- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
[berbagi opini] Ciri Kepemimpinan Prabowo: Akomodatif pada Premanisme


TS
velten
[berbagi opini] Ciri Kepemimpinan Prabowo: Akomodatif pada Premanisme
Quote:
![[berbagi opini] Ciri Kepemimpinan Prabowo: Akomodatif pada Premanisme](https://s.kaskus.id/images/2013/03/11/1422659_20130311095346.jpg)
Salah satu ciri khas kepemimpinan Prabowo Subianto adalah akomodatif pada premanisme. Preman yang diakomodir komplit, mulai dari preman berjubah sampai preman bersenjata. Ngeri jadinya. Enggak kebayang jika Prabowo jadi presiden, bisa-bisa gelap mata pada pengkritik, lalu main culik.
Dukung FPI
Dikutip dari detik.com (26/10/2013, pukul 15.07 WIB), Prabowo menyatakan setuju daerah kerjasama dengan Front Pembela Islam (FPI). Kesetujuan ini menanggapi himbauan Mendagri Gamawan Fauzi supaya kepala daerah menjalin kerjasama dengan ormas termasuk FPI.
“FPI bisa diyakinkan hidup damai menerima Pancasila, NKRI, hidup rukun sebagai komponen bangsa ya harus diakomodasi,” ujar Prabowo. Kontan Prabowo mendapat cercaan luar biasa dari para pembaca berita detik.com tersebut—bisa dilihat di kolom komentar.
Prabowo silaf bahwa basis ideologi gerakan FPI sebenarnya lebih dekat ke Wahabisme sekalipun mereka menolak ditahbiskan sebagai Wahabis. Makanya bisa dipahami FPI menolak hormat pada bendera Merah Putih waktu upacara bendera karena dianggap bid’ah dan mengarah ke musyrik, seperti ketahuan di Karanganyar. Ini ciri khas ajaran Wahabisme dari Saudi Arabia.
Poros ajaran Wahabi adalah tauhid dan penerapan syariat pada negara. Karena itu mustahil bisa menerima empat pilar kebangsaan—Pancasila, NKRI, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika—secara sungguh-sungguh. Kalaupun menerima empat pilar kebangsaan diyakini tidak sungguh-sungguh karena otomatis menegasikan penerapan syariat Islam secara total pada negara.
Indonesia negara Pancasila, bukan negara Islam. Negara diatur oleh mekanisme hukum hasil konsensus bersama, bukan oleh aturan hukum agama-agama tertentu. Hukum agama hanya berlaku ke dalam, ke internal umat masing-masing, yakni di lapangan hukum privat. Sementara FPI hendak menerapkan syariat Islam secara total pada negara.
Rangkul Hercules Cs
Prabowo Subianto merangkul preman Hercules Cs. Namun rangkulannya lebih terlihat intelek. Para preman sangar ini dibina dan dibuat semacam perkumpulan ormas bernama Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) dengan Hercules sebagai Ketua Umum dan Prabowo Subianto sebagai Dewan Pembina.
Terbukti belakangan Hercules Cs gagal dibina. Hercules Cs ditangkap polisi dengan berbagai sangkaan, mulai melawan aparat, memiliki senjata tajam, sampai pemerasan. Hercules Cs pun dipidana dan dijebloskan ke penjara.
Preman memang tidak selayaknya dikucilkan. Akan lebih baik jika dirangkul. Namun akan riskan jika preman dirangkul oleh politisi karena pasti akan dipolitisasi untuk kepentingan politik. Preman paling baik dirangkul untuk dibina oleh penegak hukum, tokoh agama, dan pelayan sosial.
Culik aktivis
Prabowo sudah mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk menculik dan menghilangkan secara paksa para aktivis pro Reformasi tahun 1997-98. Hingga saat ini 13 orang aktivis masih dinyatakan hilang dan diduga kuat sudah tewas. Untuk kejahatan ini, anggota Tim Mawar sudah diadili secara pidana dan dihukum. Sementara Prabowo yang memerintahkan masih lolos hingga saat ini dari jerat hukum pidana.
Dari beberapa sumber Prabowo mengaku mendapat perintah atasannya untuk melakukan penculikan pada sembilan orang aktivis. Ia berargumen kalaupun bukan dirinya yang lakukan penculikan itu maka pasti akan dilakukan oleh tentara lainnya. Argumen ini nampaknya mampu meluluhkan beberapa aktivis yang pernah diculiknya, seperti Haryanto Taslam. Namun belum mampu meluluhkan hati keluarga 13 aktivis yang masih hilang.
Tindakan Prabowo dan Tim Mawar tersebut tidak dapat dibenarkan dari sudut hukum militer, hukum pidana, dan politik. Sedangkan di waktu perang saja tidak dibenarkan menculik dan membunuhi rakyat sipil yang tak bersenjata. Ini bentuk kejahatan perang. Apalagi hanya untuk meredam demonstrasi dan kerusuhan, yang berdasarkan temuan Tim Gabungan Pencari Fakta, justru diduga kuat didalangi oleh Prabowo sendiri.
Itulah ciri khas premanisme. Menggunakan tekanan kekuatan fisik untuk menundukkan pihak lain. Namun ini bentuk premanisme bersenjata oleh oknum tentara. Bentuk premanisme yang paling berbahaya karena melibatkan aktor negara, yang dalam perspektif hukum dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Prabowo tidak bisa mencuci masa lalunya dengan seminar atau bercuap-cuap di muka pers. Satu-satunya cara untuk membuktikan bersalah atau tidak adalah dengan diadili di muka hakim. Nanti di sana akan dibuktikan apakah tindakan tersebut dapat dibenarkan atau tidak.
Sejauh ini Prabowo belum diadili secara pidana, sedangkan bawahannya (Tim Mawar) sudah dijebloskan ke penjara. Ini saja sudah tidak benar dari sudut hukum pidana militer. Pertanggungjawaban komando militer, kok, ke anak buah. Makanya saya pernah sarankan melalui artikel supaya Prabowo menyerahkan diri untuk diadili atau ditangkap.
(Sutomo Paguci)
http://politik.kompasiana.com/2013/1...me-604058.html
Quote:
Gerindra: Hercules ditangkap, ini masalah sepele!
![[berbagi opini] Ciri Kepemimpinan Prabowo: Akomodatif pada Premanisme](https://dl.kaskus.id/cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/03/09/161490/670x335/gerindra-hercules-ditangkap-ini-masalah-sepele.jpg)
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menganggap sepele terkait penangkapan Hercules oleh aparat kepolisian. Penangkapan Hercules dan kawan-kawan yang dikaitkan permasalahan dengan PT Tjakra Multi Strategi, hanyalah bentuk salah paham saja dan bukan masalah besar.
"Ini masalah sepele. Saya sudah bicara semalam dengan Hercules, dan menyampaikan versinya," ujar Fadli dalam rilis tertulis yang diterima merdeka.com, Sabtu (9/3).
Menurut politisi Gerindra ini, persoalan ini hanyalah permasalahan warga dengan pengembang dan pemilik ruko. Hal ini terkait dengan pembangunan ruko yang berada di jalur hijau. Sehingga warga terkena dampaknya yaitu seperti banjir beberapa waktu lalu.
"Selain itu keberadaan ruko juga menghalangi akses warga. Hercules dan warga ingin ruko itu dibongkar, dan sudah dilakukan pembicaraan dengan pihak pengembang. Namun tak ada respons," jelas Fadli.
"Kejadian dengan polisi juga tak ada yang dramatis. Nampak dibesar-besarkan. Sebab, Hercules juga sudah meminta maaf kepada kepolisian ketika ada anggota kelompoknya melakukan kekeliruan," sambungnya.
Diakui Fadli, Hercules merupakan Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) yang merupakan organisasi masyarakat. Meski bukan sayap Partai Gerindra, tetapi merupakan salah satu ormas yang mendukung apa yang diperjuangkan oleh Partai Gerindra.
"Jika ada dimensi hukum yang dilanggar oleh pihak-pihak yang bermasalah dalam kasus ini, proses hukum harus tetap dijalankan. Semua pihak harus tetap menyerahkannya kepada aparat penegak hukum," jelas Fadli.
"Namun aparat penegak hukum juga harus jujur dan adil, jangan menjadi alat yang punya uang. Polisi adalah pelayan rakyat, bukan pelayan yang punya modal," tandasnya.
http://www.merdeka.com/politik/gerin...ah-sepele.html
![[berbagi opini] Ciri Kepemimpinan Prabowo: Akomodatif pada Premanisme](https://dl.kaskus.id/cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/03/09/161490/670x335/gerindra-hercules-ditangkap-ini-masalah-sepele.jpg)
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menganggap sepele terkait penangkapan Hercules oleh aparat kepolisian. Penangkapan Hercules dan kawan-kawan yang dikaitkan permasalahan dengan PT Tjakra Multi Strategi, hanyalah bentuk salah paham saja dan bukan masalah besar.
"Ini masalah sepele. Saya sudah bicara semalam dengan Hercules, dan menyampaikan versinya," ujar Fadli dalam rilis tertulis yang diterima merdeka.com, Sabtu (9/3).
Menurut politisi Gerindra ini, persoalan ini hanyalah permasalahan warga dengan pengembang dan pemilik ruko. Hal ini terkait dengan pembangunan ruko yang berada di jalur hijau. Sehingga warga terkena dampaknya yaitu seperti banjir beberapa waktu lalu.
"Selain itu keberadaan ruko juga menghalangi akses warga. Hercules dan warga ingin ruko itu dibongkar, dan sudah dilakukan pembicaraan dengan pihak pengembang. Namun tak ada respons," jelas Fadli.
"Kejadian dengan polisi juga tak ada yang dramatis. Nampak dibesar-besarkan. Sebab, Hercules juga sudah meminta maaf kepada kepolisian ketika ada anggota kelompoknya melakukan kekeliruan," sambungnya.
Diakui Fadli, Hercules merupakan Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB) yang merupakan organisasi masyarakat. Meski bukan sayap Partai Gerindra, tetapi merupakan salah satu ormas yang mendukung apa yang diperjuangkan oleh Partai Gerindra.
"Jika ada dimensi hukum yang dilanggar oleh pihak-pihak yang bermasalah dalam kasus ini, proses hukum harus tetap dijalankan. Semua pihak harus tetap menyerahkannya kepada aparat penegak hukum," jelas Fadli.
"Namun aparat penegak hukum juga harus jujur dan adil, jangan menjadi alat yang punya uang. Polisi adalah pelayan rakyat, bukan pelayan yang punya modal," tandasnya.
http://www.merdeka.com/politik/gerin...ah-sepele.html
Quote:
Hercules, dari Preman hingga Pemimpin Akademi
Hercules Rosario Marshal dikenal sebagai preman yang menguasai Jakarta. Ketenaran itu diawali pada 1987, ketika ia mulai menduduki Tanah Abang. Bersama kelompok etnis Timor Timur: Alfredo Monteiro Pires, Logo Vallenberg, Germano, Luis, Jimmy, dan Anis, Hercules menjalankan jasa keamanan. Mereka menarik tip dari pedagang, angkutan umu, menjalankan prostitusi, serta mengelola perjudian di pinggir rel.
Cukup lama kelompok Hercules bertahan di Tanah Abang, sekitar 10 tahun. Kekuasaannya baru berakhir di November 1997, ketika dipukul mundur oleh Muhammad
Yusuf Muhi alias Bang Ucu Kambing, dan warga sekitar Tanah Abang.
Tersingkir dari Tanah Abang, usaha Hercules berpindah-pindah. "Dia tetap menjalankan usaha keamanan," kata Kolonel (Purnawirawan) Gatot Purwanto, yang memboyong Hercules ke Jakarta.
Cerita soal Hercules di Tanah Abang sendiri pernah menjadi pemberitaan harian Indo Pos, berjudul Reformasi Preman Tanah Abang: Hercules Kini Jadi Santun. Berita pada 19 Desember 2005 itu membuat berang anak buah Hercules. hingga mereka menyerbu kantor Indo Pos di Gedung Graha Pena, Jakarta Selatan, 20 Desember 2005.
Dari penyerangan, lima wartawan mengalami luka-luka. Sedangkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Hercules bersalah, dan diganjar dua bulan penjara. Kala urusan hukum selesai, Hercules sempat terjun ke bisnis kapal dan perikanan.
Jejak Hercules tidak cuma menyangkut kekerasan saja. Ia pun sempat merambah ke dunia pendidikan dengan mengambil alih Lembaga Pendidikan Kesekretarisan Saint Mary, pada 25 September 2006. Bahkan ia ikut serta dalam pendirian pesantren di Indramayu, Jawa Barat.
Bersama Prabowo Subianto, Hercules bergabung dengan Ormas Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB).Bahkan ia menjabat posisi ketua dan mendukung Prabowo menjadi calon presiden 2014. Dan dari Keraton Surakarta, Hercules dianugerahkan gelar Kanjeng Raden Haryo Yudhopranoto atau kesatria penata perang.
"Hercules memiliki pengetahuan yang bagus tentang Jawa," kata Kanjeng Raden Haryo Tumenggung Sumodiningrat Agus Irianto, kerabat Keraton Surakarta.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...mimpin-Akademi
Hercules Rosario Marshal dikenal sebagai preman yang menguasai Jakarta. Ketenaran itu diawali pada 1987, ketika ia mulai menduduki Tanah Abang. Bersama kelompok etnis Timor Timur: Alfredo Monteiro Pires, Logo Vallenberg, Germano, Luis, Jimmy, dan Anis, Hercules menjalankan jasa keamanan. Mereka menarik tip dari pedagang, angkutan umu, menjalankan prostitusi, serta mengelola perjudian di pinggir rel.
Cukup lama kelompok Hercules bertahan di Tanah Abang, sekitar 10 tahun. Kekuasaannya baru berakhir di November 1997, ketika dipukul mundur oleh Muhammad
Yusuf Muhi alias Bang Ucu Kambing, dan warga sekitar Tanah Abang.
Tersingkir dari Tanah Abang, usaha Hercules berpindah-pindah. "Dia tetap menjalankan usaha keamanan," kata Kolonel (Purnawirawan) Gatot Purwanto, yang memboyong Hercules ke Jakarta.
Cerita soal Hercules di Tanah Abang sendiri pernah menjadi pemberitaan harian Indo Pos, berjudul Reformasi Preman Tanah Abang: Hercules Kini Jadi Santun. Berita pada 19 Desember 2005 itu membuat berang anak buah Hercules. hingga mereka menyerbu kantor Indo Pos di Gedung Graha Pena, Jakarta Selatan, 20 Desember 2005.
Dari penyerangan, lima wartawan mengalami luka-luka. Sedangkan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Hercules bersalah, dan diganjar dua bulan penjara. Kala urusan hukum selesai, Hercules sempat terjun ke bisnis kapal dan perikanan.
Jejak Hercules tidak cuma menyangkut kekerasan saja. Ia pun sempat merambah ke dunia pendidikan dengan mengambil alih Lembaga Pendidikan Kesekretarisan Saint Mary, pada 25 September 2006. Bahkan ia ikut serta dalam pendirian pesantren di Indramayu, Jawa Barat.
Bersama Prabowo Subianto, Hercules bergabung dengan Ormas Gerakan Rakyat Indonesia Baru (GRIB).Bahkan ia menjabat posisi ketua dan mendukung Prabowo menjadi calon presiden 2014. Dan dari Keraton Surakarta, Hercules dianugerahkan gelar Kanjeng Raden Haryo Yudhopranoto atau kesatria penata perang.
"Hercules memiliki pengetahuan yang bagus tentang Jawa," kata Kanjeng Raden Haryo Tumenggung Sumodiningrat Agus Irianto, kerabat Keraton Surakarta.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...mimpin-Akademi
Quote:
Anak Buah Hercules Juga Minta Bahan Bangunan
Ternyata, bukan hanya uang yang diminta anak buah Hercules kepada pekerja di proyek ruko milik PT Tjakra Multi Strategi di Kembangan, Jakarta Barat. Mereka juga meminta bahan bangunan, seperti pasir, semen, besi, bahkan wastafel dan kloset.
Seorang tukang yang tidak mau disebut namanya mengaku mereka sering dimintai bahan bangunan sejak 2012. Kalau dijumlah, nilainya bisa ratusan juta rupiah. “Kalau tidak mau ngasih ada yang dipukuli. Ada yang dilempar dari mobil sampai patah kaki,” katanya.
Sumber di Kepolisian Resor Jakarta Barat membenarkan adanya dugaan pemerasan itu, tapi korban tidak ada yang melapor. “Mereka hanya berani membuat laporan lisan,” katanya.
Pekerja itu mengatakan, pernah kelompok preman itu minta jatah wastafel dan kloset. Karena jumlahnya pas dengan kebutuhan, mereka tidak diberi. Setelah cekcok mulut, para preman ini menyerang sopir pengangkut barang.
Selain meminta secara terang-terangan, tak jarang ada pula yang mengambil pasir di malam hari. Soalnya, pasir hanya diletakkan di pinggir jalan. Barang hasil pemalakan itu kemudian digunakan untuk membangun rumah para preman.
Para tukang ini mengatakan mereka sering diganggu oleh preman yang sedang mabuk. “Kami paling takut sama anak buahnya (Hercules) yang lagi mabuk,” kata seorang pekerja. “Walaupun bosnya sudah dipegang perusahaan, tapi anak buahnya kan banyak,” kata dia.
Akibatnya, tak banyak pekerja yang betah mengerjakan proyek itu. “Paling lama hanya betah empat bulan,” katanya. Soalnya, pemalakan yang dilakukan kelompok itu berlangsung hampir setiap hari sebelum akhirnya Hercules dan 50 anggota kelompoknya ditangkap pada Jumat, 8 Maret 2013.
Usai penangkapan itu, pemalakan hilang. Apalagi pasukan polisi terlihat berjaga sampai beberapa hari. “Makanya kami kebut sekarang. Mumpung dijaga polisi jadi bisa bekerja dengan tenang,” katanya.
http://edsus.tempo.co/konten-berita/...Bahan-Bangunan
Ternyata, bukan hanya uang yang diminta anak buah Hercules kepada pekerja di proyek ruko milik PT Tjakra Multi Strategi di Kembangan, Jakarta Barat. Mereka juga meminta bahan bangunan, seperti pasir, semen, besi, bahkan wastafel dan kloset.
Seorang tukang yang tidak mau disebut namanya mengaku mereka sering dimintai bahan bangunan sejak 2012. Kalau dijumlah, nilainya bisa ratusan juta rupiah. “Kalau tidak mau ngasih ada yang dipukuli. Ada yang dilempar dari mobil sampai patah kaki,” katanya.
Sumber di Kepolisian Resor Jakarta Barat membenarkan adanya dugaan pemerasan itu, tapi korban tidak ada yang melapor. “Mereka hanya berani membuat laporan lisan,” katanya.
Pekerja itu mengatakan, pernah kelompok preman itu minta jatah wastafel dan kloset. Karena jumlahnya pas dengan kebutuhan, mereka tidak diberi. Setelah cekcok mulut, para preman ini menyerang sopir pengangkut barang.
Selain meminta secara terang-terangan, tak jarang ada pula yang mengambil pasir di malam hari. Soalnya, pasir hanya diletakkan di pinggir jalan. Barang hasil pemalakan itu kemudian digunakan untuk membangun rumah para preman.
Para tukang ini mengatakan mereka sering diganggu oleh preman yang sedang mabuk. “Kami paling takut sama anak buahnya (Hercules) yang lagi mabuk,” kata seorang pekerja. “Walaupun bosnya sudah dipegang perusahaan, tapi anak buahnya kan banyak,” kata dia.
Akibatnya, tak banyak pekerja yang betah mengerjakan proyek itu. “Paling lama hanya betah empat bulan,” katanya. Soalnya, pemalakan yang dilakukan kelompok itu berlangsung hampir setiap hari sebelum akhirnya Hercules dan 50 anggota kelompoknya ditangkap pada Jumat, 8 Maret 2013.
Usai penangkapan itu, pemalakan hilang. Apalagi pasukan polisi terlihat berjaga sampai beberapa hari. “Makanya kami kebut sekarang. Mumpung dijaga polisi jadi bisa bekerja dengan tenang,” katanya.
http://edsus.tempo.co/konten-berita/...Bahan-Bangunan
preman udah meresahkan masyarakat masih dibela2in juga

kalo begini caranya gimana mau basmi premanisme??

Spoiler for ngeri dah:
![[berbagi opini] Ciri Kepemimpinan Prabowo: Akomodatif pada Premanisme](https://dl.kaskus.id/statik.tempo.co/data/2014/04/05/id_278445/278445_620.jpg)
![[berbagi opini] Ciri Kepemimpinan Prabowo: Akomodatif pada Premanisme](https://s.kaskus.id/images/2014/04/17/5596885_20140417021627.jpg)
![[berbagi opini] Ciri Kepemimpinan Prabowo: Akomodatif pada Premanisme](https://s.kaskus.id/images/2014/04/17/6117890_20140417110021.jpg)

Diubah oleh velten 09-05-2014 09:12
0
12.7K
Kutip
192
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan