bujanglapuk.v2Avatar border
TS
bujanglapuk.v2
[Trid Sepi] Ternyata Jokowi TIDAK PERNAH Berkata Indonesia Masih Berhutang Ke IMF
Mantan Presiden SBY pada 28 April 2015 lalu mengkritisi persoalan utang luar negeri Indonesia, khususnya IMF. Pernyataan yang ia tulis di Facebook dan Twitter itu intinya membantah pernyataan Jokowi bahwa Indonesia masih punya utang ke IMF karena telah dilunasi pada 2006.

Orang-orang sibuk menanggapi menggunakan data dan bertengkar pakai angka. Tapi saya coba pakai analisa literal dulu, yakni mencermati kalimat per kalimat antara SBY dan Jokowi dalam konteks utang IMF ini.

MENGARTIKAN ‘KE SANA’

Tulisan SBY 90-95% isinya membahas tentang IMF, sisanya pembahasan utang luar negeri Indonesia secara umum. Ada 23 kata IMF di situ. Pada paragrap awal, SBY menulis, “Kemarin, tanggal 27 April 2015, harian Rakyat Merdeka memuat pernyataan Pak Jokowi yang intinya adalah Indonesia masih pinjam uang sama IMF

Dari Kokok Dirgantoro saya mendapatkan capture gambar asli berita Rakyat Merdeka yang dimaksud.



Dalam paragrap ketiga tertulis: Siapa yang anti (IMF)? Siapa? Kan kita masih minjem uang ke sana,” ucap Jokowi saat akan bertolak ke Malaysia di Bandara Halim Perdana Kusuma, kemarin.

Tanda kurung dalam penulisan berita adalah interpretasi penulis atau editor, ia bukan ucapan langsung Jokowi. Penulis dan editor dengan gampangnya memasukkan interpretasi IMF di situ. Dan tulisan ini yang dijadikan rujukan oleh SBY.

Dari Detik saya juga mendapatkan berita berjudul Ini Pernyataan Presiden Jokowi yang Dikoreksi SBY yang diliput di Halim. Kesimpulan saya, wartawan Detik dan Rakyat Merdeka mengutip dari pernyataan yang sama dan di saat yang sama pula.

Di berita Detik itu, dalam pernyataannya kepada wartawan Jokowi menyebut, “Siapa yang bilang anti? Siapa? Kita kan masih minjem ke sana”.

Jadi, sudah jelas IMF dalam berita Rakyat Merdeka itu interpretasi penulis dan editornya. Dan SBY sepakat dengan interpretasi itu. Sayangnya, itu interpretasi, bukan fakta.

Kata ‘ke sana’ juga harus diteliti. Apa maksud dari kata ‘ke sana’ ini?. Kalau merujuk berita Rakyat Merdeka, ‘ke sana’ bisa diartikan ke IMF karena wartawan/editor menginterpretasikan rangkaian kalimat tersebut dalam konteks IMF, karena mereka memasukkan kata IMF dalam tanda kurung di sana.

Dalam paragrap 1-3 berita di atas Detik menjelaskan bahwa wartawan bertanya dalam konteks pidato Jokowi di Konferensi Asia Afrika (KAA) 22 April 2015. Dalam pidatonya Jokowi mengajak negara-negara Asia Afrika tidak terlalu tergantung dengan IMF, World Bank dan ADB. Isi lengkap pidato tersebut bisa dilihat di sini.

Dalam pidato tersebut Jokowi hanya satu kali menyebut kata ‘IMF’, dan kata itu tidak berdiri sendiri. Kalimat lengkapnya adalah:
Ketidakadilan global juga terasa ketika sekelompok dunia enggan mengakui realita dunia yang telah berubah. Pandangan yang mengatakan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa diselesaikan oleh Bank Dunia, IMF dan ADB adalah pandangan yang usang yang perlu dibuang.”

Jadi, dalam pidato tersebut Jokowi tidak pernah menyebut ia anti IMF, anti Bank Dunia, IMF dan ABD, anti utang luar negeri, atau Indonesia tidak utang ke IMF.

Paragrap pada pidato itu lah yang menjadi konteks pertanyaan wartawan kepada Jokowi ketika ia berada di Halim 26 April. Jokowi tidak pernah menyebutkan “Kita kan masih minjem ke IMF”, tapi “Kita kan masih minjem ke sana”. Kata ‘ke sana’ yang diucapkan Jokowi berada dalam konteks paragrap pidato di atas.

Ini adalah blunder pertama SBY yang mengikuti interpretasi personal Rakyat Merdeka dan mengartikan ‘ke sana’ adalah ‘ke IMF’. Padahal secara literal dan eksplisit Jokowi tidak pernah mengucapkan ‘IMF’ atau ‘ke IMF’. Lalu mengapa SBY membahas IMF?

SBY PUN SEBENARNYA RAGU

Dalam tulisan SBY yang terdiri dari 635 kata itu, saya melihat SBY sebenarnya juga ragu dengan apa yang ia bahas. Ini terlihat di dua kalimat paragrap akhir. SBY menulis:
Jika yang dimaksudkan Presiden Jokowi, Indonesia masih punya utang luar negeri, itu benar adanya.”
Dan,
Tetapi, kalau yang dimaksudkan Pak Jokowi bahwa kita masih punya utang kepada IMF, hal itu jelas keliru.”

Jadi SBY pun sebenarnya sadar ia berada dalam pembahasan 2 konteks: utang luar negeri dan utang IMF. Lalu apa yang SBY yakini terhadap konten berita Rakyat Merdeka yang ia jadikan referensi itu? Jokowi mengatakan Indonesia masih punya utang luar negeri, atau Jokowi mengatakan Indonesia masih punya utang ke IMF?
SBY ragu, karena itu ia menulis dua kalimat di atas dengan mencantumkan kata ‘Jika’ dan ‘Kalau’.

MENARI DI ATAS GENDANGAN SBY

Bukti kata IMF dalam tanda kurung jelas adalah interpretasi, bukan fakta. Dan SBY setuju atau ‘terseret’ dalam interpretasi Rakyat Merdeka itu. Saya juga berpendapat SBY keliru mengartikan ‘ke sana’-nya Jokowi sebagai ‘ke IMF’. Bak menabuh gendang, SBY mendapatkan banyak penari, terutama mereka yang selama ini memiliki sentimen negatif pada Jokowi.

Saya sendiri tidak mau repot-repot dulu menganalisa topik ini pakai data ini dan itu, sebelum bisa dibuktikan bahwa yang dimaksud Jokowi adalah ‘IMF’ dan ‘ke sana’ itu adalah ‘ke IMF’ yang jadi pembahasan SBY. (*)

SUMBER


Ternyata SBY salah memahami maksud ucapan Jokowi. Sensitif banget sih SBY. emoticon-Cape d... (S)
Diubah oleh bujanglapuk.v2 29-04-2015 12:25
0
19.1K
380
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan