Juru Bicara Tim Pemenangan Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK), Hasto Kristiyanto, menduga serangan kampanye hitam ke pihaknya dibekingi konsultan asing asal Amerika Serikat (AS).

Indikasi itu, kata dia, ada kemiripan serangan kampanye hitam terhadap Jokowi dan serangan kampanye hitam terhadap Barack Obama dalam dua kali Pilpres terakhir Negeri Paman Sam. "Patut diduga ada konsultan asing dari Amerika yang mengarahkannya," kata Hasto dalam siaran pers yang diterima Sabtu (5/7/2014).

Hasto mencontohkan kemiripan serangan kampanye hitam kepada Jokowi dan Obama. Bila Obama diserang isu Islam, Jokowi diserang dengan isu Kristen. Obama diserang isu sosialis, Jokowi diserang isu komunis.

Obama juga diserang sebagai warga negara yang tidak terlahir di Amerika Serikat. Sama halnya dengan serangan ke Jokowi yang disebut keturunan Singapura dan Tiongkok. Lalu, Obama dituduh mendapat dana dari lobbyist, Jokowi pun dituduh mendapatkan dana dari konglomerat.

Atas hal itu, Hasto mengaku pihaknya mencoba mencari keterkaitan pola serangan Jokowi dan Obama itu. Mereka pun yakin dengan temuan peneliti masalah-masalah politik militer dan jurnalis lepas, Made Supriatma.

Dalam sebuah tulisan yang diunggah di sejumlah media daring, Made menemukan sejumlah bukti bahwa kubu Prabowo Subianto mendapatkan bantuan dari konsultan politik Partai Republik AS bernama Rob Allyn. Dugaan itu pun ditulis dalam laporan Majalah Berita Mingguan Tempo edisi 30 Juni 2014.

Made Supriatma mensinyalir Allyn mulai bergerak di Indonesia sekitar tahun 2004, dengan menjadi konsultan politik untuk Partai Golkar. Kepada Dallas Observer, kata Made, Allyn juga mengaku bahwa dia hidup selama sembilan bulan dalam setahun di Indonesia.

Made Supriatma juga menuliskan salah satu prestasi paling penting Allyn adalah membuat Gubernur George W. Bush dari Partai Republik AS terpilih kembali sebagai gubernur di Texas tahun 1994.

Situs berita Meksiko, Narco News, juga mencurigai Rob Allyn dan Dick Morris berupaya memanipulasi peristiwa Atenco di Meksiko, Mei 2006. Komisi Nasional Hak Asasi Meksiko melaporkan, sebanyak 30 dari 47 tahanan politik perempuan diduga dirudapaksa polisi dalam peristiwa itu.

Dick Morris dan Rob Allyn merupakan konsultan politik dan ahli strategi Presiden Meksiko Vicente Fox dan calon penerusnya, Felipe Calderon. Rob Allyn disebut membantu Vicente Fox menentukan langkah yang harus diambil supaya kasus itu tak sampai menggoyahkan posisinya. Mereka juga membantu Fox mengatur pemberitaan dalam media agar kasus ini tidak menjadi besar.

Moris dan Allyn, demikian ditulis Narco News, bukan orang baru bagi Fox. Selama masa kampanye menjadi presiden, Fox diam-diam menggunakan jasa keduanya untuk menjadi ahli strategi dan konsultan pemenangan. Morris dan Allyn tak pernah mengaku bekerja untuk Fox. Baru beberapa saat setelah Fox terpilih Allyn baru mengakui ia bekerja untuk Fox dengan menjadi tim klandestin.

Sebelumnya, pihak Prabowo sudah membantah dugaan keterlibatan pihak asing sebagai konsultan pemenangan Partai Gerindra di Pileg dan pencapresan Prabowo.

"Kami tak perlu konsultan asing. Yang paling tahu medan adalah kita. Jadi, kami tegaskan partai kami tidak gunakan konsultan asing," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon kepada wartawan, Sabtu (29/3/2014).

Sumber:
http://m.metrotvnews.com/read/2014/07/05/261733

http://m.detik.com/news/read/2014/07...p-dengan-obama

http://m.jpnn.com/news.php?id=244224

http://nasional.kompas.com/read/2014...n.Obama.Serupa

http://m.republika.co.id/berita/pemi...n-barack-obama

http://pemilu.okezone.com/read/2014/...ma-nyaris-sama

http://m.merdeka.com/politik/seranga...s-waspada.html