"dear fanisya.. senja kali ini adalah waktu yang paling sendu untuk menuliskan puisi tentang mu, tentang keindahanmu, dan juga tentang kenangan bersamamu.. kamu mau kan membacanya?”

Perjumpaan romatis di sudut sekolah kala itu membuatku rindu.. rindu akan sosokmu yang mengenalkan ku pada keindahan senja sore lalu

Aku belajar menyukai senja dari kedua pipi mu yang begitu merona.. dari kedua bibir tipismu yang selalu tersenyum.. dan dari kedua bola matmu yang memancarkan keteduhan

Padamu ku katakan senja sore ini begitu indah,, seperti mataku yang selaku kagum dengan keelokan sikapmu

Dan jangan paksa aku untuk menyukai senjamu lebih dari ini.. karena setiap kali pendaran warna jingga itu memudar, dahaga selalu menyerang hatiku.. dengan ribuan kerinduan yang tak bisa dihilangkan hanya dengan kata2

Banyak orang bilang bahwa langit sore yangg disiram matahari senja itu sangat indah.. makanya kau ku beri tau satu rahasia,, bahwa mulai detik ini kuputuskan untuk mencintaimu seperti senja.. dengan keindahan yang tak berbatas..

Hei kau tau? Tuhan selalu menyisipkan tawamu di sela waktu matahari akan tenggelam.. maka dari itu setiap kali ku lihat senja, kecintaanku terhadapmu akan semakin bertambah

Sore kali ini senja tak datang… hujan deras menyiram kota ini dengan perasaan rindu.. Dan hujan sore ini membuatku benci untuk mencari tempat berteduh.. aku rindu kamu fanisya

Sore kemarin aku lewat depan kosanmu.. aku melihatmu sedang mengusap hujan yang mengalir dari kedua bola matamu.. hei fanisya Berhentilah membuatkanku hujan , agar aku lebih mudah melukiskan keindahan senja pada kedua bola matamu.

hei fanisya.. sudikah kau menghabiskan waktu senjamu bersamaku ?