1. Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja memberi isyarat akan segera mengumumkan tersangka lain dalam kasus korupsi penyelenggaraan haji di Kemenag. Saat ditanya, apakah peran Dirjen Haji dan Umroh Anggito Abimanyu turut bersalah dalam kasus ini, Adnan membenarkan.

"Ya jelas atuh (bersalah). Jelas ada pelanggaran sehingga jadi tersangka," ujar Adnan di KPK, Rabu (28/5).

Adnan meyakinkan, Suryadharma Ali tidak sendirian melakukan korupsi. Penetapan tersangka, lanjut Adnan, tinggal tunggu waktu saja.

"Kan biasanya ke atas, anda tanya ke bawah, nah itu jadi tunggu aja tanggal mainnya, yang pasti SDA gak sendirian," ujarnya.

Kemarin, saat penggeledahan, penyidik menyita ponsel Anggito. Menurut KPK, di dalam handphone tersebut terdapat jejak-jejak tersangka Menteri Agama Suryadharma Ali melakukan tindak pidana korupsi.

SDA sendiri ditetapkan tersangka atas dugaan penyalahgunaan wewenang terkait penyelenggaraan haji tahun 2012-2013. Diduga, penyelenggaraan haji yang dikorupsi SDA terdiri dari pemondokkan, biaya transport, katering dan BPIH.
http://www.merdeka.com/peristiwa/kpk...upsi-haji.html


2. Dituding Menjiplak Tulisan, Akhirnya Anggito Abimanyu Bicara
Sepanjang hari ini Anggito Abimanyu, doktor ekonomi yang dikenal rajin menulis ramai dibicarakan di dunia maya. Ia dituduh melakukan plagiarisme, mencontek tulisan Dr. Hotbonar Sinaga, mantan Dirut Jamsostek. Ironisnya, tulisan yang dijiplak itu sudah pernah dimuat di Kompas, dan dilansir kembali di harian yang sama pada 10 Februari 2014.

Terungkapnya kasus ini bermula dari tulisan seorang pemilik akun 'Penulis UGM' di kompasiana, yang menurunkan tulisan berjudul "Anggito Abimanyu Menjiplak Artikel Orang? (OPINI-nya di KOMPAS 10 Feb 2014)". Di sana, Dirjen Urusan Haji dan Umroh Kementerian Agama itu, dilukiskan telah menurunkan tulisan opini di harian nasional bergengsi itu dengan meng-copy paste hampir sebagian besar tulisan Hotbonar Sinaga yang juga pernah muncul di harian Kompas pada tahun 2006.

Berdasarkan pemaparan pemilik akun Kompasiana itu, memang ada sejumlah fakta yang tidak bisa dibantah adanya copy-paste. Diantaranya, sebagai berikut:

Tulisan Hatbonar: Dalam buku The 100 Greatest Disasters of All Time karya Stephen J Spignesi, dua bencana di Indonesia masuk peringkat ke-22 dan 30. Letusan Gunung Tambora di Sumbawa tahun 1815 merenggut 150.000 jiwa dan menurunkan suhu Bumi. Adapun letusan Gunung Krakatau tahun 1883 menelan 36.000 nyawa.

Jika buku tersebut disusun setelah tsunami Aceh, bencana yang merenggut nyawa sekitar 300.000 jiwa itu akan bertengger di posisi 18.

Tulisan Anggito: Dalam The 100 Greatest Disasters of All Time karya Stephen J Spignesi, dua bencana di Indonesia berada di peringkat ke-22 dan ke-30. Pertama, letusan Gunung Tambora di Sumbawa (1815) yang merenggut 150.000 jiwa dan menurunkan suhu bumi. Kedua, letusan Gunung Krakatau (1883) yang menelan 36.000 nyawa. Jika buku itu disusun setelah tsunami Aceh, bencana yang merenggut nyawa sekitar 300.000 jiwa itu akan bertengger di posisi ke-18.

Tulisan Hotbonar: Sejak tsunami Aceh pada akhir 2004 hingga saat ini, setidaknya terjadi lima bencana besar, seperti longsor di TPA Leuwigajah, gempa Nias, gempa Yogyakarta, lumpur panas Sidoarjo, dan banjir di Sinjai, dan sekitarnya.

Tulisan Anggito: Sejak tsunami Aceh di akhir 2004 hingga saat ini, setidaknya terjadi enam bencana besar, seperti longsor di TPA Leuwigajah, gempa Nias, gempa Yogyakarta, lumpur panas Sidoarjo, banjir di Sinjai dan sekitarnya, dan erupsi Merapi. Perlu diperhitungkan bencana akhir-akhir ini di Sinabung dan banjir di mana-mana.

Tulisan Hotbonar: Kini kita masih hangat memperbincangkan gempa dan dampak negatifnya serta kesulitan yang dihadapi pemerintah dalam menolong rakyatnya, sehubungan gempa bumi dan tsunami di wilayah selatan Pulau Jawa. Data korban jiwa dan harta benda belum selesai dihimpun. Entah berapa lagi korban manusia dan harta bendanya yang tertelan peristiwa itu.

Tulisan Anggito: Kini kita masih hangat membincangkan gempa dan dampak negatifnya serta kesulitan yang dihadapi pemerintah untuk menolong rakyatnya sehubungan dengan gempa bumi dan tsunami di wilayah selatan Pulau Jawa. Data korban jiwa dan harta benda belum selesai dihimpun. Entah berapa lagi korban manusia dan harta benda yang tertelan peristiwa itu.

Tulisan Hotbonar: Atas dasar inilah Rancangan Undang-Undang Penanggulangan Bencana (RUUPB) diusulkan DPR. Penyelenggaraan penanggulangan bencana direncanakan meliputi empat bidang, yaitu pengurangan risiko bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, serta penatakelolaan bencana.

RUUPB didesain untuk menggeser cara pandang respons darurat yang berorientasi jangka pendek ke manajemen risiko bencana (catastrophe risk management) dan lebih menjamin keberlangsungan (sustainability).

Tulisan Anggito: Indonesia memiliki UU Nomor 24 Tahun 2007 mengenai Penanggulangan Bencana (UUPB) dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Penyelenggaraan penanggulangan bencana direncanakan meliputi empat bidang: pengurangan risiko bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi, dan penatakelolaan bencana. UUPB didesain untuk menggeser cara pandang respons darurat yang berorientasi jangka pendek ke manajemen risiko bencana dan lebih menjamin keberlangsungan.

Tulisan Hotbonar: Namun, sayang, RUUPB sama sekali tidak menyinggung aspek asuransi. Sebagai salah satu teknik pengelolaan risiko, tak perlu disangsikan bahwa asuransi dapat berkontribusi pada tahap mitigasi risiko bencana, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Pada tahapan mitigasi risiko, perusahaan asuransi bisa berpartisipasi sebagai pihak yang memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara-cara memperkecil kerugian akibat bencana.

Tulisan Anggito: Namun, sayang, UU dan PP Penanggulangan Bencana sama sekali tak menyinggung secara spesifik aspek asuransi. Sebagai salah satu teknik pengelolaan risiko, tak perlu disangsikan bahwa asuransi dapat berkontribusi pada tahap mitigasi risiko bencana, tahap rehabilitasi, dan rekonstruksi pascabencana. Pada tahap mitigasi risiko, perusahaan asuransi bisa berpartisipasi sebagai pihak pemberi edukasi kepada masyarakat mengenai cara memperkecil kerugian akibat bencana.

Tulisan Hotbonar: Dalam kasus bencana alam, beberapa jenis asuransi bisa memberikan ganti rugi. Yang paling sering adalah asuransi harta benda, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa, atau asuransi kesehatan.

Dengan asuransi harta benda yang diperluas dengan jaminan risiko gempa bumi, rusaknya bangunan akibat gempa bumi atau tsunami bisa mendapatkan penggantian dari perusahaan asuransi. Juga tersedia asuransi bencana, seperti banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi, atau bahkan kerusuhan sosial.

Anggito: Dalam kasus bencana alam, beberapa jenis asuransi bisa memberi ganti rugi. Yang paling sering adalah asuransi harta benda, asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, asuransi jiwa, dan asuransi kesehatan. Dengan asuransi harta benda yang diperluas dengan jaminan risiko gempa bumi, rusaknya bangunan akibat gempa bumi atau tsunami bisa mendapat penggantian dari perusahaan asuransi. Tersedia juga asuransi bencana, seperti banjir, tanah longsor, letusan gunung berapi, bahkan kerusuhan sosial.

dan ada puluhan item lain yang menggambarkan adanya kemiripan bahkan copy paste.

Lantas apa tanggapan Anggito Abimanyu atas hal ini?

Kepada Jaringnews, melalui pesan pendek, Anggito Abimanyu mengaku bahwa ini merupakan musibah baginya.

"Iya, ini lagi kena musibah, salah ambil file," kata Anggito hari ini (19/2).

Menurut dia, besok dia akan mengadakan konferensi pers perihal ini di kampus Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

http://jaringnews.com/politik-perist...bimanyu-bicara


Baru kemarin gw liat di TV One, muncul juga nih di KPK