia berubah. Dia bertanya. Dia ragu. Dia salah paham. Aku berantakan.
Kami pergi. Aku harus bisa, aku siap dengan segala kemungkinan.
Boom! Dia tak mau mendengar. Boom! Dia sudah tau. Boom! Dia menjauh. Boom! Aku menjauh.
Aku bingung. Aku tak mengerti. Kakiku lemas, batinku meracau. Aku pamit. Aku menuju rumahnya. Rumah orang yang bisa aku percayai, MK.
Bercerita, terus bercerita. MK paham. Dia mengerti. Dia ambil alih.
Bodoh. Karena kesedihan aku menjadi bodoh. Dia ambil hpku, mengunci pintu dan aku hanya bisa termangu.
Lalu ia marah, marah karena pesan MK. Dia sudah minta maaf tapi aku merasa bersalah. Aku memang selalu salah.
Sekarang aku bingung. Aku tak bisa tidur. Aku menunggu dan menunggu dia, yang mungkin tak kan pernah kembali.
Aku tak mengerti. Aku sendiri. Adakah yang berbaik hati? Beri tau aku apa yang terjadi dan kapan ia akan kembali.

EDN, 15 Oktober 2016
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 0 suara
Review
Bagus
0%
Bingung
0%
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan