Dalam kehidupan sehari - hari kita tahu ada 2 gender dalam manusia : Laki - laki dan perempuan
Namun, dalam kebudayaan manusia, tidak semua budaya menyamaratakan bahwa hanya ada 2 gender. Beberapa ada yang menganggap gender itu ada 3 atau pun lebih
Kali ini kita bahas tentang Calabai, Calalai dan Bissu
Calalai
Calalai merupakan salah satu dari lima gender yang diakui dalam kebudayaan Bugis. Calalai ini mencakup perempuan yang berkelakuan, berpenampilan, dan berkehidupan seperti halnya seorang laki - laki, dan saking miripnya, banyak orang yang tidak tahu kalau seseorang itu Calalai sampai dia sendiri yang memberitahu saking miripnya mereka dengan seorang laki - laki
Spoiler for Calalai:
Calalai
Calabai
Sama halnya seperti Calalai, hanya saja mereka adalah laki2 yang hidup sebagai perempuan.
Spoiler for Calabai:
Calabai
Bissu
Bissu, berbeda dengan 4 gender lainnya, memiliki kedudukan khusus dalam adat Bugis. Bissu pada dasarnya adalah 'Para-gender' dan sering disalah artikan sebagai 'waria'. Pada dasarnya mereka adalah golongan yang disebut 'bukan lelaki ataupun perempuan' dalam budaya Bugis. Mereka memiliki posisi yang sangat penting dalam adat Bugis sebagai 'pendeta' atau 'pemangku adat' yang ditandai salah satunya dengan pakaian2 khusus yang mereka kenakan dalam kehidupannya sehari - hari. Merekalah yang bertugas menjaga dan melestarikan nilai - nilai budaya dan adat Bugis yang asli agar tidak punah
oohh.tidak sekali gan, justru suku bugis hidup dengan 5 gender dengan budaya mereka itu dianggap imbang dalam kehidupan masyarakat. klau dikaitkan dengan budaya barat...budaya bugis ini sudah hidup ribuan tahun lebih lama dari budaya barat yang memang salah (homo,lesbi,waria). bahkan dengan budaya mereka ini suku bugis sudah dan suku penjelajah yang sudah mengarungi belahan dunia.
sekarang kedepan bagaimana kita melihat budaya asli nusantara tanpa membandigkan dengan budaya barat....krn budaya barat ini muncul bukan kerena interaksi antara masyarakat adat..tapi lebih kepada kehendak bebas yang disalah gunakan.
Quote:
Original Posted By anepertamaxx►ane orang bugis gan dan ane ganteng ,sebenarnya, daerah bugis hampir sama dgn daerah lainnya yang pastinya juga punya banci dll, dalam kehidupan sehari-hari ane sih, banci itu gak punya "pengakuan khusus" di daerah ane, tapi sangat dibutuhkan saat hajatan kayak pernikahan dll, soalnya mereka itu jago banget masaknya
Trus untuk bissu, mereka skrg udah sangat jarang dan ane pun jarang pula ngedengernya, tapi yg ane tahu, bissu itu sangat menguasai bahasa bugis "asli", berbeda dgn orang bugis kebanyakan yg udah bahasa bugisnya udah berbaur dgn bahasa indonesia
tapi yang jelas, orang bugis udah terkenal sebagai pelaut yg gigih dengan perahu pinisinya mengarungi lautan hindia hingga afrika dan juga seorang perantau yang pantang pulang sebelum jadi orang sukses
CMIIW IMO
Quote:
Original Posted By fuchu.gold►
Calalai= perempuan yang kayak laki
Calabai=laki yang kayak perempuan
Bissu sebenarnya calabai (dan memang harus dari golongan calabai)
tapi tidak semua calabai bissu
karena bissu itu memiliki kemampuan tersendiri
(mereka dianggap manusia setengah dewa)
Sayang disaman DI/TII mereka banyak diburuh dan dibunuh
sisa sedikit dari mereka yang bertahan
Quote:
Original Posted By barried►tapi sayang tradisi 5 gender di Bugis ini sempat mengalami penghapusan atau adanya usaha untuk dihilangkan. alasannya karena dianggap "tidak pantas" atau melanggar norma2 dan agama. padahal tradisi ini sudah ada jauh sebelum adanya agama2 dari luar. Bahkan ada pemaksaan2 dengan ancaman mati. Skrg kalau pun masih ada peran2 mereka sudah berkurang nilainya. Semata untuk pariwisata saja, padahal tadinya sakral.
semoga saja tradisi2 serupa atau tradisi2 lain yg dianggap "tidak sesuai" dengan tradisi mayoritas masih bisa bertahan.
Quote:
Original Posted By onazza►Agar tidak menjadi salah mengerti tentang ke ''5 gender'' yang ada di masyarakat bugis. dua gender pertama yaitu pria dan wanita tidak perlu saya jelaskan. kecuali tiga yang terakhir.
1. Calabai pada dasarnya terlahir sebagai seorang laki-laki tetapi tetapi secara fisik ia gemulai serata feminim dan tidak memiliki kejantanan layaknya seorang lelaki sejati. tetapi ia tidaklah mendefinisikan dirinya sebagai sebagai "perempuan". calabai, di masyarakat bugis banyak memposisikan dirinya sebagai "jennang" atau orang yang ahli memasak di acara acara pengantin tetapi ia bukanlah seperti seorang lelaki peminim yang mengumbar hasrat seksual terhadap lelaki. dalam peneltian: "If there is to be a wedding in Bugis society, more often than not calabai will be involved in the organization. When a wedding date has been agreed upon, the family will approach a calabai and negotiate a wedding plan. The calabai will be responsible for many things: setting up and decorating the tent, arranging the bridal chairs, bridal gown, costumes for the groom and the entire wedding party (numbering up to twenty-five), makeup for all those involved, and all the food. Rarely did I attend a village wedding with less than a thousand guests. On the day, some calabai remain in the kitchen preparing food while others form part of the reception, showing guests to their seats."[Sharyn Graham]
2. Calalai, bukanlah seorang perempuan yang mendefinisikan dirinya sebagai lelaki, tetapi iya adalah perempuan yang berwatak maskulin. jdi jangan dipandang sebagai orientasi seksual. Calalai adalah perempuan yang bekerja layaknya lelaki. saya melihat / menyaksiakan ada beberapa orang perempuan yang memang mampu bekerja dan sama kuatnya dengan lelaki, yang inilah yang di sebut calalai.
"This group of individuals refers to a person who is assigned female at birth but takes on the roles of a heterosexual male in the Bugis society. Calalai individuals do not "transition" like most Western transgender people, Calalai merely dress and present themselves in the masculine fashions of cisgender"
3. Bisssu.
bissu ini bukan trbatas hanya dari kalangan pria saja tetapi juga ada dari kalangan perempuan, ini adalah kaitanyya dengan agama kuno pra agama samawi .
dan yang namanya BANCI/bencong itu tidak pernah memiliki tempat dimasyarakt bugis.
di pageone agar tidak salah memandang istilah lima gender ini.
Quote:
Original Posted By glesks►Sekedar tambahan gan...mengenai Gender ke 5 nih (Gender paling Suci)
Ane pernah ketemu dan bicara 4 mata dengan salah satu kepala bissu dari Kabuten Pangkep, sulsel.. waktu berkunjung ke jogja, pas ada pegelaran tari Bissu yg ditujukan untuk tugas akhir temen ane di ISI...
Menurut beliau, untuk menjadi Bissu harus memiliki tanda2 alam dan bakat untuk jadi bissu dari yg maha kuasa.. tdk sembarang seseorang untuk menadi bissu, perlu mensucikan dan Pengendalian diri yg mendalam..
Fungsi Bissu pada jaman Kerajaan Bugis dulu adalah hampir sama dengan kasim pada jaman kerajaan cina, namun kelebihan bissu adalah beliau sekaligus sebagai penguhubung Dewata (Tuhan pada sebelum Islam di Sulsel) dengan ummat manusia pada jaman itu...
Persamaan mendasar Bissu dan Kasim adalah, mereke tdk bisa mengembat (berselingkuh) dengan selir2 dan anak2 perempuan raja, karena mereka telah kehilang nafsu terhadap lawan jenis.. mungkin ini juga salah satu alasan kenapa Bissu diangkat dari Jenis, Maaf "Waria", karena kalau potong kelamin sama seperti pada kerajaan cina dulu, dianggap kejam dan tdk manusiawi.. masyarakat bugis sdh memiliki alternatifnya..
Bissu pada jaman kerajaan Bugis sebelum islam, di anggap sebagai manusia Suci, penghubung Dewata dan Manusia, Pemangku adat, dan penjaga benda pusaka kerajaan.. dan juga memiliki keterampilan MAGGIRI, mirip kayak debus gan.. mereka kebal akan senjata tajam, dan ritual ini sampe sekarang masih di pentaskan dimana mana..
Untuk menjadi seorang Bissu, syaratnya adalah agan2 harus bersifat bagaikan seorang Nabi.. Tidak mendendam, bertutur kata halus, tenang, tdk berbuat hal2 yg bis merugikan orang lain.. salah satu keterangan sifat2 yg harus dimiliki seorang bissu dari seorang Bissu yg ane pernah temui, adalah ketika sesorang sedang marah2 dan memaki kamu, maku kamu boleh membalasnya dengan senyuman..
Dan tentunya, syarat yg paling utama adalah agan2 mesti percaya 100% dengan keyakinan terhadap Dewata Botting langiq (yg berkuasa di langit)..
Jujur gan, pada saat ane ketemu dengan Bissu, mereke memang penuh kharisma dibanding orang biasa, kharismanya ibarat pemimpin yg selama ini kita dambakan, kata2nya penuh makna yg sangat dalam dengan pesan2 kedamaian.. Jujur gan, Seumur hidup ane, belum pernah ane ketemu orang yg bener2 berkharisma seperti beliau, padahal secara kalo kita memandang dengan sekilas, beliau ini memang seperti Waria.. tapi mungkin kalu kita menganggap beliau demikian, maka beliau adalah satu2nya waria paling suci di semesta ini :Hammers
Masyarakat Bugis sangat mennghormati dan menghargai Bissu, karena mungkin peran Bissu pada jaman dulu sangat vital, dan mengajarkan nilai2 luhur dan norma kehidupan.. itu sebabnya Masayarakat tidak pernah meanggap mereka sebagai Waria, tapi seorang Bissu.. yg sangat berbeda dengan Waria, secara peran, perilaku dan sifat.. tapi hasrat mereka terhadap lelaki tetap ada, meskipun akhirnya kewajiban mereka menimbun hasrat itu..
Nmaun jaman sekarang, Bissu telah banyak di gunakan sebagai kedok untuk mencari keuntungan oleh segilintir orang2 yg tdk bertanggung jawab..
sory kalau kepanjangan , dan mohon dikoreksi kalau ada yg keliru
Quote:
Original Posted By AlghifaryChaer►Ane kasi penjelasan dikit gan menurut nenek ane yg kebetulan orang bugis asli dan masih keturunan kerajaan bugis disana..
bawha pada jaman dulu budaya bugis memang mengakui adanya 5 gender krn memang mereka ada yg ditakdirkan (sejak kecil) cowok besifat feminim (bukan maho) dan sebaliknya, mereka umumnya bergaul biasa pada masyarakat tp dlm hubungan pasangn umumnya calabai n calalai jomblo gan.. mereka di akui dan tidak dikucilkan, bukan seperti jaman sekarang penyimpangan, cowok kekar maskulin tp sukanya cowok ( MAHO )
adapun bissu itu uda jarang sejam peradaban Islam masuk ke tanah bugis.. no Sara