- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Indomie Vs Mie Sedap
TS
EOSGOD
Indomie Vs Mie Sedap
Quote:
Quote:
Spoiler for Sedikit Penjelasan Tentang ke2 Brand Ini:
Beberapa saat yang lewat, kita masih ingat dengan kasus yang masih gres sampai hari ini, yaitu persaingan Indomie melawan Mie Sedaap, pertarungan Godfather dunia mie melawan pendatang baru yang bahkan dulunya hanya sukses membuat sabun. Apa senjata andalan si penantang? Oh, ternyata si pendatang baru hanya berbekal kunci tiga jurus (mie goreng, soto dan ayam bawang, plus kari ayam yang baru muncul belakangan). Sebaliknya si Jawara alias Godfather sudah punya puluhan jurus dan senjata serta pengalaman malang melintang di dunia per-mie-an selama puluhan tahun.
Kasus ini mirip tapi beda ketika Indomie menekuk Unilever yang coba-coba mengajari konsumen menyenangi rasa bumbu spaghetti dengan rasa Mie & Me. Sontak saat itu Indomie bereaksi dengan mengeluarkan Chatz Mie. Saat itu banyak orang terbengong-bengong, ada apa dengan mie dengan rasa aneh yang bernama Chatz Mie, yang muncul setiap waktu di TV? Mie rasa ini kurang cocok dengan selera kebanyakan orang Indonesia, karena perolehan bagian pasarnya pun terbukti hanya satu dua persen, sangat sedikit dibanding Indomie secara keseluruhan. Tetapi ini kemudian dipahami sebagai bagian dari usaha Indomie mencegat Unilever masuk ke wilayah yang sudah dia kuasai lama, dunia mie instan.
Sekarang ini terjadi lagi pertarungan. Mie Sedaap dari produsen sabun yang membuat mie dengan hanya tiga jurus rasa, meluncurkan gebrakan jurus menohok masuk ke jantung Indomie. Si market challenger Wings Food menggunakan resep khas penantang seperti yang diajarkan di buku teks: harga lebih murah, mutu (seakan-akan) lebih tinggi, dan tentunya biaya besar untuk promosi.
Indomie sebagai si market leader merespon dengan Supermie Sedaap dan promosi beli 5 dapat 1. Tapi upaya ini tidak berhasil mencegah Mie Sedaap. Ini memang adalah strategi yang keliru. Supermie adalah merek yang sudah dikalahkan oleh Indomie, sudah kalah gengsi dimata konsumen. Mie Sedaap yang dihadapi jelas tidak selevel Supermie. Mie Sedaap dengan yakin mengobral keunggulan dengan menggembar-gemborkan rasa, dan itu dibuktikan oleh para juri AFI sebagai panelis rasa. Jadi mengapa Indomie tidak mengeluarkan saja satu merek baru, Mie Lezaat misalnya, yang memang premium dalam rasa dan harga, untuk memukul Mie Sedaap?
Masalahnya bukan pada customer satisfaction dari rasa dan mutu. Indomie punya mutu yang pasti lebih baik. Tepungnya, bumbunya, semua pasti yang terbaik, sebab dialah market leader dan tidak akan ada yang bisa menandingi mutunya. Dan bagi mereka, mengutak atik komponen rasa dan resep mie sudah seperti membalik telapak tangan. Ada yang berpendapat perbedaan Mie Sedap dengan Indomie hanyalah pada bawangnya dan mie-nya yang sedikit lebih kenyal. Ada yang bilang mie sotonya memang lebih enak Mie Sedaap, sedangkan mie gorengnya masih menang Indomie. Rasa ayam bawang sama-sama. Tapi soal rasa itu bukan hal sulit bagi Indomie, itu mainan dia sehari-hari.
Kasus ini mirip tapi beda ketika Indomie menekuk Unilever yang coba-coba mengajari konsumen menyenangi rasa bumbu spaghetti dengan rasa Mie & Me. Sontak saat itu Indomie bereaksi dengan mengeluarkan Chatz Mie. Saat itu banyak orang terbengong-bengong, ada apa dengan mie dengan rasa aneh yang bernama Chatz Mie, yang muncul setiap waktu di TV? Mie rasa ini kurang cocok dengan selera kebanyakan orang Indonesia, karena perolehan bagian pasarnya pun terbukti hanya satu dua persen, sangat sedikit dibanding Indomie secara keseluruhan. Tetapi ini kemudian dipahami sebagai bagian dari usaha Indomie mencegat Unilever masuk ke wilayah yang sudah dia kuasai lama, dunia mie instan.
Sekarang ini terjadi lagi pertarungan. Mie Sedaap dari produsen sabun yang membuat mie dengan hanya tiga jurus rasa, meluncurkan gebrakan jurus menohok masuk ke jantung Indomie. Si market challenger Wings Food menggunakan resep khas penantang seperti yang diajarkan di buku teks: harga lebih murah, mutu (seakan-akan) lebih tinggi, dan tentunya biaya besar untuk promosi.
Indomie sebagai si market leader merespon dengan Supermie Sedaap dan promosi beli 5 dapat 1. Tapi upaya ini tidak berhasil mencegah Mie Sedaap. Ini memang adalah strategi yang keliru. Supermie adalah merek yang sudah dikalahkan oleh Indomie, sudah kalah gengsi dimata konsumen. Mie Sedaap yang dihadapi jelas tidak selevel Supermie. Mie Sedaap dengan yakin mengobral keunggulan dengan menggembar-gemborkan rasa, dan itu dibuktikan oleh para juri AFI sebagai panelis rasa. Jadi mengapa Indomie tidak mengeluarkan saja satu merek baru, Mie Lezaat misalnya, yang memang premium dalam rasa dan harga, untuk memukul Mie Sedaap?
Masalahnya bukan pada customer satisfaction dari rasa dan mutu. Indomie punya mutu yang pasti lebih baik. Tepungnya, bumbunya, semua pasti yang terbaik, sebab dialah market leader dan tidak akan ada yang bisa menandingi mutunya. Dan bagi mereka, mengutak atik komponen rasa dan resep mie sudah seperti membalik telapak tangan. Ada yang berpendapat perbedaan Mie Sedap dengan Indomie hanyalah pada bawangnya dan mie-nya yang sedikit lebih kenyal. Ada yang bilang mie sotonya memang lebih enak Mie Sedaap, sedangkan mie gorengnya masih menang Indomie. Rasa ayam bawang sama-sama. Tapi soal rasa itu bukan hal sulit bagi Indomie, itu mainan dia sehari-hari.
SEJUJUR-JUJURNYA, AGAN LEBIH SUKA YANG MANA?
ATAU
TERNYATA INDOMIE LEBIH UNGGUL
Emang Lidah G bisa Bohong "kata2nya Sedap"
Emang Lidah G bisa Bohong "kata2nya Sedap"
0
222.5K
Kutip
3.7K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan