- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
THE POWER OF NIAT
TS
ramlis461
THE POWER OF NIAT
Quote:
THE POWER OF NIAT
Quote:
Oleh : dr H Prima Nofeki Syahrir, MM
Sore itu saya sedang mengerjakan tugas mandiri manajemen pemasaran di ruang praktek. Kuliah S2 memang 75 % nya adalah tugas mandiri. Biasanya saya mengerjakan tugas-tugas mandiri ini sambil menunggu pasien datang... Seorang laki-laki usia pertengahan masuk. Seperti biasa, setiap pasien saya sambut dengan sedikit senyuman, menyentuh bahunya, dan menuntun ke tempat tidur periksa. Biasanya saya memeriksa tekanan darah lebih dulu sebelum melakukan anamnesis. Ya.., pengalaman menunjukkan, masyarakat kita sangat suka diperiksa tekanan darahnya, dan kurang suka kalau kita tanya-tanya lebih dulu.
Sambil mendengar bunyi korokof di stetoskop, saya menanyakan keluhannya. Dikatakannya, bahwa dia sudah sepuluh tahun tidak puasa. Masalahnya dia menderita sakit maag. Bahkan sudah sepuluh tahun pula dia tidak makan buah-buahan, katanya dilarang oleh dokter. Sambil melakukan perkusi di bawah processus xyphoideus saya biarkan dia terus bercerita. Terakhir, dia menyatakan keinginannya untuk melaksanakan puasa. Dia ingin saya memberi obat yang bisa membuatnya bisa menunaikan ibadah puasa dengan lancar.
Assalamu’alaiku Warahmatullahi Wabarakaatuh
Sore itu saya sedang mengerjakan tugas mandiri manajemen pemasaran di ruang praktek. Kuliah S2 memang 75 % nya adalah tugas mandiri. Biasanya saya mengerjakan tugas-tugas mandiri ini sambil menunggu pasien datang... Seorang laki-laki usia pertengahan masuk. Seperti biasa, setiap pasien saya sambut dengan sedikit senyuman, menyentuh bahunya, dan menuntun ke tempat tidur periksa. Biasanya saya memeriksa tekanan darah lebih dulu sebelum melakukan anamnesis. Ya.., pengalaman menunjukkan, masyarakat kita sangat suka diperiksa tekanan darahnya, dan kurang suka kalau kita tanya-tanya lebih dulu.
Sambil mendengar bunyi korokof di stetoskop, saya menanyakan keluhannya. Dikatakannya, bahwa dia sudah sepuluh tahun tidak puasa. Masalahnya dia menderita sakit maag. Bahkan sudah sepuluh tahun pula dia tidak makan buah-buahan, katanya dilarang oleh dokter. Sambil melakukan perkusi di bawah processus xyphoideus saya biarkan dia terus bercerita. Terakhir, dia menyatakan keinginannya untuk melaksanakan puasa. Dia ingin saya memberi obat yang bisa membuatnya bisa menunaikan ibadah puasa dengan lancar.
Quote:
Saya silakan Bapak itu duduk. Saya tanyakan, apakah keinginannya untuk menunaikan ibadah puasa betul-betul sudah mantap? Dia menganggukkan kepala berkali-kali seolah ingin menunjukkan kepada saya keinginannya yang sangat kuat tersebut. Setelah saya sendiri yakin dengan niat Bapak ini, lalu saya sampaikan bahwa dia tidak perlu obat untuk berpuasa. Saya pikir, obat hanya akan mengganggu kebulatan niatnya.
“Bapak berpuasa saja” kata saya. “ Bapak tidak perlu cemas sakit maagnya akan kambuh. Yang penting Bapak niatkan puasa karena Allah saja, jangan pikirkan yang lain-lain. Bila Bapak sedikit saja mencemaskan penyakit, saya jamin sakit maag Bapak kambuh. Tapi, kalau Bapak betul-betul ingin puasa, ya, puasa saja. Ingat saja bagian akhir surat Albaqarah ayat 184...” Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Saya masih melontarkan beberapa kalimat untuk meyakinkan Bapak ini bahwa dia bisa berpuasa, sakit maag nya tidak akan kambuh, dan tidak perlu obat apa-apa. Saya cuma berpesan, kalau maag nya kambuh, datang saja ke tempat praktek saya, nanti dikasih obat. Tapi, kalau maag nya tidak kambuh, datanglah ke tempat praktek saya setelah 10 hari puasa sekedar menceritakan apa yang dialaminya.
Quote:
Hari ke sepuluh Ramadhan Bapak ini betul-betul muncul ke tempat praktek saya. Wajahnya kelihatan gembira. Sambil tersenyum dengan erat disalaminya tangan saya sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali. Dia menceritakan bagaimana dia menjalankan puasa dengan sempurna. Bahkan istrinyapun tercengang karena dia berbuka dengan buah-buahan seperti semangka, atau pepaya, atau melon, sesuatu yang sudah sepuluh tahun tidak dilakukannya. Saya tentu senang, dan lebih senang lagi ketika dia memaksa saya menerima amplop yang kayaknya sudah disiapkan dari rumah... Tentu saya tidak akan menceritakan pada anda apa isi amplop itu, kan..?...hehehe...
Quote:
Menyimak cerita di atas, sebenarnya kita sedang membahas peran neuroitransmitter (senyawa kimia yang diproduksi di ujung saraf) dan sistem hormonal (dilepaskan oleh kelenjar hipofise lewat darah). Kedua sistem ini bersama hantaran listrik antar neuron dikomandoi oleh pusat pemerintahan tubuh dan jiwa kita yang bernama otak.
Bila anda sedang malas, berarti neurotrasmitter Gamma Amino Butiryc Acid (GABA) sedang naik. Bila anda sedang tidak bisa konsentrasi, kehilangan mood, berarti serotonin anda lagi turun. Bila anda sedang gembira, itu dipicu oleh neurotransmitter enkefalin. Pelepasan neuroitransmitter sangat dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan saat itu.
Bila anda cemas, kurang yakin, niat tidak bulat, maka sistem limbik memerintahkan hipothalamus melepas CRF (Corticotrophin Releasing Hormon). CRF merangsang hipofise mengeluarkan ACTH (Adreno corticotrophin Hormone). ACTH masuk aliran darah untuk merangsang kelenjar suprarenalis mengeluarkan hormon kortisol (hormon stress). Kortisol merangsang saraf simpatis dan noradrenalin, memperbanyak pengeluaran asam lambung, meningkatkan motilitas usus, dan seterusnya. Jadi, orang yang sedang stress biasanya sakit perut, mules, bahkan bisa mencret-mencret.
Sebaliknya bila anda punya pikiran positif dan niat serta tekad yang bulat untuk mengerjakan sesuatu, kelenjar hipofise bersama enkefalin dan serotonin, akan mengatur pelepasan hormon-hormon endorfin yang menimbulkan ketenangan, kegembiraan, semangat tinggi, konsentrasi, dan kekhusyukan. Mekanisme pencernaanpun seperti pelepasana asam lambung dan gerakan peristaltik usus akan dikontrol oleh sistem hormonal ini.
Jadi, ketika seseorang tidak berniat melaksanakan puasa, apalagi kalau dia berpenyakit maag, akan sangat menderita bila terlambat makan atau perutnya kosong. Dalam keadaan perut kosong gerakan peristaltik lambung akan membuat sel-sel parietal mengeluarkan asam lambung lebih banyak, yang bisa menimbulkan iritasi dinding lambung, selanjutnya akan terbentuk flatulen (gas lambung). Ulu hatinya akan terasa perih sekali.
Jika seseorang sengaja berniat berpuasa, kelanjar hipofise di otaknya sudah menyiapkan semua yang diperlukan sesuai dengan niat, agar ibadah puasa berjalan lancar dan terbebas dari sakit. Jadi, sebenarnya ada kekuatan yang dahsyat pada niat seseorang . Ini kita namakan saja “The Power of Niat”.
Pertanyaannya.., apakah kekuatan niat hanya terjadi di bulan puasa saja...???
Wassalaamu’alaiku Warahmatullahi Wabarakaatuh...
***EQ***
Bila anda sedang malas, berarti neurotrasmitter Gamma Amino Butiryc Acid (GABA) sedang naik. Bila anda sedang tidak bisa konsentrasi, kehilangan mood, berarti serotonin anda lagi turun. Bila anda sedang gembira, itu dipicu oleh neurotransmitter enkefalin. Pelepasan neuroitransmitter sangat dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan saat itu.
Bila anda cemas, kurang yakin, niat tidak bulat, maka sistem limbik memerintahkan hipothalamus melepas CRF (Corticotrophin Releasing Hormon). CRF merangsang hipofise mengeluarkan ACTH (Adreno corticotrophin Hormone). ACTH masuk aliran darah untuk merangsang kelenjar suprarenalis mengeluarkan hormon kortisol (hormon stress). Kortisol merangsang saraf simpatis dan noradrenalin, memperbanyak pengeluaran asam lambung, meningkatkan motilitas usus, dan seterusnya. Jadi, orang yang sedang stress biasanya sakit perut, mules, bahkan bisa mencret-mencret.
Sebaliknya bila anda punya pikiran positif dan niat serta tekad yang bulat untuk mengerjakan sesuatu, kelenjar hipofise bersama enkefalin dan serotonin, akan mengatur pelepasan hormon-hormon endorfin yang menimbulkan ketenangan, kegembiraan, semangat tinggi, konsentrasi, dan kekhusyukan. Mekanisme pencernaanpun seperti pelepasana asam lambung dan gerakan peristaltik usus akan dikontrol oleh sistem hormonal ini.
Jadi, ketika seseorang tidak berniat melaksanakan puasa, apalagi kalau dia berpenyakit maag, akan sangat menderita bila terlambat makan atau perutnya kosong. Dalam keadaan perut kosong gerakan peristaltik lambung akan membuat sel-sel parietal mengeluarkan asam lambung lebih banyak, yang bisa menimbulkan iritasi dinding lambung, selanjutnya akan terbentuk flatulen (gas lambung). Ulu hatinya akan terasa perih sekali.
Jika seseorang sengaja berniat berpuasa, kelanjar hipofise di otaknya sudah menyiapkan semua yang diperlukan sesuai dengan niat, agar ibadah puasa berjalan lancar dan terbebas dari sakit. Jadi, sebenarnya ada kekuatan yang dahsyat pada niat seseorang . Ini kita namakan saja “The Power of Niat”.
Pertanyaannya.., apakah kekuatan niat hanya terjadi di bulan puasa saja...???
Wassalaamu’alaiku Warahmatullahi Wabarakaatuh...
***EQ***
Quote:
next article : Negeri Kemunafikan
Quote:
Kunjungi juga tread terbaik ane, yang belum pernah menjadi HT
Selamatkan nyawa, dalam 10 menit pertama kematian
Selamatkan nyawa, dalam 10 menit pertama kematian
Diubah oleh ramlis461 05-07-2014 10:25
0
3.7K
Kutip
26
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan