- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Gosip Nyok!
Gameloft Jogja digrebek?


TS
mat_indon
Gameloft Jogja digrebek?
Gan, ane barusan dapat berita dari temen di whatsapp group kalo Gameloft Jogja digrebek sehubungan razia judi online.
Apa berita ini beneran? update: confirmed, lihat berita Tribun dan MetroTV di bawah.
Ini bukan film, gan!!

buat agan2 yang belum tahu ttg Gameloft bisa liat trit ini
sumber tambahan: https://twitter.com/WVLV:
update dari agan2:
masuk gamesinasia.com juga gan: http://id.gamesinasia.com/diduga-seb...ek-kepolisian/
Gameloft Digerebek, Bos Sebut Polisi Salah Paham
TEMPO.CO, Yogyakarta - General Director Gameloft Indonesia dari Rumania, Andrei Lascu menyatakan polisi salah paham ketika menggerebek Gameloft, kantor perusahaan game online yang beralamat di Jalan Hos Cokroaminoto 73, Yogyakarta. Polisi menggerebek gameloft atas tuduhan praktek judi online pada Senin, 10 November 2014.
Andrei melalui surat elektronik yang ia kirim ke Tempo, Senin malam, 10 November membantah tuduhan itu. "Polisi mendatangi kantor dan mereka sangat salah paham," kata Andrei.
Menurut dia, polisi sangat miskin informasi ihwal Gameloft. Polisi tidak tahu siapa pengelola Gameloft dan bagaimana mereka menjalankan bisnisnya di Yogyakarta. Gameloft merupakan penyedia dan pengembang game yang kantornya berpusat di Paris, Perancis.
Perusahaan game raksasa ini tersebar setidaknya di 28 negara di seluruh dunia. Michel Guillemot mendirikan Gameloft sejak tahun 1999. "Kami tidak menjalankan game untuk berjudi," kata Andrei.(Baca : Geo Pet Saga Ingin Rebut Pasar Potensial Indonesia)
Gameloft, kata dia berencana untuk bertemu dengan walikota Yogyakarta dan kepala kepolisian resor Kota Yogyakarta untuk meminta penjelasan perihal insiden itu. Andrei menyayangkan insiden itu. Bagi dia, insiden itu tidak bisa diterima karena merupakan bentuk tekanan dan cara-cara agresif terhadap investor.
Studio Gameloft di Yogyakarta telah merekrut setidaknya ada 600 pekerja. Perusahaan game itu berinvestasi ke Yogyakarta karena orang-orang Yogyakarta mereka nilai pandai membuat desain seni kreatif. "Usaha kami terus tumbuh. Karyawan kami orang muda yang bekerja secara profesional," kata dia.
Gameloft kini sedang memproses dana investasi senilai 1 juta US$ untuk mengembangkan bisnisnya di Yogyakarta. Gameloft di Indonesia saat ini berkantor di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Perusahaan ini ada di Indonesia sejak empat tahun lalu. Hampir setiap tahun, perusahaan ini merilis 15-20 game terbaru yang bisa diunduh melalui perangkat teknologi.
Mereka bekerja sama dengan sejumlah perusahaan, seperti Google, Microsoft, dan Android. "Aplikasi game kami rancang mudah untuk semua orang," kata dia.
UPDATE LAGI GAN
Dikira tempat judi online, kantor gameloft digerebek polisi
Merdeka.com - Kantor developer game, Gameloft yang terletak di jalan HOS Cokroaminoto No 73, digerebek polisi lantaran diduga game center yang dijadikan tempat perjudian online, Senin (10/11) siang sekitar pukul 12.00 WIB. Penggerebekan tersebut pun sempat memanas karena terjadi pemukulan oleh aparat kepada satpam kantor Gameloft.
Menurut HRM Gameloft, Putra Dia, saat itu seorang anggota polisi yang menggunakan pakaian preman masuk ke dalam kantor namun dicegah oleh Ponijan, satpam kantor Gameloft. Ponijan kemudian menanyakan surat penggeledahan dari polisi. Namun karena tidak bisa menunjukkan, aparat itu justru memukul Ponijan.
"Di kantor kami tidak sembarang orang bisa masuk, bahkan satpam saja tidak boleh karena ada prototipe yang tidak boleh dilihat orang. Jadi ketika ada anggota polisi tanpa surat tugas mau masuk tidak diperbolehkan oleh satpam," kata Putra seusai menemui wali kota Yogya, Haryadi Suyuti untuk membahas kasus salah gerebek tersebut di balai kota, Selasa (11/11).
Tak lama setelah kejadian pemukulan, sekitar 10 polisi berseragam datang dengan membawa surat penggeledahan. Saat itulah polisi kemudian masuk ke kantor Gameloft dan melakukan penggeledahan.
"Setelah itu baru ada yang menyusul sekitar 10 polisi dengan membawa surat penggeledahan," ujar Putra.
Sementara itu, Studio Manager Gameloft, Andrei Vladimir Lascu mengaku bahwa kejadian tersebut merupakan kesalahpahaman dari pihak kepolisian. Semula polisi mengira jika kantor Gameloft adalah game center dan tempat judi online.
Meski demikian Andrei tidak lagi mempermasalahkan kejadian tersebut. Dia juga sudah memaafkan dan menerima permintaan maaf dari polisi.
"Saya kira ini hanya salah paham saja, saya sudah memaafkan. Mereka hanya ingin mengecek apakah semua yang ada di dalam kantor itu legal," pungkas Andrei.
[hhw]
Tapi ada juga yang bilang Gameloft pantas digrebek gan:
Pendapat kaskuser terpilih:
Moral story:
Jika kita mendengar berita atau isu, mari kita biasakan tabayyun dulu.
Jangan main pukul orang yaaa...
Setidaknya tanya mbah Google terlebih dulu. Kalo gaptek ya sudah nggak usah nanya mbah Google. Tanya baik2 satpamnya dulu, jangan main pukul dulu ya pak...
Apa berita ini beneran? update: confirmed, lihat berita Tribun dan MetroTV di bawah.
Ini bukan film, gan!!

buat agan2 yang belum tahu ttg Gameloft bisa liat trit ini
Spoiler for sumber WA:

sumber tambahan: https://twitter.com/WVLV:
Spoiler for twitter:
Quote:
Barusan tempat kerja saya didatangi sejumlah aparat. Dan sekali lagi, mereka nuduh tempat kerja ini adalah game center dan berhadiah.. T_T
Quote:
Sayangnya, sempat ada insiden pemukulan terhadap salah satu petugas keamanan tempat saya bekerja. Mereka kasar sekali.. T_T
Quote:
Dan, yang dituduhkan tidak terbukti.. T_T
Quote:
A: Ini lg apa? | B: Lg kerja pak.. | A: Kok maen game? | B: Kami bikin game pak.. | A: Hadiahnya apa? | B: Kami kerja pak.. T_T
Quote:
Ada rumor, bahwa tempat ini dituduh sebagai tempat judi elektronik.. T_T
Quote:
Bukan saya membela serta merta tempat saya kerja, tapi.. klo tuduhannya seperti itu.. itu.. aduh.. pathetic you know.. T_T
Quote:
Malu saya..
Quote:
Tur ngantemi satpam e barang kui lho. Kriminal itu..
update dari agan2:
Quote:
Spoiler for berita Tribunnews:
Ups Polisi Salah Gerebek
Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kali ini Tim gabungan dari Polresta Yogyakarta dan Polsekta Wirobrajan dibuat gigit jari. Untuk memerangi perjudian online, polisi justru menggerebek perusahaan pengembang game, Gameloft di Kantor Studio 2 Wirobrajan Yogyakarta, Senin (10/11/2014).
Penggrebekan dilakukan sekitar pukul 13.00 WIB. Sejumlah polisi berpakaian preman dengan upaya paksa hendak masuk ke kantor perusahaan game ternama itu, bahkan polisi tidak menghiraukan upaya anggota satpam untuk melapor ke penanggungjawab perusahaan.
Tak lama kemudian, polisi berpakaian dinas kemudian menyusul masuk ke dalam ruang kerja perusahaan game ternama itu. Tak ayal, kedatangan polisi ini sempat menghebohkan para karyawan yang tengah bekerja.
Kedatangan polisi ini ditengarai adanya informasi bahwa di kantor perusahaan pengembang video games ini menjadi ajang perjudian online yang tengah marak di Kota Gudeg. Namun, polisi yang melakukan penyisiran, akhirnya tidak menemukan dugaan perjudian online.
Kapolsekta Wirobrajan, Kompol Aryuniwati membenarkan adanya penggerebekan dadakan tersebut di Ruang Kerja Gameloft Indonesia di Wirobrajan. Namun memang diakui pihaknya tidak menemukan dugaan perjudian online seperti yang diinformasikan.
"Langkah ini sebenarnya kami lakukan sebagai bentuk antisipasi. Setelah mendapat penjelasan dari penanggungjawab perusahaan, polisi langsung pulang," kilahnya.
Aryuniwati melanjutkan, di kantor perusahaan pengembangan games tersebut, ada sekitar 300 pegawai yang tengah mengerjakan software video game untuk dipasok ke berbagai penjuru dunia.
Gameloft sendiri adalah pengedar dan pengembang permainan video yang berkantor pusat di Paris, Perancis dengan kantornya yang tersebar di berbagai belahan dunia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 oleh Guillemot bersaudara yang juga merupakan pendiri permainan video terbesar di dunia, Ubisoft.
Melalui perjanjian dengan berbagai macam operator telepon, pembuat handset, distributor khusus permainan, dan toko online, Gameloft telah menyalurkan permainan di lebih dari 100 negara. (*)
Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kali ini Tim gabungan dari Polresta Yogyakarta dan Polsekta Wirobrajan dibuat gigit jari. Untuk memerangi perjudian online, polisi justru menggerebek perusahaan pengembang game, Gameloft di Kantor Studio 2 Wirobrajan Yogyakarta, Senin (10/11/2014).
Penggrebekan dilakukan sekitar pukul 13.00 WIB. Sejumlah polisi berpakaian preman dengan upaya paksa hendak masuk ke kantor perusahaan game ternama itu, bahkan polisi tidak menghiraukan upaya anggota satpam untuk melapor ke penanggungjawab perusahaan.
Tak lama kemudian, polisi berpakaian dinas kemudian menyusul masuk ke dalam ruang kerja perusahaan game ternama itu. Tak ayal, kedatangan polisi ini sempat menghebohkan para karyawan yang tengah bekerja.
Kedatangan polisi ini ditengarai adanya informasi bahwa di kantor perusahaan pengembang video games ini menjadi ajang perjudian online yang tengah marak di Kota Gudeg. Namun, polisi yang melakukan penyisiran, akhirnya tidak menemukan dugaan perjudian online.
Kapolsekta Wirobrajan, Kompol Aryuniwati membenarkan adanya penggerebekan dadakan tersebut di Ruang Kerja Gameloft Indonesia di Wirobrajan. Namun memang diakui pihaknya tidak menemukan dugaan perjudian online seperti yang diinformasikan.
"Langkah ini sebenarnya kami lakukan sebagai bentuk antisipasi. Setelah mendapat penjelasan dari penanggungjawab perusahaan, polisi langsung pulang," kilahnya.
Aryuniwati melanjutkan, di kantor perusahaan pengembangan games tersebut, ada sekitar 300 pegawai yang tengah mengerjakan software video game untuk dipasok ke berbagai penjuru dunia.
Gameloft sendiri adalah pengedar dan pengembang permainan video yang berkantor pusat di Paris, Perancis dengan kantornya yang tersebar di berbagai belahan dunia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 oleh Guillemot bersaudara yang juga merupakan pendiri permainan video terbesar di dunia, Ubisoft.
Melalui perjanjian dengan berbagai macam operator telepon, pembuat handset, distributor khusus permainan, dan toko online, Gameloft telah menyalurkan permainan di lebih dari 100 negara. (*)
Spoiler for update dari MetroTVnews:
Kantor Gameloft Indonesia Digerebek Polisi?

Metrotvnews.com: Kabar mengejutkan dari salah satu studio game internasional, Gameloft, yang memiliki markas di Yogyakarta. Berdasarkan pantauan kami di media sosial, kantor Gameloft Indonesia didatangi sejumlah polisi malam ini.
Kabarnya, penggerebekan ini dilakukan atas dugaan kantor resmi Gameloft menjadi tempat perjudian. Selain itu, polisi juga menduga bahwa Gameloft merupakan game center alias warnet yang sudah menjadi langganan para remaja untuk bermain game online. Padahal, Gameloft Indonesia adalah studio berkaliber internasional yang diisi anak-anak muda berbakat dari Kota Pelajar itu.
Salah satu karyawan Gameloft Indonesia sempat menumpahkan kekesalan sekaligus keprihatiannya di Twitter. Pasalnya, selain tuduhan polisi terdengar menggelikan, oknum aparat juga sempat memukul petugas keamanan kantor Gameloft. Ini bukanlah kejadian pertama. Setahun lalu, Gameloft Indonesia juga kabarnya sempat didatangi Badan Narkotika Nasional.
Sebagai infromasi, Gameloft bukan nama asing bagi pengguna gadget, khususnya penggemar game. Produk-produk mereka disukai banyak oleh orang Indonesia. Karena itu, seperti diberitakan Kontan, Gameloft membuka kantor perwakilannya di Yogyakarta. Nilai investasi mereka tergolong besar untuk ukuran perusahaan rintisan digital, yakni USD1 juta.
Kepada Kontan, General Director Gameloft Indonesia Andrei Lascu mengaku saat ini memiliki 600 pekerja yang kebanyakan anak muda.
Hingga berita ini ditulis, kami masih berupaya meminta konfirmasi Gameloft Indonesia. Telepon ke kantor mereka tidak dijawab, sedangkan komunikasi via Twitter belum ditanggapi.




Metrotvnews.com: Kabar mengejutkan dari salah satu studio game internasional, Gameloft, yang memiliki markas di Yogyakarta. Berdasarkan pantauan kami di media sosial, kantor Gameloft Indonesia didatangi sejumlah polisi malam ini.
Kabarnya, penggerebekan ini dilakukan atas dugaan kantor resmi Gameloft menjadi tempat perjudian. Selain itu, polisi juga menduga bahwa Gameloft merupakan game center alias warnet yang sudah menjadi langganan para remaja untuk bermain game online. Padahal, Gameloft Indonesia adalah studio berkaliber internasional yang diisi anak-anak muda berbakat dari Kota Pelajar itu.
Salah satu karyawan Gameloft Indonesia sempat menumpahkan kekesalan sekaligus keprihatiannya di Twitter. Pasalnya, selain tuduhan polisi terdengar menggelikan, oknum aparat juga sempat memukul petugas keamanan kantor Gameloft. Ini bukanlah kejadian pertama. Setahun lalu, Gameloft Indonesia juga kabarnya sempat didatangi Badan Narkotika Nasional.
Sebagai infromasi, Gameloft bukan nama asing bagi pengguna gadget, khususnya penggemar game. Produk-produk mereka disukai banyak oleh orang Indonesia. Karena itu, seperti diberitakan Kontan, Gameloft membuka kantor perwakilannya di Yogyakarta. Nilai investasi mereka tergolong besar untuk ukuran perusahaan rintisan digital, yakni USD1 juta.
Kepada Kontan, General Director Gameloft Indonesia Andrei Lascu mengaku saat ini memiliki 600 pekerja yang kebanyakan anak muda.
Hingga berita ini ditulis, kami masih berupaya meminta konfirmasi Gameloft Indonesia. Telepon ke kantor mereka tidak dijawab, sedangkan komunikasi via Twitter belum ditanggapi.



masuk gamesinasia.com juga gan: http://id.gamesinasia.com/diduga-seb...ek-kepolisian/
Spoiler for Ini kata bos Gameloft gan:
Gameloft Digerebek, Bos Sebut Polisi Salah Paham
TEMPO.CO, Yogyakarta - General Director Gameloft Indonesia dari Rumania, Andrei Lascu menyatakan polisi salah paham ketika menggerebek Gameloft, kantor perusahaan game online yang beralamat di Jalan Hos Cokroaminoto 73, Yogyakarta. Polisi menggerebek gameloft atas tuduhan praktek judi online pada Senin, 10 November 2014.
Andrei melalui surat elektronik yang ia kirim ke Tempo, Senin malam, 10 November membantah tuduhan itu. "Polisi mendatangi kantor dan mereka sangat salah paham," kata Andrei.
Menurut dia, polisi sangat miskin informasi ihwal Gameloft. Polisi tidak tahu siapa pengelola Gameloft dan bagaimana mereka menjalankan bisnisnya di Yogyakarta. Gameloft merupakan penyedia dan pengembang game yang kantornya berpusat di Paris, Perancis.
Perusahaan game raksasa ini tersebar setidaknya di 28 negara di seluruh dunia. Michel Guillemot mendirikan Gameloft sejak tahun 1999. "Kami tidak menjalankan game untuk berjudi," kata Andrei.(Baca : Geo Pet Saga Ingin Rebut Pasar Potensial Indonesia)
Gameloft, kata dia berencana untuk bertemu dengan walikota Yogyakarta dan kepala kepolisian resor Kota Yogyakarta untuk meminta penjelasan perihal insiden itu. Andrei menyayangkan insiden itu. Bagi dia, insiden itu tidak bisa diterima karena merupakan bentuk tekanan dan cara-cara agresif terhadap investor.
Studio Gameloft di Yogyakarta telah merekrut setidaknya ada 600 pekerja. Perusahaan game itu berinvestasi ke Yogyakarta karena orang-orang Yogyakarta mereka nilai pandai membuat desain seni kreatif. "Usaha kami terus tumbuh. Karyawan kami orang muda yang bekerja secara profesional," kata dia.
Gameloft kini sedang memproses dana investasi senilai 1 juta US$ untuk mengembangkan bisnisnya di Yogyakarta. Gameloft di Indonesia saat ini berkantor di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta.
Perusahaan ini ada di Indonesia sejak empat tahun lalu. Hampir setiap tahun, perusahaan ini merilis 15-20 game terbaru yang bisa diunduh melalui perangkat teknologi.
Mereka bekerja sama dengan sejumlah perusahaan, seperti Google, Microsoft, dan Android. "Aplikasi game kami rancang mudah untuk semua orang," kata dia.
UPDATE LAGI GAN
Spoiler for Bos Gameloft sudah menemui Pak Walikota:
Dikira tempat judi online, kantor gameloft digerebek polisi
Merdeka.com - Kantor developer game, Gameloft yang terletak di jalan HOS Cokroaminoto No 73, digerebek polisi lantaran diduga game center yang dijadikan tempat perjudian online, Senin (10/11) siang sekitar pukul 12.00 WIB. Penggerebekan tersebut pun sempat memanas karena terjadi pemukulan oleh aparat kepada satpam kantor Gameloft.
Menurut HRM Gameloft, Putra Dia, saat itu seorang anggota polisi yang menggunakan pakaian preman masuk ke dalam kantor namun dicegah oleh Ponijan, satpam kantor Gameloft. Ponijan kemudian menanyakan surat penggeledahan dari polisi. Namun karena tidak bisa menunjukkan, aparat itu justru memukul Ponijan.
"Di kantor kami tidak sembarang orang bisa masuk, bahkan satpam saja tidak boleh karena ada prototipe yang tidak boleh dilihat orang. Jadi ketika ada anggota polisi tanpa surat tugas mau masuk tidak diperbolehkan oleh satpam," kata Putra seusai menemui wali kota Yogya, Haryadi Suyuti untuk membahas kasus salah gerebek tersebut di balai kota, Selasa (11/11).
Tak lama setelah kejadian pemukulan, sekitar 10 polisi berseragam datang dengan membawa surat penggeledahan. Saat itulah polisi kemudian masuk ke kantor Gameloft dan melakukan penggeledahan.
"Setelah itu baru ada yang menyusul sekitar 10 polisi dengan membawa surat penggeledahan," ujar Putra.
Sementara itu, Studio Manager Gameloft, Andrei Vladimir Lascu mengaku bahwa kejadian tersebut merupakan kesalahpahaman dari pihak kepolisian. Semula polisi mengira jika kantor Gameloft adalah game center dan tempat judi online.
Meski demikian Andrei tidak lagi mempermasalahkan kejadian tersebut. Dia juga sudah memaafkan dan menerima permintaan maaf dari polisi.
"Saya kira ini hanya salah paham saja, saya sudah memaafkan. Mereka hanya ingin mengecek apakah semua yang ada di dalam kantor itu legal," pungkas Andrei.
[hhw]
Tapi ada juga yang bilang Gameloft pantas digrebek gan:
Spoiler for Ini alasannya gan:
Ini Alasan Kenapa Gameloft Jogja Pantas Digerebek Polisi
Penggerebekan tersebut akhirnya tidak membuahkan hasil, karena memang Gameloft bukan tempat judi seperti yang diduga oleh aparat. Namun yang menjadi pertanyaan sebenarnya, apakah Gameloft memang melanggar hukum?
Jika kita menelusuri lebih jauh, boleh jadi ada unsur pelanggaran Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Dalam undang-undang tersebut disebutkan beberapa permainan yang masuk dalam kategori judi antara lain adalah rolet, poker, hwa-hwe, nalo, adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu kambing, pacuan kuda dan karapan sapi. Sedangkan menurut Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”), definisi permainan judi adalah sebagai berikut:
Nah, sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa banyak game-game buatan Gameloft mengandalkan transaksi mikro (Microtransaction). Meskipun banyak yang menghadirkan transaksi mikro untuk item-item eksklusif (yang pasti didapat dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu), namun tidak sedikit pula game-game Gameloft yang menghadirkan transaksi mikro yang memiliki unsur “untung-untungan” seperti yang tertulis di atas plus menggunakan mesin roulette ala judi seperti sistem gambling rune yang ada dalam game Heroes of Order & Chaos di bawah ini. Dengan membeli sejumlah uang nyata, kita mendapatkan kesempatan untuk “untung-untungan” mendapatkan item dengan memutar roulette yang tersedia.
Bukan hanya itu, Gameloft juga memiliki beberapa game dengan visualisasi mesin dan peraturan judi yang jelas-jelas sudah menentang undang-undang di Indonesia. Salah satunya adalah game Midnight Casino, yang menampilkan berbagai visualisasi alat judi dan peraturan-peraturannya.

Midnight Casino

Screenshot dari Texas Hold’em Poker Android

Roulette dalam Mini Kings
Jika menilik undang-undang di atas, tentu kehadiran game dengan visualisasi judi dan transaksi mikro yang mengandung unsur “untung-untungan” ini bisa jadi melanggar banyak peraturan. Hal ini sekaligus juga menjadi peringatan agar publisher atau developer game yang melakukan bisnis di Indonesia tidak menggunakan unsur judi, baik dalam bentuk transaksi mikro ataupun visualisasi peralatan dan peraturannya dalam game yang mereka buat. Rasanya developer Indonesia sendiri sudah sangat memahami perundang-undangan ini, dengan tidak menghadirkan unsur dan visualisasi judi yang kental di dalam game buatan mereka.
Penggerebekan tersebut akhirnya tidak membuahkan hasil, karena memang Gameloft bukan tempat judi seperti yang diduga oleh aparat. Namun yang menjadi pertanyaan sebenarnya, apakah Gameloft memang melanggar hukum?
Jika kita menelusuri lebih jauh, boleh jadi ada unsur pelanggaran Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 9 Tahun 1981 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian. Dalam undang-undang tersebut disebutkan beberapa permainan yang masuk dalam kategori judi antara lain adalah rolet, poker, hwa-hwe, nalo, adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu kambing, pacuan kuda dan karapan sapi. Sedangkan menurut Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”), definisi permainan judi adalah sebagai berikut:
Quote:
“Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena pemainnya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain,demikian juga segala pertaruhan lainnya.”
Nah, sudah bukan menjadi rahasia lagi bahwa banyak game-game buatan Gameloft mengandalkan transaksi mikro (Microtransaction). Meskipun banyak yang menghadirkan transaksi mikro untuk item-item eksklusif (yang pasti didapat dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu), namun tidak sedikit pula game-game Gameloft yang menghadirkan transaksi mikro yang memiliki unsur “untung-untungan” seperti yang tertulis di atas plus menggunakan mesin roulette ala judi seperti sistem gambling rune yang ada dalam game Heroes of Order & Chaos di bawah ini. Dengan membeli sejumlah uang nyata, kita mendapatkan kesempatan untuk “untung-untungan” mendapatkan item dengan memutar roulette yang tersedia.

Bukan hanya itu, Gameloft juga memiliki beberapa game dengan visualisasi mesin dan peraturan judi yang jelas-jelas sudah menentang undang-undang di Indonesia. Salah satunya adalah game Midnight Casino, yang menampilkan berbagai visualisasi alat judi dan peraturan-peraturannya.

Midnight Casino

Screenshot dari Texas Hold’em Poker Android

Roulette dalam Mini Kings
Jika menilik undang-undang di atas, tentu kehadiran game dengan visualisasi judi dan transaksi mikro yang mengandung unsur “untung-untungan” ini bisa jadi melanggar banyak peraturan. Hal ini sekaligus juga menjadi peringatan agar publisher atau developer game yang melakukan bisnis di Indonesia tidak menggunakan unsur judi, baik dalam bentuk transaksi mikro ataupun visualisasi peralatan dan peraturannya dalam game yang mereka buat. Rasanya developer Indonesia sendiri sudah sangat memahami perundang-undangan ini, dengan tidak menghadirkan unsur dan visualisasi judi yang kental di dalam game buatan mereka.
Pendapat kaskuser terpilih:
Quote:
Original Posted By gbtrainer►Agak kecewa ama media, yg ke blow up salah grebeg nya.
Padahal saya pribadi, yg ga trima tu masalah pemukulan yg d lakukan oknum terhadap satpam nya. Dan yg salah dan kriminal serta power abuse nya tu di situ.
Padahal saya pribadi, yg ga trima tu masalah pemukulan yg d lakukan oknum terhadap satpam nya. Dan yg salah dan kriminal serta power abuse nya tu di situ.
Quote:
Original Posted By zoonpolitikon►Ini kejadian bener-bener bikin ane malu gan. Ane kerja di instansi pemerintah yang tugasnya mempromosikan investasi di DIY. Gameloft ini sering bantuin pemerintah buat meyakinkan investor-investor gede yang lain kalo investasi di Jogja itu aman, dan menguntungkan. Bahkan kemarin sempet kita repotin buat presentasi di depan investor-investor kakap AS supaya mereka mau kasih modal buat industri IT di Yogyakarta.
Cuma kalo di grebeg gini, mau ditaruh di mana muka kita? Percuma repot-repot membangun kepercayaan investor, kalo ujungnya malah digangguin sama hal yang nggak berdasar gini.
Kemarin bos besar ane sampe marah-marah sama polisinya. Pak Pulisinya malah ngeyel, katanya Pendapatan Daerah Sleman udah gede, nggak perlu investasi lagi. Ini pulisi oon-nya kelewatan. Investasi kan bukan cuma buat pendapatan daerah, tapi juga buat menyerap tenaga kerja, transfer teknologi dan pengetahuan, etc.
Cuma kalo di grebeg gini, mau ditaruh di mana muka kita? Percuma repot-repot membangun kepercayaan investor, kalo ujungnya malah digangguin sama hal yang nggak berdasar gini.
Kemarin bos besar ane sampe marah-marah sama polisinya. Pak Pulisinya malah ngeyel, katanya Pendapatan Daerah Sleman udah gede, nggak perlu investasi lagi. Ini pulisi oon-nya kelewatan. Investasi kan bukan cuma buat pendapatan daerah, tapi juga buat menyerap tenaga kerja, transfer teknologi dan pengetahuan, etc.
Moral story:
Jika kita mendengar berita atau isu, mari kita biasakan tabayyun dulu.
Jangan main pukul orang yaaa...
Setidaknya tanya mbah Google terlebih dulu. Kalo gaptek ya sudah nggak usah nanya mbah Google. Tanya baik2 satpamnya dulu, jangan main pukul dulu ya pak...
Diubah oleh mat_indon 11-11-2014 12:28
0
150.7K
Kutip
1.3K
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan