Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

jin.lumpurAvatar border
TS
jin.lumpur
(Pendidikan) Setelah Diantar Orang Tua, Pihak Pesantren di Muaro Jambi Rantai Kaki MY
Sabtu, 18 Oktober 2014 11:42 WIB


TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Masih terikat dengan rantai sepeda motor yang melekat di kakinya, seorang bocah berinisal MY (11) mencoba mencari perlindungan ke pihak keluarganya, Jumat (17/10). Ia mengaku nekat kabur karena tak tahan lagi dengan kekerasan yang diterimanya di tempatnya menuntut ilmu.

Didampingi Siswandi seorang guru SMPN di Jambi, yang terbilang masih merabatnya bocah ini menuturkan dukanya kepada Tribun di rumah Siswandi, Kawasan Terminal Alam Barajo, Simpang Rimbo.MY menuturkan dirinya bisa kabur setelah meminta izin hendak ke kamar mandi untuk menunaikan salat asar.

Namun kemdian ia mengaku memilih lari sambil memanggul rantai motor besar di punggungnya yang juga berujung pada ikatan kakinya. Meski diakuinya kakinya kesakitan saat itu.Rantai motor besar dengan dua gembok terkunci di rantai tersebut di dapatnya saat pertama kali mengenyam pendidikan di sebuah ponpes di Kabupaten Muarojambi yang tak jauh dari Kota Jambi, tepatnya pada Kamis (9/10) lalu.

Ini terjadi selepas orangtuanya mengantarkan dirinya dan selanjutnya pulang. Saat itulah ia mengaku kakinya mulai dirantai. MY mengaku kadang ujung rantai diikatkan di tiang atau di kursi saat ia belajar.

"Dua hari tidur di teras masjid," katanya.

Tak hanya dirantai ia juga mengaku kadang dicekik, dipukul, diinjak dan digertak.

"Kadang disiram dengan air," kata anak bungsu dalam keluarganya ini pada Tribun, Jumat (17/10).

MY mengaku selalu berusaha mencari pertolongan hingga akhirnya ada satu warga setempat yang berani mengeluarkannya. "Awalnya ndak ado yang berani, tapi ternyata ada satu orang warga setempat," katanya.
Memar dikakinya masih terlihat jelas. Bahkan rantai juga belum lepas dan terkunci.

Atas bantuan warga, akhirnya MY pada Jumat (17/10) sekitar pukul 16.30 WIB sampai di tempat satu keluarganya di kawasan Simpang Rimbo.
Ditambahkan Siswandi, kekerasan seperti ini tak bisa dikatakan sebagai bentuk pendidikan.

"Ini bukan pendidikan namanya," katanya kesal.
Menurutnya ini sudah melanggar kode etik pendidikan. "Sekolahnya harus diusut tuntas," ungkapnya.

Diakuinya, saat ini ia telah menghubungi orangtua MY dan tengah menunggu kedatangan orangtua MY untuk menindaklanjuti kasus yang menimpa anaknya. Siswandi menyatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya persoalan ini ke pihak orangtua termasuk langkah apa yang akan dilakukan. Tribun sendiri belum mendapatkan konfirmasi resmi dari pihak-pihak terkait atas kasus ini.

ember


Lagi-lagi dunia pendidikan tercoreng.
0
1.7K
15
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan