Kaskus

Entertainment

jempolandAvatar border
TS
jempoland
Gak Ngerokok Tetep Gak Kaya.
Sebagai thread pertama saya, mohon maaf jika ada kekurangannya karena saya yakin itu pasti ada. Terutama penempatan forum ntah sesuai thread atau tidak, serta penggunaan emot ditambah lagi saya pake hp. emoticon-Salaman

Oke marilah ane mulai. Thread ane ini bahas tentang rokok gan. Tapi bukan dari segi kesehatan seperti yang lagi hangat diperdebatkan oleh aktivis anti rokok vs perokok. Tapi dari segi lain yang sempat mengganjal dipikiran ane. "Oh iya, ya!" "Kok bisa?". Itu lah hal yang selalu terngiang ngiang di pikiran ane. Alhasil diem-diem ane bikin pengamatan sendiri. Adapun pengamatan ane tak sesuai atau agan tak setuju ya maaf dan itu wajar. emoticon-Sorry

Semua berawal ketika sekitar tahun 2010 gan. Di mana saat itu betapa populernya sosial media FB. Ane pun mulai berjelajah ke fans page-fans page. Terutama fans page humor. Pikiran itu muncul ketika ane baca salah satu post humor tentang rokok. Kurang lebih seperti inilah postnya.

Ada dua orang di halte yang tengah menunggu bis atau angkot, yang satu perokok yang satu tidak. Sang perokok yang sedang merokok menawari rokok ke pria yang tidak merokok tadi. Hingga terjadilah dialog di antara mereka.

P   : Perokok yang masih muda.
B  : Bukan Perokok separuh baya.

P  : Mau rokok Pak?
B  : Tidak merokok mas, terima kasih.
P  : Oh, ya sudah pak.
B  : Mas merokok habis berapa mas sehari?
P  : yah ga tentu, sekitar sebungkus lah.
B  : emang rokok sebungkus harganya berapa?
P  : sebungkus 12 ribu rupiah pak.
B  : coba mas bayangkan, mas merokok 1 bungkus sehari. 1 tahun ada 365 hari. Jadi mas dalam 1 tahun menghabiskan uang 12ribu x 365 = 4.380.000 rupiah mas.
P  : .... (diam)
B  : Itu 1 tahun mas, kalo 20 tahun mas merokok menghabiskan uang 4.380.000 x 20 = 87.600.000 rupiah mas.
P  : .... (diam)
B  : Woow ...!! (dengan muka senang seakan menang lotre), dalam 20 tahun duit merokok mas bisa membeli mobil.
P  : Terus mobil bapak mana???.
B  : .................. (diam)

Dari cerita di atas ane tertawa terbahak-bahak gan emoticon-Ngakak . Sebuah lelucon yang lucu sekali. Tapi setelah selesai ketawa ane pun berpikir dan terus terbayang-bayang gan. Akhirnya ane amatin temen nongkrong ane. Kebetulan setiap temen nongkrong ane ada satu anak laki yang gak ngerokok. Ane amatin aja gan, setelah pengamatan ane pun ketawa-ketawa sendiri dalam hati. Karena rokok gak rokok duit jajan sama-sama abis. Nah berikut ini alasan kenapa meskipun gak rokok tetep gak kaya atau minimal punya mobil. Karena secara logika perincian perhitungan dialog si bapak di atas sangatlah masuk akal. Ini opini saya. emoticon-Ngakak

> OPINI
Gak Ngerokok Tetep Gak Kaya.



Opini ini hasil dari kehidupanku sendiri jadi kalo opini kamu berbeda ya wajar kehidupan kita kan berbeda. Sekarang kenapa bisa ya!. ya saat nongkrong atau kegiatan ngumpul bersama teman selalu kejumpai salah satu atau sebagian teman yang tidak merokok. Baik teman nongkrong, sekolah, atau teman rumah. Misal temanku yang tak merokok tadi kita sebut saja namanya Budi. Tempat favorit aku sebagai perokok pastilah warung kopi. Jadi mau tak mau si Budipun ikut nongkrong, tapi bisa saja dia ga ikut kalo dia ingin disebut pemberontak. Saat nongkrong pastilah aku dan teman-teman memesan kopi termasuk si budi. Ya yang namanya nongkrong pasti ngobrol ngalur ngidul sambil ngerokok. Disinilah hebatnya perokok saat sedang merokok jarang sekali ingin makan-makan atau nyemil apalagi saat asik ngobrol. Bahkan hampir semua perokok saat nongkrong andai disuruh memilih makanan atau pilih rokok, 98% perokok lebih milih rokok. Karena saat ngobrol atau nongkrong akan hambar rasanya tanpa rokok bagi perokok. Nongkrong 2-3 jam rata-rata atau normalnya perokok menghabiskan 3-4 batang. Jadi saat nongkrong hanya menghabiskan  4 x 1.000 =  4.000 untuk rokok ditambah 1.500 untuk kopi, yah 5.500 untuk perokok. Sekarang bagaimana nasib yang tidak merokok?, atau temen saya yang kita sebut si budi tadi. Ya namanya nongkrong dari pengalamanku tipe kayak si budi ini suka jajan untuk pengganti rokok. Misalkan pengalamanku yang suka nongkrong di warkop yang menjual aneka makanan. Ada mie ayam, nasi kucing, nasi goreng, dll. Teman saya si budi suka memesan makanan, kami perokok saat sudah memegang rokok lebih kuat iman saat melihat makanan jadi ga kepengen. Jadi berapa yang harus dikeluarkan yang bukan perokok atau si Budi?, mie ayam / makanan  5.000 ditambah gorangan / kerupuk 1.000 sekali makan 6.000 . Saat melajutkan ngobrol sering sekali sambil nyemil gorengan / kerupuk 1.000 jadi jumlah 7.000 belum lagi kopi / minuman yang dipesan 1.500 . total yang dihabiskan 8.500 rupiah. Bandingkan perokok 5.500 rupiah dan bukan perokok 8.500 rupiah.

Padahal yang aku jelaskan tadi adalah nongkrong di warkop yang bisa di kategorikan irit kantong. Bagaimana seandainya nongkrong di tempat yang lebih berkelas sedikit. Seperti pengalamanku saja, nongkrong di cafe kecil terbuka yang membolehkan merokok. Sebenarnya yang aku pesan sama kopi namun karena tempatnya cafe yang bersih harganya berbeda jadi 3.000 . perokok sedikit beruntung karena rokok tetap harga normal karena sudah bawa sendiri, jadi total nongkong habis minuman ditambah rokok 4 batang total 7.000 rupiah bagi perokok. Nah sekarang bagaimana nasib si Budi atau bukan perokok tadi. Meski yang di pesan sama namun harga sangat lah berbeda jauh. Oke mari kita hitung, dia memesan mie / makanan kalau dalam cafe kecil pengalaman satu porsi rata-rata 10.000 itu menu biasa ditambah krupuk harga tetep sama 1.000 cuma namanya cafe isinya agak sedikit. Jadi 11.000 sekali makan. ditambah krupuk 1.000 buat ngobrol dan minumannya 3.000 habislah 15.000 si Budi. Bandingkan 7.000 rupiah untuk perokok dan 15.000 rupiah bagi si Budi atau bukan perokok. Padahal itu hanya cafe kecil bagaimana dengan tempat nongkrong yang lebih berkelas lagi? bisa dibayangkan bukan!. Itulah kenapa temen saya si Budi atau yang bukan perokok saat budget tipis agak susah kalo di ajak nongkrong ke warkop atau tempat-tempat makanan. Apalagi kalo budget hanya cukup untuk minuman, si Budi lebih memilih untuk pulang dengan berbagai alasan. Sedangkan perokok walau budget hanya untuk kopi nongkrong tenang rokok bisa minta atau dikasih. Bahkan tanpa budget kopipun bisa joinan dan rokok dikasih. Nah bagaimana si Budi? minta rokok ga mungkin karena bukan perokok, apalagi ampe minta dibayarin makan dan minuman pastilah si Budi malu atau tak enak hati.

Yah demikianlah pengamatan ane terhadap temen ane yang bukan perokok. Kalau ada opini berbeda bisa gan ditulis. Oh iya soal post cerita lucu dan opini kenapa pakai bahasa berbeda karena itu boleh kopas dari sini [spoiler=Perokok dan Bukan Perokok Sama Boros [url]http://pengamaldoa.blogspot.com/2014/01/saat-ini-musim-hujan-dan-dimana-mana.html][/spoiler][/url] . Itu blog ane juga gan yang ane post tahun lalu. Ane males nulis jadi ane kopas aja. emoticon-Ngakak

Demikianlah opini ane gan sebuah opini dari penelitian yang belum teruji ITB dan IPB. Akhir kata maaf kalau ada salah-salah kata. emoticon-Maaf Agan
0
5.2K
64
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan