- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Memahami Pengertian AGREGAT dalam sepak bola


TS
wahyuanalista
Memahami Pengertian AGREGAT dalam sepak bola
Quote:
Pernahkah Anda mendengar istilah Agregat dalam dunia sepak bola?
Yang masih hangat2nya pertandingan tadi pagi (15-03-2013) antara inter milan vs tottenham hotspur (4 - 1) (Piala Eropa) menang inter milan (di kandang inter milan)...tetapi yang lolos tottenham hotspur...karena pertandingan sebelumnya di kandang tottenham hotspur..inter milan kalah (0 - 3)..sehingga agregatnya (4 - 4)...sebelum score 4 - 1..inter milan sudah mencetak 3 - 0 dulu sampai pertandingan berakhir 2 x 45 (tambah injury time)..di lanjutkan dengan extra time (2 x 15)..tottenham hotspur berhasil mencetak gol di waktu extra time (3 - 1) walaupun inter milan juga menambah gol juga di waktu extra time (4 - 1)..yang lolos adalah tottenham hotspur walaupun score agregatnya (4 - 4) imbang tidak di lakukan adu pinalti (adu pinalti terjadi jika tottenham hotspur dan inter milan tidak mencetak gol selama waktu extra time agregatnya 3 - 3 baru terjadi adu pinalti)..karena tottenham hotspur berhasil mencetak gol di kandang inter milan..sedangkan inter milan tidak mencetak gol di kandang tottenham hotspur
Yang masih hangat2nya pertandingan tadi pagi (15-03-2013) antara inter milan vs tottenham hotspur (4 - 1) (Piala Eropa) menang inter milan (di kandang inter milan)...tetapi yang lolos tottenham hotspur...karena pertandingan sebelumnya di kandang tottenham hotspur..inter milan kalah (0 - 3)..sehingga agregatnya (4 - 4)...sebelum score 4 - 1..inter milan sudah mencetak 3 - 0 dulu sampai pertandingan berakhir 2 x 45 (tambah injury time)..di lanjutkan dengan extra time (2 x 15)..tottenham hotspur berhasil mencetak gol di waktu extra time (3 - 1) walaupun inter milan juga menambah gol juga di waktu extra time (4 - 1)..yang lolos adalah tottenham hotspur walaupun score agregatnya (4 - 4) imbang tidak di lakukan adu pinalti (adu pinalti terjadi jika tottenham hotspur dan inter milan tidak mencetak gol selama waktu extra time agregatnya 3 - 3 baru terjadi adu pinalti)..karena tottenham hotspur berhasil mencetak gol di kandang inter milan..sedangkan inter milan tidak mencetak gol di kandang tottenham hotspur
Quote:
Peraturan gol tandang adalah suatu aturan khusus dalam turnamen sepak bola sistem gugur. Aturan ini berlaku jika terjadi seri pada gabungan hasil 2 pertandingan kandang dan tandang (gabungan hasil ini disebut agregat). Dalam keadaan ini tim yang maju ke babak berikutnya adalah tim yang lebih banyak mencetak gol di kandang lawan (tandang)
Bagaimana asal-usul istilah agregat yang berkonotasi ‘totalitas’ ini muncul dan kemudian merasuk ke dalam dunia sepak bola?
Kata agregat dapat dijabarkan dari bentuk bahasa Latin grex yang berarti ‘sekumpulan, sekawanan’. Berpijak dari akar kata ini, kita kemudian mendapatkan beberapa makna dari aggregate.
Mulanya kata ini menyeruak terutama dalam bidang konstruksi di lingkungan penutur bahasa Inggris mengacu pada bahan-bahan mineral tidak bergerak, misalnya pasir, debu, batu, kerikil, pecahan batu yang bercampur semen, kapur, atau bahan aspal untuk mengikat campuran itu menjadi seperti beton. Dalam perkembangannya, penggunaan kata atau istilah ini mengalami perluasan.
Ketika kita menghimpun benda atau sesuatu yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan, kita seakan menyusun sebuah gundukan atau tumpukan, di mana ujung tumpukan berasosiasi dengan pencapaian. Proses pengumpulan inilah yang disebut agregat.
Dari sinilah kemudian ranah sepak bola mengadopsi istilah ini ketika masing-masing tim mendapatkan home advantage untuk menggelar pertandingan.
Agregat sendiri mempunyai arti Penggabungan 2 hasil pertandingan kandang & lawan, Tim yang dinyatakan maju ke babak berikutnya adalah Tim yang lebih banyak mencetak gol di kandang lawan.
Bila masih bingung kita pakai ilustrasi timnas kita INDONESIA
Leg I Stadion Santiago Bernabeu
SPANYOL 1-0 INDONESIA
Leg II Stadion GBK
INDONESIA 2-1 SPANYOL
Agregat 2-2.
Dalam hal ini Spanyol dinyatakan lolos ke babak berikutnya meskipun ketika bermain di kandang Indonesia, Spanyol mengalami kekalahan.
Hal ini terjadi karna Spanyol sukses mengamankan gawang mereka dari kebobolan sewaktu bermain di kandang sendiri dengan hasil 1-0, dan Spanyol juga mampu mencuri 1 gol di kandang Indonesia.
Lalu, bagaimana dengan nasib Indonesia? yah mau gimana lagi? kan cuma contoh. (berharap Indonesia masuk world cup)
Dalam contoh ini Indonesia dianggap kalah karna tidak mampu mencetak gol dikandang Spanyol, dan sebaliknya, Spanyol malah mampu mencuri gol di kandang Indonesia.
Lalu bagaimana jika di Santiago Bernebeu atau di Leg Pertama Indonesia bermain imbang 2-2, sedangkan di Jakarta juga Bermain imbang 7-7.
Jawabanya ya tetap Spanyol yang lolos karna mencetak gol tandang lebih banyak dari Indonesia.
Lalu, ketika laga Tandang & Kandang, kok pernah juga ada adu Penalti, nah tu bagaimana coba?
Hal itu terjadi karena kedua Tim sama-sama mencetak gol yang berimbang pada ke dua laga.
Contohnya, Indonesia dan Spanyol bermain imbang 1-1 di Stadion GBK, dan bermain imbang 1-1 lagi di Stadion Santiago Bernabeu
Eh, kemaren Indonesia menang 0-1 di Stadion , tetapi kalah 1-0 di Stadion GBK, tapi kok juga dilakukan adu Penalti?
Iya, sama saja, kan Spanyol hanya mampu mencetak 1 gol ke gawang Indonesia, dan Indonesia pun juga hanya mampu mencetak 1 gol ke gawang Spanyol.
Nah biar lebih paham lagi, begini kesimpulanya bila Sebuah Tim bermain menggunakan Sistem agregat.
"Sebuah Tim tidak akan berarti apa-apa bila lebih banyak kebobolan di kandang sendiri, meskipun mereka juga mampu mencetak gol di kandang sendiri, tetapi tidak mampu mencuri gol di kandang lawan, tetapi sebaliknya, Sebuah Tim akan lolos jika jumlah gol tandang mereka lebih banyak dari jumlah kebobolan mereka di kandang sendiri
Bagaimana asal-usul istilah agregat yang berkonotasi ‘totalitas’ ini muncul dan kemudian merasuk ke dalam dunia sepak bola?
Kata agregat dapat dijabarkan dari bentuk bahasa Latin grex yang berarti ‘sekumpulan, sekawanan’. Berpijak dari akar kata ini, kita kemudian mendapatkan beberapa makna dari aggregate.
Mulanya kata ini menyeruak terutama dalam bidang konstruksi di lingkungan penutur bahasa Inggris mengacu pada bahan-bahan mineral tidak bergerak, misalnya pasir, debu, batu, kerikil, pecahan batu yang bercampur semen, kapur, atau bahan aspal untuk mengikat campuran itu menjadi seperti beton. Dalam perkembangannya, penggunaan kata atau istilah ini mengalami perluasan.
Ketika kita menghimpun benda atau sesuatu yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan, kita seakan menyusun sebuah gundukan atau tumpukan, di mana ujung tumpukan berasosiasi dengan pencapaian. Proses pengumpulan inilah yang disebut agregat.
Dari sinilah kemudian ranah sepak bola mengadopsi istilah ini ketika masing-masing tim mendapatkan home advantage untuk menggelar pertandingan.
Agregat sendiri mempunyai arti Penggabungan 2 hasil pertandingan kandang & lawan, Tim yang dinyatakan maju ke babak berikutnya adalah Tim yang lebih banyak mencetak gol di kandang lawan.
Bila masih bingung kita pakai ilustrasi timnas kita INDONESIA
Leg I Stadion Santiago Bernabeu
SPANYOL 1-0 INDONESIA
Leg II Stadion GBK
INDONESIA 2-1 SPANYOL
Agregat 2-2.
Dalam hal ini Spanyol dinyatakan lolos ke babak berikutnya meskipun ketika bermain di kandang Indonesia, Spanyol mengalami kekalahan.
Hal ini terjadi karna Spanyol sukses mengamankan gawang mereka dari kebobolan sewaktu bermain di kandang sendiri dengan hasil 1-0, dan Spanyol juga mampu mencuri 1 gol di kandang Indonesia.
Lalu, bagaimana dengan nasib Indonesia? yah mau gimana lagi? kan cuma contoh. (berharap Indonesia masuk world cup)

Dalam contoh ini Indonesia dianggap kalah karna tidak mampu mencetak gol dikandang Spanyol, dan sebaliknya, Spanyol malah mampu mencuri gol di kandang Indonesia.
Lalu bagaimana jika di Santiago Bernebeu atau di Leg Pertama Indonesia bermain imbang 2-2, sedangkan di Jakarta juga Bermain imbang 7-7.
Jawabanya ya tetap Spanyol yang lolos karna mencetak gol tandang lebih banyak dari Indonesia.
Lalu, ketika laga Tandang & Kandang, kok pernah juga ada adu Penalti, nah tu bagaimana coba?
Hal itu terjadi karena kedua Tim sama-sama mencetak gol yang berimbang pada ke dua laga.
Contohnya, Indonesia dan Spanyol bermain imbang 1-1 di Stadion GBK, dan bermain imbang 1-1 lagi di Stadion Santiago Bernabeu
Eh, kemaren Indonesia menang 0-1 di Stadion , tetapi kalah 1-0 di Stadion GBK, tapi kok juga dilakukan adu Penalti?
Iya, sama saja, kan Spanyol hanya mampu mencetak 1 gol ke gawang Indonesia, dan Indonesia pun juga hanya mampu mencetak 1 gol ke gawang Spanyol.
Nah biar lebih paham lagi, begini kesimpulanya bila Sebuah Tim bermain menggunakan Sistem agregat.
"Sebuah Tim tidak akan berarti apa-apa bila lebih banyak kebobolan di kandang sendiri, meskipun mereka juga mampu mencetak gol di kandang sendiri, tetapi tidak mampu mencuri gol di kandang lawan, tetapi sebaliknya, Sebuah Tim akan lolos jika jumlah gol tandang mereka lebih banyak dari jumlah kebobolan mereka di kandang sendiri
Spoiler for "Agregat yang menyakitkan":
1.BAYERN MUNICH 12-1 SPORTING LISBON (2008-09)
Bayern mencetak empat gol di babak kedua pada leg pertama di babak 16 besar saat menghadapi Sporting Lisbon. Franck Ribery lebih dulu mencetak satu gol di babak pertama sebelum mengamuk di 45 menit kedua.
Di leg kedua di Munich, hasilnya jauh lebih buruk bagi skuad asuhan Paulo Bento. Skor 7-1 menjadi hasil akhir laga tersebut. Secara agregate, Bayern menang meyakinkan dengan skor 12-1, yang menjadi marjin selisih gol terbesar di era Liga Champions sampai saat ini.
2.LYON 10-2 WERDER BREMEN (2004-05)
Di edisi 2004/05, Lyon sudah menunjukkan tanda-tanda menang dengan skor telak saat menang 3-0 di pertemuan pertama di Weserstadion kala dijamu Werder Bremen. Padahal tim tuan rumah mengendalikan jalannya pertandingan sepanjang 90 menit laga.
Di Stade Gerland, segalanya menjadi lebih parah bagi Bremen. Di 30 menit pertama, tiga gol sudah bersarang ke gawang tim Bundesliga Jerman tersebut, sekaligus mengubur kans menembus babak selanjutnya.
Namun Bremen terus berjuang dan akhirnya menuntaskan laga dengan memasukkan dua gol, tapi juga kemasukan empat gol tambahan. Skor akhir 7-2, atau 10-2 secara agregate.
Sayangnya, di perempat-final, Lyon kalah dalam adu tos-tosan melawan PSV Eindhoven. Tragis.
3.BARCELONA 10-2 BAYER LEVERKUSEN (2011-12)
Kemenangan dengan skor besar juga dicatat Barcelona. Dan, beruntungnya kita, momen tersebut terjadi di musim ini, kala sang juara bertahan menghadapi Bayer Leverkusen di babak 16 besar.
Di Bay Arena, Barcelona menang dengan skor 3-1, memposisikan klub Spanyol itu dalam pole position untuk lolos ke babak perempat-final.
Dan Di Nou Camp, Barcelona benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai salah satu kandidat juara musim ini. Mengandalkan pemain terbaik dunia Lionel Messi, gawang Leverkusen dipermak tujuh gol berbalas satu. Messi sendiri mencetak lima gol di laga tersebut.
4.REAL MADRID 8-2 APOEL NICOSIA (2011-12)
Dan dinihari tadi, Real Madrid memposisikan diri mereka masuk dalam tim yang bisa mencatat kemenangan dengan skor besar dalam laga dua leg di fase gugur Liga Champions. Korbannya adalah APOEL Nicosia.
Tim Siprus itu sudah kalah 3-0 di kandang sendiri minggu lalu. Kans mereka membalas di Santiago Bernabeu terbilang kecil.
Benar saja, Cristiano Ronaldo dkk menggila di depan pendukung mereka sendiri. Ronaldo, Kaka, Jose Callejon dan Angel Di Maria menjadi pemain yang melesakkan bola bergantian untuk membawa timnya unggul 5-2, atau 8-2 secara agregate.
5.BAYERN MUNICH 7-1 BASEL (2011-12)
Masih di musim ini, Bayern sempat kalah di leg pertama di St Jakob Park, saat dijamu Basel. Tapi pembalasan telak ditunjukkan skuad Jupp Heynckes di Allianz Arena pada leg kedua.
Mario Gomez yang menjadi salah satu aktor utama mengubur kans Basel dengan memetik kemenangan meyakinkan 7-0.
Bayern kini menatap lurus kesempatan bermain di final Liga Champions musim ini, yang akan dilangsungkan di stadion kebanggaan mereka. Untuk bisa sampai di sana, Bayern masih harus menaklukkan Real Madrid di semi-final
Bayern mencetak empat gol di babak kedua pada leg pertama di babak 16 besar saat menghadapi Sporting Lisbon. Franck Ribery lebih dulu mencetak satu gol di babak pertama sebelum mengamuk di 45 menit kedua.
Di leg kedua di Munich, hasilnya jauh lebih buruk bagi skuad asuhan Paulo Bento. Skor 7-1 menjadi hasil akhir laga tersebut. Secara agregate, Bayern menang meyakinkan dengan skor 12-1, yang menjadi marjin selisih gol terbesar di era Liga Champions sampai saat ini.
2.LYON 10-2 WERDER BREMEN (2004-05)
Di edisi 2004/05, Lyon sudah menunjukkan tanda-tanda menang dengan skor telak saat menang 3-0 di pertemuan pertama di Weserstadion kala dijamu Werder Bremen. Padahal tim tuan rumah mengendalikan jalannya pertandingan sepanjang 90 menit laga.
Di Stade Gerland, segalanya menjadi lebih parah bagi Bremen. Di 30 menit pertama, tiga gol sudah bersarang ke gawang tim Bundesliga Jerman tersebut, sekaligus mengubur kans menembus babak selanjutnya.
Namun Bremen terus berjuang dan akhirnya menuntaskan laga dengan memasukkan dua gol, tapi juga kemasukan empat gol tambahan. Skor akhir 7-2, atau 10-2 secara agregate.
Sayangnya, di perempat-final, Lyon kalah dalam adu tos-tosan melawan PSV Eindhoven. Tragis.
3.BARCELONA 10-2 BAYER LEVERKUSEN (2011-12)
Kemenangan dengan skor besar juga dicatat Barcelona. Dan, beruntungnya kita, momen tersebut terjadi di musim ini, kala sang juara bertahan menghadapi Bayer Leverkusen di babak 16 besar.
Di Bay Arena, Barcelona menang dengan skor 3-1, memposisikan klub Spanyol itu dalam pole position untuk lolos ke babak perempat-final.
Dan Di Nou Camp, Barcelona benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai salah satu kandidat juara musim ini. Mengandalkan pemain terbaik dunia Lionel Messi, gawang Leverkusen dipermak tujuh gol berbalas satu. Messi sendiri mencetak lima gol di laga tersebut.
4.REAL MADRID 8-2 APOEL NICOSIA (2011-12)
Dan dinihari tadi, Real Madrid memposisikan diri mereka masuk dalam tim yang bisa mencatat kemenangan dengan skor besar dalam laga dua leg di fase gugur Liga Champions. Korbannya adalah APOEL Nicosia.
Tim Siprus itu sudah kalah 3-0 di kandang sendiri minggu lalu. Kans mereka membalas di Santiago Bernabeu terbilang kecil.
Benar saja, Cristiano Ronaldo dkk menggila di depan pendukung mereka sendiri. Ronaldo, Kaka, Jose Callejon dan Angel Di Maria menjadi pemain yang melesakkan bola bergantian untuk membawa timnya unggul 5-2, atau 8-2 secara agregate.
5.BAYERN MUNICH 7-1 BASEL (2011-12)
Masih di musim ini, Bayern sempat kalah di leg pertama di St Jakob Park, saat dijamu Basel. Tapi pembalasan telak ditunjukkan skuad Jupp Heynckes di Allianz Arena pada leg kedua.
Mario Gomez yang menjadi salah satu aktor utama mengubur kans Basel dengan memetik kemenangan meyakinkan 7-0.
Bayern kini menatap lurus kesempatan bermain di final Liga Champions musim ini, yang akan dilangsungkan di stadion kebanggaan mereka. Untuk bisa sampai di sana, Bayern masih harus menaklukkan Real Madrid di semi-final
Spoiler for "buka":
Smoga bermanfaat informasinya





4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
78K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan