Menjelang pergelaran final piala presiden persib bandung melawan sriwijaya fc palembang.

Banyak kicauan kicauan hastag mengenai pertandingan final tersebut seperti #birukanjakarta #tolakpersibkejakarta #boikotfinal #makanyamasukfinal dan lain-lainnya yg tercium sangat jelas aroma permusuhan dari dua kubu suporter club bola itu.

Lalu timbul dibenak saya, ini yg mainkan persib lawan sriwijaya, kenapa jadi yang ribut persib sama persija.

Banyak yg bilang, panitia tournament tidak berfikir panjang karena mengadakan final di jakarta, karena yang masuk final persib yg notabene rival persija dan persija merasa sakit hati karena persib pernah menolak the jak nonton ke persib, intinya ada perjanjian islah yang sama-sama dikhianatin.

Terus kenapa ga ditempat lain, biar ga ribut.
FYI, daerah seperti sumatra sampai kalimantan itu masih ada asap dan untuk daerah lain saya kurang tau, tapi yang jelas sudah ada pertimbangan yang matang dari panitianya.

Bicara soal asap, dari banyak hastag yang beraroma rivalitas antara kedua kubu, the jak dan viking, sangat sedikit bahkan tidak ada yang membahas mengenai sriwijaya, asal agan agan tau, sumatra tempat club sriwijaya itu bernaung sedang ditimpah musibah nasional yang sudah banyak tersebar dimedia-media masa.

Menurut saya, yang asli orang sumatra, dari pada kalian persib dan persija sibuk meributkan hal hal yang menurut saya kekanak kanakan dan sudah pasti tidak mencerminkan kedewasaan suporter, mendingan kalian yang suka teriak di sosmed #melawanasap, sekarang adalah kesempatan kalian untuk melakukan tindakan nyata, seperti penggalangan dana mungkin untuk membantu korban asap melalu management sriwijaya atau paling minimal suport kami dengan tidak ribut dipertandingan finalnya.

Karena bagi kami warga sumatra, inilah salah satu hiburan kami, bisa melihat tim kesayangan kami bertanding di final di tengah-tengah kepungan asap di tanah kelahiran kami.
So, inilah akhir dari trit saya.
Cheeers