- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mental Gratisan vs Mental Bajakan


TS
amd.maniac
Mental Gratisan vs Mental Bajakan
Quote:

Quote:
Mental Gratisan vs Mental Bajakan
Quote:
Pada habitatnya, manusia selalu mencari cara untuk mengurangi pengeluaran bagi hal-hal yang di anggap tidak perlu, termasuk di dunia Teknologi Informasi. Sebagian orang menyadari bahwa masih ada sesuatu yang bisa di ambil dan digunakan secara gratis, hanya saja sebagian lagi tidak menyadari karena sudah terbiasa dengan sesuatu yang selalu di gunakannya. Dan akhirnya mengesampingkan bahwa ternyata kita telah menggunakan sesuatu tersebut secara illegal / membajak.
Quote:
Dibawah ini terdapat tulisan yang sangat bagus menurut saya, hanya saja cara pengemasannya sedikit salah karena menyudutkan beberapa pihak yang berusaha menggunakan sesuatu yang gratis tetapi tidak melanggar batas-batas kewajaran. Seperti contohnya menggunakan aplikasi software dengan License Freeware, dan juga Software Shareware yang di gratiskan. Tetapi ini jelas berbeda dengan penggunaan sesuatu yang disebut "bajakan".
Spoiler for Mental Gratisan:
*Mental Gratisan
Mental gratisan itu segera dibuang, dek.
Boleh dapat gratisan? Boleh, tapi bukan berarti kita menikmati dan kemudian menjadi "mental gratisan". Pahami perbedaannya. Dapat beasiswa misalnya, itu gratisan sekolah, prestasi yang baik. Tapi kembalikan beasiswa itu lewat hal lain, yang jadi dokter karena beasiswa, besok lusa jadilah dokter berdedikasi penuh. Yang jadi insinyur, apoteker, bidan, dari beasiswa, maka tekunilah profesi itu, kembalikan gratisan tersebut ke masyarakat dengan pelayanan yang mengagumkan. Semakin banyak kebaikan yang diberikan kepada kita, pantulkan kembali menjadi kebaikan bagi orang lain.
Lantas apa itu mental gratisan? Adalah yang maunya gratis melulu. Mau ilmu pengetahuan, tapi malas berkorban, waktu, tenaga, uang, malas sekali dilakukan. Mau sesuatu, mau ini-itu, tapi malas sekali mengeluarkan sumber daya, maunya gratisan saja. Dan lebih serius lagi, sudah dapat gratisan, tapi tidak paham-paham juga kalau itu gratis, maka jangankan berterima-kasih, dia malah nyolot, kurang ajar ke orang yang memberi segala sesuatu secara gratis. Dia kadang lebih galak dibandingkan yang tangannya di atas.
Saya tahu, semua orang menolak mentah2 disebut “mental gratisan”, tersinggung sekali, untuk kemudian lupa, jangan2 kitalah sosok monster mental gratisan yang tidak tahu terima kasih. Di sekitar kita itu penuh dengan hal-hal gratis, yang kadang kita lupa, itu free buat kita, tapi apakah kita pernah sekali saja bilang terima kasih? Saya tidak akan sebutkan contohnya, silahkan dipikirkan. Catatan ini bukan soal gratis SMS, gratis data, duh, itu sih berarti kalian malas sekali berpikir. Catatan ini tentang “mental gratisan”, sesuatu yang sangat serius sekali.
Negeri2 maju, seperti Jepang, kenapa mereka maju? Karena mereka sudah lama sekali membuang mental gratisan. Saat mereka terkena bencana gempa, tsunami besar, seluruh rakyatnya bahu-membahu bekerja-keras untuk saling memberi, bukan saling menerima. Ada banyak masalah di dunia ini akan selesai dengan sendirinya jika mental gratisan segara dibuang. Karena orang yang suka korup, berdagang menipu, punya janji tidak amanah, bisa dicari kelindan masalahnya dengan mental gratisan, ada benang merahnya, ketika kita tidak punya kehormatan untuk menjadi pemberi--malah mengemis mengambil.
Dalam agama kita, catat baik-baik: tangan di atas jauh lebih baik dibanding tangan di bawah. Nabi sendiri yang bilang, diingatkan ribuan tahun silam, kenapa? Agar pengikutnya tidak jadi mental gratisan, mental tempe. Agama kita itu, habis-habisan mendidik etos kerja, kita sih yang kurang piknik, jadi tidak tahu. Adik-adik sekalian, jadilah orang yang suka memberi, bukan menerima. Jika sekarang kita posisinya memang masih menerima, pastikan besok lusa kita mau mengembalikannya ke orang lain dengan cara apapun yang tersedia. Dan, amit-amit, janganlah sudah dapat gratisan, belagu pula. Berserakan contohnya di dunia nyata, pun di dunia maya.
*Tere Liye
Spoiler for Link:
Quote:
Dan dibawah ini terdapat sebuah tulisan yang cukup menarik dari sebuah blog
Quote:
Mental Bajakan : Sebuah Budaya Unik dan “Eksotik“ di Negara Hukum yang Tidak Pandai Menghukum
Spoiler for Mental Bajakan:
Selamat malam bagi para pengguna internet sekalian yang saat ini sedang membaca, ngeksis di jejaring sosial dan juga mungkin sedang mendownload lagu-lagu terbaru atau mungkin film-film box office. Maaf, mungkin waktunya salah kalau saya bilang selamat malam ( kalau ada yang baru baca artikel ini pagi hari, siang hari ataupun dini hari ). Tapi saya memang ingin mengucapkan selamat malam karena saya membuat artikel ini malam hari.
ok kali ini saya akan sedikit bercerita tentang pemanfaatan dunia tidak nyata atau yang biasa disebut dengan internet dan segala lika liku kebaikan dan kebelumbaikannya disana. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pemanfaatan internet di kalangan muda kebanyakan adalah untuk mengunduh berbagai file musik, film, gambar, ataupun software. Kita pun tahu bahwa kebanyakan konten-konten digital yang kita unduh tersebut statusnya adalah BAJAKAN, tidak resmi, krack-krackan. Menurut sepengetahuan saya, pemanfaatan internet untuk berbagi konten digital itu sah-sah saja karena memang seperti itulah manfaat internet, tapi konten-konten digital yang dibagikan itu bukan konten ilegal. Pemanfaatan internet dalam konteks ini jelas jelas salah secara hukum dan melanggar etika dalam menghargai usaha keras orang lain. Namun melihat realita yang ada saat ini tentu akan berbeda hukumnya, seperti negara kita Indonesia yang katanya “Negara hukum yang tidak pandai menghukum”.
Realitanya, kita melihat kita sendiri tidak bisa bebas dari yang namanya konten bajakan dan alasannya semua sudah tahu pasti yaitu tentang harga. Harga dari software, lagu, dan film yang kita unduh dan gunakan itu bisa mencapai jutaan dolar.jika kita ingin membeli yang asli atau berlisensi. Indonesia yang rata-rata penghasilan pendudukannya masih tergolong rendah tentu akan sangat sulit mewujudkan hal tersebut. Dengan kondisi seperti itulah maka seolah-olah semua sistem di Indonesia mulai mengkondisikan diri dengan adanya konten-konten ilegal yang bertebaran di Internet. Pengkondisian ini terlihat banyak terjadi di beberapa perusahaan ataupun toko-toko komputer yang menjual jasa penginstalan sistem operasi bagi para konsumennya. Karena tiap harinya kita dimanjakan dengan berbagai konten ilegal, maka pemanfaatan internet dalam hal tersebut terasa menjadi hal yang lumrah dan wajar sehingga mental bajakan pun terbentuk.
Lalu bagaimana solusinya ? Yang pertama jelas butuh kesadaran dari tiap individunya masing-masing. Yang kedua, paksakanlah diri kita untuk menggunakan konten konten digital yang gratis meskipun secara kualitas konten digital yang berbayar dan berlisensi lebih bagus dibandingkan konten-konten digital yang gratisan. Yang terakhir, ya tetap harus diusahakan bagaimanapun caranya, setidaknya kita berusaha mencari pengganti yang cukup sepadan dengan konten digital yang kita gunakan sebelumnya. Misal, kita dapat menggunakan Ubuntu sebagai pengganti OS Windows, OpenOffice sebagai pengganti MS Office. Catatan terakhir penutup artikel ini, kita mungkin saja masih bisa menggunakan konten-konten digital ( software ) bajakan selama konten tersebut membawa perubahan kemajuan yang signifikan terhadap pengembangan diri kita dan dirasa belum menemukan konten digital pengganti yang cocok, selain itu dikhawatirkan jika diganti dengan software lain justru akan membuat perubahan itu berjalan mundur. Jadi bijak-bijaklah dalam memilih menggunakan berbagai konten digital yang ada di internet.
Semoga Bermanfaat !
ok kali ini saya akan sedikit bercerita tentang pemanfaatan dunia tidak nyata atau yang biasa disebut dengan internet dan segala lika liku kebaikan dan kebelumbaikannya disana. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa pemanfaatan internet di kalangan muda kebanyakan adalah untuk mengunduh berbagai file musik, film, gambar, ataupun software. Kita pun tahu bahwa kebanyakan konten-konten digital yang kita unduh tersebut statusnya adalah BAJAKAN, tidak resmi, krack-krackan. Menurut sepengetahuan saya, pemanfaatan internet untuk berbagi konten digital itu sah-sah saja karena memang seperti itulah manfaat internet, tapi konten-konten digital yang dibagikan itu bukan konten ilegal. Pemanfaatan internet dalam konteks ini jelas jelas salah secara hukum dan melanggar etika dalam menghargai usaha keras orang lain. Namun melihat realita yang ada saat ini tentu akan berbeda hukumnya, seperti negara kita Indonesia yang katanya “Negara hukum yang tidak pandai menghukum”.
Realitanya, kita melihat kita sendiri tidak bisa bebas dari yang namanya konten bajakan dan alasannya semua sudah tahu pasti yaitu tentang harga. Harga dari software, lagu, dan film yang kita unduh dan gunakan itu bisa mencapai jutaan dolar.jika kita ingin membeli yang asli atau berlisensi. Indonesia yang rata-rata penghasilan pendudukannya masih tergolong rendah tentu akan sangat sulit mewujudkan hal tersebut. Dengan kondisi seperti itulah maka seolah-olah semua sistem di Indonesia mulai mengkondisikan diri dengan adanya konten-konten ilegal yang bertebaran di Internet. Pengkondisian ini terlihat banyak terjadi di beberapa perusahaan ataupun toko-toko komputer yang menjual jasa penginstalan sistem operasi bagi para konsumennya. Karena tiap harinya kita dimanjakan dengan berbagai konten ilegal, maka pemanfaatan internet dalam hal tersebut terasa menjadi hal yang lumrah dan wajar sehingga mental bajakan pun terbentuk.
Lalu bagaimana solusinya ? Yang pertama jelas butuh kesadaran dari tiap individunya masing-masing. Yang kedua, paksakanlah diri kita untuk menggunakan konten konten digital yang gratis meskipun secara kualitas konten digital yang berbayar dan berlisensi lebih bagus dibandingkan konten-konten digital yang gratisan. Yang terakhir, ya tetap harus diusahakan bagaimanapun caranya, setidaknya kita berusaha mencari pengganti yang cukup sepadan dengan konten digital yang kita gunakan sebelumnya. Misal, kita dapat menggunakan Ubuntu sebagai pengganti OS Windows, OpenOffice sebagai pengganti MS Office. Catatan terakhir penutup artikel ini, kita mungkin saja masih bisa menggunakan konten-konten digital ( software ) bajakan selama konten tersebut membawa perubahan kemajuan yang signifikan terhadap pengembangan diri kita dan dirasa belum menemukan konten digital pengganti yang cocok, selain itu dikhawatirkan jika diganti dengan software lain justru akan membuat perubahan itu berjalan mundur. Jadi bijak-bijaklah dalam memilih menggunakan berbagai konten digital yang ada di internet.
Semoga Bermanfaat !
Quote:
[URL="http://mochammad-aditya-h-p.blog.ugm.ac.id/2012/03/07/mental-bajakan-sebuah-budaya-unik-dan-“eksotik“-di-negara-hukum-yang-tidak-pandai-menghukum/"]Sumber[/URL]
Quote:
Masalah Utama
Saat saya mencoba melakukan klarifikasi agar setidaknya menulis dengan lebih sopan, karena sejatinya sangat banyak di antara kita yang masih menggunakan sesuatu yang gratis. Tetapi perlu dibedakan antara sesuatu yang gratis ini dengan sesuatu yang di gunakan secara illegal. Karena menyangkut Hak Karya Cipta.
Tetapi justru yang saya dapat adalah penghapusan komentar dan pemblokiran dari sang penulis, yang sebenarnya saya sangat suka dengan gaya tulisannya yang baik dan selalu membaca karya-karyanya. Tetapi entah mengapa semua berubah setelah Negara Api Menyerang.
Ternyata, Penulis sebesar Tere Liye pun tidak mau di katakan ber-"Mental Bajakan"

Quote:
Kesimpulan
Quote:
Kritik dan Saran adalah sesuatu yang membangun, walaupun kita semua menyadari bahwa terkadang kita memang tidak suka di kritik oleh orang lain dengan alasan-alasan tertentu. Tetapi ini sebuah pelajaran yang cukup berharga, bahwasanya media sosial dan sejenisnya adalah sesuatu yang sangat cepat untuk di sampaikan ke orang lain di zaman yang serba digital ini. Jika kita salah dalam membuat sebuah tulisan atau menyampaikan sebuah informasi tanpa kita telaah terlebih dahulu, maka akan menjadi sebuah boomerang yang akan menyerang diri kita sendiri.
Quote:
Akhir Kata Saya Ucapkan


Diubah oleh amd.maniac 07-12-2015 15:24
0
4.8K
Kutip
52
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan