fisik@net (ISSN 2086-5325) http://www.fisikanet.lipi.go.id
Andy Octavian Latif: Pelajar SMAN 1 Pamekasan Peraih Juara 1 Lomba Fisika Tingkat Nasional
Akhmadi Yasid

Buku Perguruan Tinggi Dilahap, Temannya Menjuluki Enstein Muda. Tak banyak pelajar yang memiliki otak seperti Andy Octavian Latief. Diusianya yang ke 17 tahun, dia mampu mencetak puluhan prestasi membanggakan dibidang eksakta. Tak ayal julukan Enstein muda ditujukan kepadanya. Siapakah dia?

RUMAH keluarga Abd. Latif di Desa Plakpak, Kecamatan Palengaan, tampak sederhana, tapi terkesan modern. Di beranda depan ada dua stel kursi dipasang berbaris. Di sampingnya ada aksesoris penghias. Di halaman rumah terlihat pohon mangga rindang menghijau.

Siang kemarin, sekitar pukul 12.30, koran ini bertandang ke rumah bercat hijau itu. Suasananya cukup sunyi, jauh dari kebisingan, layaknya susana desa. Suasana seperti ini hampir setiap hari mengisi keseharian keluarga Andy Octavian Latif.

Dari balik pintu, muncullah Andy-panggilannya. Pria berkacamata ini tersenyum simpul sambil mengulurkan tangannya. "Nggak kesulitan cari rumah saya Mas?" ujarnya.

Obrolan ringan pun meluncur dari pelajar yang suka bermain gitar ini. Menurutnya, berbagai kejuaraan yang pernah diraihnya itu tak lepas dari keinginannya untuk terus belajar mengenai gejala alam. Itu pulalah yang menyebabkan dia menyukai ilmu-ilmu eksakta, khususnya fisika.

"Belajar fisika, menurut saya, mudah sekali. Sebab, dalam setiap hari kita sudah menggeluti fisika, ketika berjalan ke sekolah maupun aktivitas lain di luar rumah," ujarnya ringan.

Remaja kelahiran 3 Oktober 1988 yang hobi baca ini memang penggemar berat ilmu fisika. Berkat itu pulalah, anak pertama pasangan Abd. Latif dan Nurrahmah ini meraih berbagai kejuaraan bidang studi fisika. Tak hanya itu, dia juga pernah merebut juara bidang studi lainnya.

Bayangkan, dari tahun 2004 hingga awal tahun 2005 saja, telah ada 11 juara yang berhasil diraihnya. Itu pun selalu berada pada urutan nomor wahid. Diantaranya, juara I Lomba Fisika Nuklir BATAN 2004, juara I Olimpiade Sains Fisika 2004, pemilik predikat High Distinction dalam Australian National Chemistry 2004.

Di tahun 2005, Andy juara II Kompetisi Sains nasional Universitas Indonesia 2005, juara I Lomba Olimpiade Sains Se Kabupaten 2005, juara I Lomba Matematika Se Madura 2005. Juga juara I Fisika Untag Surabaya 2005, juara I Olimpiade Sains Fisika Universitas Surabaya 2005. Dan, terakhir, meraih juara I Lomba Fisika Tingkat Nasional dalam Even MOSI (Menuju Olimpiade Sains Indonesia).

Kejuaraan yang disebutkan terakhir, cukup menyita perhatian cucu Muhammad, mantan anggota DPRD Pamekasan 1999-2004, ini. Sebab, selain memerlukan waktu berbulan-bulan, pesertanya pun ribuan siswa. "Untuk kejuaraan fisika dalam MOSI, tahun 2005 ini diikuti oleh sekitar 14 ribu siswa se Indonesia," ungkap Andy.

Berkat ketekunannya itu, Andy juga mulai "melampaui" pelajaran fisika di sekolahnya. Praktis, setiap dia mengikuti pelajaran fisika di kelasnya, dia sudah dipastikan memahami sebelum diajari.

Karena materi fisika di sekolah yang telah dipahaminya itu, Andy mengaku malas untuk ikut les. Sebab, apa yang dipelajari dalam kegiatan les, rata-rata materinya telah dikuasainya. Untuk menambah ilmu pengetahuannya, dia terpaksa membeli buku-buku fisika untuk perguruan tinggi dan membuka soal-soal fisika di internet.

"Untuk menekuni ilmu fisika, saya memegang moto hidup: Kalau Enstein bisa, mengapa saya tidak? Makanya, kalau lulus saya berharap bisa diterima di ITB atau UI," kata pelajar yang bercita-cita jadi ilmuwan ini.

Apakah ada pola belajar khusus bagi Andy oleh orang tuanya? Menurut Latif, pada dasarnya tidak ada pola pembelajaran khusus bagi anak pertamanya itu. Ortunya tidak pernah mengekang kreatifitas belajar anak pertamanya itu.

Hanya, kata Latif, pihak keluarga sekedar mengawasi saja. "Dia sudah punya tradisi belajar sendiri. Kami hanya memantau saja," katanya.

Meladeni keinginan anaknya dalam menekuni ilmu fisika, sedikit banyak membuat ortunya "girang". Sebab, hampir di semua waktu, termasuk saat jalan-jalan sekali pun, Andy, seringkali hanya minta oleh-oleh buku..

"Pernah ketika di Surabaya, kami kewalahan mencari buku yang seharusnya untuk mahasiswa S2. Ketua jurusan fisika salah satu universitas pun tak punya buku yang dicari Andy," ungkapnya.

Bagaimana perasaan pihak sekolah atas prestasi Andy? Menurut Kepala SMAN 1 Pamekasan Drs Djoko Supratiknjo, Andy termasuk pelajar yang luar biasa. Sebab, sejak kelas 1, banyak prestasi berhasil diperolehnya. "Temannya sampai bilang dia Enstein muda," ujarnya.

Untuk keberhasilannya, ada kemungkinan Andy akan dipromosikan dalam even olimpiade sains Asia. Hal ini, menuru Djoko, bergantung dari perkembangan selanjutnya dari panitia MOSI di Jakarta.

Rencananya, Selasa besok pihak panitia dari MOSI akan datang ke pamkasan untuk menyerahkan hadiah kepada Andy. "Tempatnya di Pendopo Kabupaten," uajr Andy. (*)

Sumber : Indo Pos (20 Juni 2005)
revisi terakhir : 18 September 2005

Ikuti Jejak Ustadz Firanda, Calon Doktor Termuda Indonesia Akan Menuntut Ilmu Syar’i ke Madinah

JAKARTA (gemaislam) - Andy Octavian Latief, calon doktor Fisika asal pamekasan, Madura akan merampungkan studi jenjang S3 di Maryland University Amerika Serikat pada tahun depan. Pemuda berusia 24 tahun ini akan menjadi doktor termuda asal Indonesia.

Menjelang kelulusannya, pria lulusan SMAN 1 Pamekasan 2006 ini banyak mendapatkan tawaran menjadi dosen di universitas ternama di Asia, Australia, Eropa dan Amerika, bahkan di kampusnya sendiri saat ini (Maryland University) juga telah menawarkan kontrak kerja padanya, tapi semuanya ia tolak.

Pemuda cerdas asli Madura yang pernah meraih medali emas pada Olimpiade fisika Internasional kini aktif belajar bahasa Arab dan ilmu Syar’i di negeri patung Liberty. Bukan menimba ilmu agama kepada para Orientalis Kafir, tetapi kepada para da’i beraqidah lurus dan murid para ulama terkemuka.

Menurut informasi yang didapat gemaislam.com, dinegeri Paman Sam itu, jika sore hari, Andy Octavian belajar bahasa Arab di Tooba University, sempat juga belajar Hadits, Aqidah dan Tajwid kepada ulama Amerika lulusan Arab Saudi seperti Syaikh Taha Adesun, Syaikh Ali Roach dan Syaikh Abu Salman.

Ingin Belajar ke Universitas Islam Madinah

Akhi Andy, demikian pria ini biasa disebut oleh kawan-kawan sepengajiannya, memiliki semangat membara dalam menuntut ilmu Syar’i, terlebih lagi setelah hidayah menyapanya, mengenal manhaj Salaf dan memperdalamnya di negeri muslim minoritas, Amerika Serikat. Rencananya setelah mendapat gelar doktor, dia akan hijrah ke kota nabi untuk menuntut ilmu syar’i di Universitas Islam Madinah.

Kabar yang beredar baru-baru ini dia akan mengajar dan menjadi dosen di Universitas Islam Madinah. Ini adalah sesuatu yang mustahil, mengingat spesialis pria berkacamata itu adalah bidang fisika, sedangkan di universitas tersebut tidak ada jurusan untuk non ilmu syar’i.

Kawan-kawan dekatnya mengabarkan bahwa Andy tahun depan, setelah lulus S3, akan pergi ke kota Madinah untuk belajar pada fakultas Hadits di Universitas Islam Madinah.

Pada liburan beberapa bulan yang lalu, tepatnya bulan Juni, Andy diminta untuk mengisi kajian di hadapan mahasiswa UGM (Universitas Gadjah Mada) Yogyakarta, tepatnya di masjid Al Ashri Pogung dengan tema "Kehidupan Muslim di Amerika Serikat."

Jika jadi ke belajar ke kota nabi, Andy adalah salah satu diantara mereka yang ‘banting stir’ dari ilmu umum ke ilmu syar’i. ia pun terinspirasi oleh beberapa asatidzah yang dahulunya menekuni ilmu umum kemudian mendalami ilmu Syar’i di universitas Islam Madinah, seperti ustadz Abdullah Roy (mahasiswa S3 Aqidah, dulu dari SMA umum), ustadz Firanda Andirja (mahasiswa S3 Aqidah, dulu kuliah di UGM), ustadz Fauzan Abdullah (Mahasiswa S2 Fiqih, lulusan S1 teknik elektro UGM). (bms)


- See more at: http://gemaislam.com/index.php/berit....NDkDnEbE.dpuf