Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chikooiAvatar border
TS
chikooi
Kota Makati Rawan Copet - Kamu Boleh Dicopet, Tapi Gak Boleh Pukul yang Nyopet :/
Saya ingin membagikan pengalaman ini kepada anda sekalian, berharap dapat lebih waspada ketika mengunjungi negara Filipina, khusunya di daerah Manila atau Makati.

Saya sudah 1 bulan berada di Makati dan bekerja sebagai cs. Dengan gaji sesuai UMR Jakarta saya pun terbang ke negara ini. Pada saat di airport bos saya sudah mewanti wanti, jika sedang berada di jalan harus waspada, khususnya di daerah yang agak gelap. Jika ada sekelompok anak remaja tiba-tiba menghampiri dan meminta uang, maka waspadai kantong kamu karena mereka akan memaksa masuk tangan mereka ke saku celana dan bajumu. Parahnya lagi, saya dipesan untuk tidak boleh memukul mereka jika tidak ingin "bos" yang ada dibelakang mereka datang dan menembak mati diriku.

Awalnya saya sih agak terkejut namun yah namanya resiko kerja. Sesampainya di Makati, jarak antara kantor dan apartment kami hanya berkisar 10 menit berjalan kaki. Kondisi jalan pun tidak begitu terang dan gelap. Tapi jika sedang hujan, pejalan kaki akan sedikit ditemukan karena kondisi jalan yang agak gelap dari biasanya.

Peristiwa naas pun menghampiriku, tepatnya pada tanggal 15 Juni (hari Rabu), karena shift kerja saya jam 8 malam maka saya pun segera bersiap-siap untuk kerja. Saya pergi kerja hanya mengenakan kemeja kerja dan celana jeans beserta sandal jepit, ponsel milikku kuselip di kantong kanan sementara kunci kamar di kantong sebelah kiri. Ada juga KTP yang saya taruh di saku kemeja saya. Mendadak hujan turun lumayan deras dan jalanan menjadi agak gelap serta pejalan kaki juga sepi (lalu lintas mobil tetap ramai).

Saya pun melangkah keluar apartmen dan ada genangan air yang agak besar di depan, maka saya pun berjalan sedikit ke arah kiri tepat di depan swalayan kecil. Merasa masih tidak dapat menyebrang maka saya pun melangkah 2 - 3 kali di samping swalayan yang memang agak gelap dan tiba-tiba saja sekumpulan anak-anak remaja yang melepas baju mereka duduk dan melihat senyum ke arahku.

Pada saat itu saya baru sadar bahwa aku sudah menggali lubang kuburku sendiri, hanya berjarak sedikit ke kiri dari swalayan dan malapetaka pun tersenyum senang. Salah seorang dari mereka menghampiriku dengan cepat sambil berkata "sir, money sir" dan juga memasukkan tangannya ke saku jeansku. Aku hanya menepis tangannya sambil berusaha menyebrang.

Seorang temannya datang lagi dan juga ikut menyelipkan tangannya ke saku celana kananku, aku sudah cukup kewalahan hanya menepis mereka sambil menyebrang. Ada begitu banyak mobil pada saat itu dan hanya memperhatikan kesialan yang kualami dalam diam (meski aku tahu bahwa hanya diri kita sendiri yang bisa menyelamatkan kita, karena kami hanyalah orang "asing" yang sedang sial di mata mereka).

Mendadak 2 atau 3 anak datang lagi membantu teman mereka yang berengsek itu, salah satu dari mereka mendorongku hingga aku hampir jatuh menghantam trotoar . Bingung kenapa mereka tiba-tiba lari, saya pun lega berpikir mereka sudah capek merogoh kantungku hingga aku sadar bahwa ponselku telah lenyap dari kantong jeans kananku.

Ponsel tersebut sudah bersama denganku selama 5 tahun yang kubeli dari hasil kerja kerasku sendiri, memang tidak begitu canggih. Tapi data dan banyak kenangan tersimpan di dalam (maaf agak sentimental). Saya pun hanya bisa diam seribu bahasa sambil berjalan ke arah kantor ditemani ribuan rintik hujan yang membasahiku.

Rasanya sangat mengesalkan, bahwa kamu tidak boleh memukul atau melakukan tindak kekerasan kepada mereka jika tidak ingin nyawamu hilang oleh sepucuk pistol yang dimiliki banyak mafia disana. Jadi ibaratnya, kamu boleh merampokku, tapi tidak akan kupukul.

Memang saya sadar bahwa keadaan ekonomi di negara ini tidak begitu bagus, tapi meski begitu sangat jauh beda dengan tanah air. Dulu ketika saya masih sedang kuliah, saat itu saya sedang menunggu dijemput ayah saya menggunakan motor. Tiga orang anak muncul dan menawarkan untuk menyemir sepatuku. Awalnya saya agak ragu karena takut akan kemungkinan copet yang tidak jarang ada disana. Tapi setelah kuamati baik-baik, tiga anak itu seperti saudara (laki-laki semua). Tinggi mereka pun seperti anak tangga, dari yang paling tinggi hingga paling rendah.

Aku pun tersenyum dan membiarkan mereka menyemir sepatuku. Sambil mereka bekerja aku pun bercerita dengan mereka dan mengetahui bahwa tiga orang itu memang merupakan saudara. Mereka ingin membantu keluarga mereka dalam hal finansial meski hanya sedikit. Sang adik yang paling kecil paling baru duduk di bangku SD kelas 4. Menjadi teringat dengan adikku sendiri, aku pun membayar mereka 10 ribu (tarif semir mereka hanya 5 ribu). Tersenyum senang mereka pun pamit. Setelahnya aku pun bertemu dengan mereka beberapa kali, adapun satu waktu ketika mereka sudah selesai menyemir sepatuku dan pergi, ada tukang keripik yang lewat. Saya pun membeli 10 ribu (entah berapa ons), sosok mereka yang hampir lenyap dari pandangan segera kukejar dan kuserahkan makanan ringan itu sambil tersenyum. Melihat raut wajah senang mereka merupakan kepuasan tersendiri bagiku.

Jika dibandingkan negara kita juga masih ada yang kekurangan, tapi perbedaan yang pasti disini adalah.
Filipina: Lebih memilih melakukan tindak kriminal (dengan ancaman pistol dan mafia sebagai backing)
Indonesia: Berusaha bekerja meski hasil yang diterima tidak begitu besar.

Kesimpulannya, jika ada yang sedang berkunjung ke Manila atau Makati maka berhati-hatilah, usahakan simpan dompet dan barang lain yang tidak begitu diperlukan ke dalam koper di penginapan anda. Bawalah uang yang cukup dengan pecahan yang teratur, pakai jeans dengan saku yang dalam untuk menyimpan ponsel anda. Jika ingin membawa ransel/tas maka pakailah secara terbalik dan peluk tas tersebut ketika sedang melewati himpunan orang. Baik itu di mall maupun jalanan, sering terjadi kasus copet dan rampok.Tingkatkan kewaspadaan anda dimanapun anda berada.

Terima Kasih sudah bersedia membaca kisah saya yang terlalu panjang ini. Saya merasa lega bisa membagikan hal ini.
Diubah oleh chikooi 16-06-2016 19:38
0
9.4K
76
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan