- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menara Listrik Pangkalan Susu Digergaji, Negara Rugi Rp 2 Triliun
TS
madi.noto
Menara Listrik Pangkalan Susu Digergaji, Negara Rugi Rp 2 Triliun
Spoiler for reff:
Spoiler for menara:
Spoiler for digergaji:
Medan - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menyesalkan perbuatan yang dilakukan orang yang tidak bertanggung jawab karena menggergaji menara listrik yang telah didirikan di Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
"Setiap tower listrik yang sudah didirikan, tetap ada saja yang tumbang dan tidak diketahui siapa yang melakukannya," katanya di Belawan, Senin (18/11), dalam sambutannya ketika mencanangkan Proyek Pengembangan Terminal Peti Kemas Belawan Tahap II sepanjang 350 meter.
Menurut Dahlan, dengan adanya hambatan pemasangan tower tersebut, maka pengerjaan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu tidak akan selesai.
Sehubungan dengan adanya gangguan dan hambatan pemasangan menara listrik itu, negara mengalami kerugian mencapai Rp 2 triliun per tahun, dan hal ini cukup besar.
Oleh karena itu, katanya, pihak Polda Sumut, Pemprov Sumut, dan institusi pengaman lainnya dapat memperhatikan demi lancarnya pemasangan menara listrik milik negara tersebut.
"Keamanan pemasangan menara listrik itu, tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak BUMN PT PLN, melainkan seluruh rakyat Indonesia," ucap Menteri BUMN itu.
Dahlan menyebut, dengan kelancaran pemasangan menara listrik itu, berarti dapat terlaksana pengerjaan proyek milik negara tersebut tepat waktu, dan tidak ada penambahan anggaran.
"Kita tidak ingin adanya penambahan dana pengerjaan proyek listrik, karena tidak terlaksananya pendirian tower listrik di wilayah Pangkalan Susu," ucap mantan Direktur Utama PT PLN.
Apalagi, jelasnya, pembangunan PLTU Pangkalan Susu mampu menghasilkan daya listrik 400 megawatt.
"Daya listrik yang dihasilkan PLTU Pangkalan Susu dapat mengatasi krisis energi listrik yang terjadi di Provinsi Sumatera Utara," kata Menteri BUMN.
Penulis: /YS
Sumber:antara
Dan ternyata kasus ini ga cuma terjadi sekali. Di daerah lain juga sering terjadi
Tower PLN Roboh Digergaji
Spoiler for reff:
ACEH UTARA – TRIBUN – Aksi teror di Nanggroe Aceh Darusalam (NAD) terus berlanjut. Kali ini tower listrik PLN di desa Matang Sijuk Barat, Kecamatan Baktiya, Aceh Utara, digergaji oleh orang tak dikenal hingga roboh.
Robohnya menara jaringan listrik tegangan tinggi interkoneksi PLN berkapasitas 150 KV mengakibatkan kawasan pantai timur Aceh, mulai dari Panton Labu, Lhoksomawe, Bireun, Sigli sampai Banda Aceh gelap gulita.
Tower tumbang Sabtu, (7/1) malam sekitar pukul 23.19 WIB, pada Minggu pagi, tower masih posisi ambruk ke areal pertambakan milik warga, dengan kemiringan sekitar 30 derajat dari tanah. Ujung atas menara dalam posisi tergantung karena tertarik kabel yang masih terpasang dan terhubungkan dengaqn tower sebelum dan sesudahnya.
Di lokasi, Polisi menemukan gergaji, bekas tumpahan oli, dan botol plastik minuman soda. Dari jejak kaki, diduga pelaku berjumlah lima orang. Posisi menara cukup jauh dari pemukiman penduduk terdekat, sekitar 1 kilmeter.
” Dari temuan di lokasi kejadian, dugaan kami memang ada kesengajaan untuk memotong tower itu. Tapi, kami belum dapat menyebut ini sabotase. Masih akan kami selidiki dan cari pelakunya, ” Ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Aceh Kombes Pol. Gustav Leo kepada wartawan Minggu (8/1).
Selain peristiwa robohnya tower nomor 354 di desa Matang Sijuk Barat, Kecamatan Baktriya, Aceh Utara, petugas PLN juga menemukan kasus pencurian baut dan besi tiga tower di Pidie.
Peristiwa menambah rawan situasi keamanan di Aceh, menyusul serangkaian aksi penembakan dengan sasaran warga sipil yang umumnya pada pendatang. Dalam sebulan terakhir tercatat enam peristiwa penembakan yang mengakibatkan 9 orang tewas dan 16 orang luka-luka.
Aksi penembakan paling akhir terjadi Kamis malam, 5 Desember 2011 di Simpang Aneuk Galoeng, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Aceh Besar, yang menyebabkan Gunoko kritis dan tiga rekannya luka serius. Gunoko, pekerja asal Demak, jawa tengah, akhirnya tewas setelah kritis beberapa lama.
Banyak pihak menduga meningkatkan aksi kekerasan dan sabotase terkait dengan panasnya situasi politik jelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) di 17 Kabupaten dan Kota, bersamaan dengaan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, yang akan digelar serentak 16 Pebruari mendatang.
Bila dirunut ke belakang, peristiwa menara listrik ditumbangkan di pantai Timur Aceh kerap terjadi pada Maret – Mei 2003. Hal ini membuat sebagian besar warga pedesaan hidup tanpa aliran listrik hingga presiden waktu, Megawati Soekarnoputri, memberlakukan status darurat Militer di Aceh Mulai 18 Mei 2003.
Ketika itu penembakan misterius terhadap warga sipil juga kerap terjadi, teror terhadap warga sipil Aceh, seperti yang sekarang terjadi, dulu juga dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang sampai kini tak terungkap.
Pada masa darurat Militer, aksi-aksi penumbangan menara listrik tegangan tinggi berlanjut dengan pembakaran gedung-gedung Sekolah dan Kantor Pemerintah. Peristiwa yang menebarkan ketakutan rakyat di sekitar lokasi kejadian ini banyak terjadi di Aceh Utara dan Bireun. Anehnya, menara listrik tumbang dan pembakaran gedung sekolah tak terjadi lagi begitu status darurat militer diterapkan.
Trauma atas kejadian ini membuat warga berharap aparat keamanan segera menangkap para pelaku untuk menghentikan teror tersebut. Saat ini, warga Aceh sedang menikmati kebebasan sebagai warga negara dalam suasana perdamaian.
” kami tidak tahu siapa pelakunya namun semua ini mengarah ke suasanan seperti masa lalu, ” ujar warga Aceh besar, Fitrhah, dengan nada prihatin.
Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Aceh Kombes Pol. Gustav Leo belum melihat ada kaitan robohnya tower dengan serangkaian aksi penembakan di Aceh belakangan ini.
” Polisi belum melihat keterhubungan antara perobohan menara listrik PLN terasebut dengan serangkaian kejadian penembakan misterius di Aceh beberapa waktu terkahir. Semuanya masih dalam penyelidikan, ” tegas dia.
Polres Aceh Utara dibantu personil TNI turun ke lokasi, ikut membantu pengamanan saat petugas PLN memperbaiki tower. Sejumlah saksi sudah diminta keterangan, ” sedangkan motifnya juga masih belum bisa dipastikan, ” kata Kapolres Aceh Utara AKBP Farid B E.
Gunakan Genset
Tak lama setelah tower tumbang, listrik padam selama satu jam hingga Minggu dini hari, yang membuat kawasan pantai Timur Aceh gelap gulita.
Pasokan sempat normal setelah PLN menggunakan kabel bagian atas dari tower yang tumbang untuk memasok listrik. Namun paginya, mulai 09.15, listri dari Panthon Labu, Aceh Utara hingga Banda Aceh kembali padam.
PLN berupaya menormalkan aliran listrik dengan menggunakan generator set (genset) cadangan, seperti di Bayu, Cot Trieng, dan Sigli
” Kami tidak gunakan line atas dari tower tumbang, karena takut tergganggu lagi. Makanya kami sedang usahakan menormalkan arus dengan gunakan genset, ” kata Manajer PLN Area Lhoksomawe Defiar Anis.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengintruksikan General Manager PLN di Aceh, untuk memasang menara darurat (emergency tower). ” langkah kita hari ini kita akan memasang emergency tower sebagai langkah awal untuk mengantisipasi aliran listrik untuk empat wilayah yang terkena dampak robohnya tower, ” kata Sulaiman, staf Direktur Utama PLN.
Sulaiman menjelaskan, menara darurat sudah disiapkan dari lokasi di Langsa dan perlu satu hari untuk pemasangan. Sementara untuk memperbaiki tower nomor 354 hingga kembali beroperasi normal, diperlukan waktu sepekan (tribunnews/bah/mal/kps)
Gimana mau lepas krisis listrik kalau menara listriknya aja di gorok
Ntah apa yang ada dibenak si penggorok
Jika berkenan mohon
ane ga nolak
Komen kaskuser yang ngerti permasalahan ini:
Quote:
Diubah oleh madi.noto 20-11-2013 23:53
0
3.8K
45
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan