- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Prof. Dr. Mikihiro Moriyama : GURU BESAR JEPANG FASIH BERBAHASA SUNDA


TS
sssunan
Prof. Dr. Mikihiro Moriyama : GURU BESAR JEPANG FASIH BERBAHASA SUNDA
[SPOILER=Bukan Repost
][/SPOILER]

SETENGAH JAM BERSAMA KANG MIKI DI RUANG DOSEN PBSI S2 UNSUR CIANJUR
oleh : Dadan Wahyudin | Suara Daerah | artikel ini dimuat di majalah suara daerah jawa barat edisi 488/2012
KEGELISAHAN tidak bisa berkomunikasi menggunakan bahasa negeri Sakura hilang seketika, manakala Prof. Dr. Mikihiro Moriyama memperkenalkan dirinya dengan menggunakan bahasa Sunda dengan familiar. “Sampurasun. Nepangkeun abdi Miki, supados langkung wanoh sebat wae Kang Miki…,” ungkapnya dengan fasih.
Peristiwa diskusi sekilas ini terjadi suatu sore di ruang dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) S2 Universitas Suryakancana Cianjur beberapa waktu lalu. Kang Miki tiba di Cianjur setelah mengikuti kegiatan Konferensi Internasional Budaya Sunda (KIBS) II di Gedung Merdeka Bandung. Esoknya, Kang Miki sengaja didaulat oleh Panitia sebagai pemateri tunggal “Seminar Internasional III Bahasa dan Sastra Daerah/Sunda” di aula FKIP Unsur Cianjur.
Saat ditanya seorang mahasiswa perihal mengapa Kang Miki tertarik menggeluti bahasa Sunda? Kang Miki menjelaskan bahwa dirinya berminat dengan bahasa Sunda tatkala berkenalan dengan Ajip Rosidi, sastrawan Sunda sebagai dosen di Jepang. Kang Miki terkesan oleh sikap konsisten dan jiwa kesundaan begitu kental pada diri Ajip Rosidi meskipun telah tinggal bertahun-tahun di negeri matahari terbit ini.
Pada kesempatan itu, Kang Miki menceritakan biografi seputar dirinya. Tahun 1980, Kang Miki tiba di Indonesia pertama kalinya. Beliau berhasrat mengenal lebih dekat budaya Indonesia dengan mengunjungi beberapa daerah di tanah air, seperti: Toraja, Bali, Yogyakarta. Tahun 1982-1984 belajar di Unpad Bandung.
Untuk memperdalam bahasa dan budaya Sunda, Kang Miki sering berdiskusi dengan sejumlah seniman dan budayawan. Selain berdiskusi, Kang Miki berusaha sungguh-sungguh mempelajari hal-hal berkaitan dengan kesundaan. Budaya dan seni Sunda seperti: maenpo, pupuh, cianjuran, kecapi, dan lain-lain tak luput dari perhatiannya untuk dipelajari. Di Cianjur, Kang Miki berkenalan dengan ahli bahasa Sunda, Rd. Buldan Djajawiguna (alm) untuk lebih mengasah kemampuan berbahasa Sunda ini.

BERSAMA NARASUMBER, KETUA SEMINAR DAN GURU BESAR UPI BANDUNG
Agar bahasa Sunda diperolehnya tidak banyak terkontaminasi bahasa lain, Kang Miki sengaja tidak memilih bermukim di Bandung yang multilingual, tetapi mencari tempat tinggal dalam masyarakat tradisional yang budaya relatif terjaga. Dipilihlah pelosok Wanayasa, daerah di sebelah tenggara kota Purwakarta sebagai tempat mendalami bahasa dan budaya Sunda secara langsung. Di sini, Kang Miki merasakan bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda. Sebagai masyarakat agraris, kehidupan masyarakat tatar Pasundan tak bisa dilepaskan dengan lingkungan sawah, kolam ikan, maupun kebun palawija.
Sikap gotong royong dalam kegiatan umum, keramahan dalam bertegur sapa maupun kesederhanaan dapat disaksikan dan dialami secara langsung. Dalam bahasa, Kang Miki mendapatkan kosa kata, peribahasa, tradisi atau sastra lisan bahasa Sunda sebagai pengayaan berkaitan dengan kesundaan. Selama enam bulan Kang Miki tinggal, penerangan kala itu masih menggunakan lampu tempel dan petromak. Untuk memperdalam adat dan tradisi lokal lainnya, Kang Miki pernah belajar mengaji di Pesantren Cipasung Tasikmalaya.
Kuasai ilmu
Sambil tersenyum, Kang Miki berseloroh, mengingatkan semboyan dianutnya semasa remajanya bahwa ciri orang sukses bakal bisa berkeliling dunia dengan ilmunya. Oleh karena itu syaratnya harus memiliki dan menguasai satu disiplin ilmu secara mendalam. Dengan menguasai ilmu, hidup akan bermakna dan dibutuhkan. Filosofi itu benar terbukti, dengan menjadi pakar di bidang bahasa dan budaya Sunda, telah mengantarkan Kang Miki bisa berkeliling dunia secara cuma-cuma.
Tahun 2003 mendapat gelar doktor Kesusastraan dari Universitas Leiden (Belanda) dengan disertasi “A New Spirit: Sundanese Publishing and the Changing Configuration of Writing in Nineteenth-Century West Java 1987”. Kang Miki menempuh Program Pascasarjana di Universitas Osaka Studi Luar Negeri sejak tahun 1985 dan lulus tahun 1987. Gelar sarjananya (S1) diperoleh universitas yang sama dalam Studi Luar Negeri dengan kajian Departemen Bahasa Indonesia lulus tahun 1985. Kini menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan di Nanzan University Nagoya Jepang.
Beliau mengajarkan bahasa Indonesia di Jepang sejak tahun 1988, termasuk menyusun buku pelajaran bahasa Indonesia untuk para siswa Jepang. Kang Miki menulis pula buku dari bahan disertasinya yang disusun selama lima belas tahun yaitu “Semangat Baru: Kolonialisme, Budaya Cetak, dan Kesusastraan Sunda Abad ke-19” yang diterbitkan Gramedia. Buku lainnya antara lain “Sundanese Conversation (Sundago Kaiwa in Japanese). Beliau menerjemahkan sastra kontemporer Indonesia termasuk karya Seno Gumira Ajidarma dan Putu Wijaya ke dalam bahasa Jepang.
Ajang Nostalgia

Kang Miki bersama Rektor UNSUR Cianjur dalam satu semiloka.
Kunjungan Kang Miki ke Cianjur ini boleh jadi menjadi ajang nostalgia. Di Universitas Suryakancana Cianjur ini, Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd, guru pertama kali saat Kang Miki belajar tata bahasa Sunda menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Suryakancana Cianjur. Kang Miki pun pernah tinggal di Cikalongkulon Cianjur (1984) untuk mempelajari seni mamaos Cianjuran, maenpo, kecapi, dan sebagainya selama beberapa bulan sebelum tinggal ke Wanayasa. Nuansa alam dan kuliner Cianjur dapat membangkitkan kerinduan Kang Miki dengan tokoh dan masyarakat Cianjur selama tingga tempo hari. Selain memberi materi budaya dan sastra Sunda, kedatangannya di Cianjur dapat dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi dan bernostalgia.
Kang Miki turut mengangkat budaya dan bahasa Sunda dalam semiloka di mancanegara. Beliau pernah memberi kuliah bahasa Sunda di Leiden Belanda yang dikenal sebagai universitas rujukan keilmuan bahasa Sunda terkemuka di luar negeri. Selain menjadikan bahasa dan budaya Sunda sebagai bahan disertasi program Doktornya, Kang Miki kerap membawakan materi tentang kesundaan dalam seminar di mancanegara hingga mencapai pelosok Afrika Barat seperti Mali.
Kang Miki cukup fasih menggunakan bahasa Sunda dalam bertutur secara halus sesuai undak-usuk basa. Kita sebagai “urang Sunda” sering abai terhadap proses tumbuh-kembangnya bahasa dan budaya sendiri. Di tengah keabaian ini, ada sosok orang asing amat peduli terhadap budaya lokal kita. Tentu hal ini menjadi cambuk sekaligus inspirasi bagi “urang Sunda” untuk lebih mencintai budaya dan bahasa sendiri.
Banyak filosofi luhur yang dianut urang Sunda seperti “hirup hurip”, “silih asih silih asah silih asuh”, “cageur bageur bener pinter singer”, “teuneung ludeung”, “waras”, “sineger tengah” yang tetap relevan dalam kehidupan masa kini. Hal tersebut sesungguhnya merupakan modal berharga bagi “urang Sunda” khususnya dan bangsa Indonesia umumnya dalam menghadapi gempuran arus globalisasi, dengan tetap memiliki “ajen” dan jatidiri sebagai bangsa berbudaya. *** [dadan wahyudin]


SETENGAH JAM BERSAMA KANG MIKI DI RUANG DOSEN PBSI S2 UNSUR CIANJUR
oleh : Dadan Wahyudin | Suara Daerah | artikel ini dimuat di majalah suara daerah jawa barat edisi 488/2012
KEGELISAHAN tidak bisa berkomunikasi menggunakan bahasa negeri Sakura hilang seketika, manakala Prof. Dr. Mikihiro Moriyama memperkenalkan dirinya dengan menggunakan bahasa Sunda dengan familiar. “Sampurasun. Nepangkeun abdi Miki, supados langkung wanoh sebat wae Kang Miki…,” ungkapnya dengan fasih.
Peristiwa diskusi sekilas ini terjadi suatu sore di ruang dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) S2 Universitas Suryakancana Cianjur beberapa waktu lalu. Kang Miki tiba di Cianjur setelah mengikuti kegiatan Konferensi Internasional Budaya Sunda (KIBS) II di Gedung Merdeka Bandung. Esoknya, Kang Miki sengaja didaulat oleh Panitia sebagai pemateri tunggal “Seminar Internasional III Bahasa dan Sastra Daerah/Sunda” di aula FKIP Unsur Cianjur.
Saat ditanya seorang mahasiswa perihal mengapa Kang Miki tertarik menggeluti bahasa Sunda? Kang Miki menjelaskan bahwa dirinya berminat dengan bahasa Sunda tatkala berkenalan dengan Ajip Rosidi, sastrawan Sunda sebagai dosen di Jepang. Kang Miki terkesan oleh sikap konsisten dan jiwa kesundaan begitu kental pada diri Ajip Rosidi meskipun telah tinggal bertahun-tahun di negeri matahari terbit ini.
Pada kesempatan itu, Kang Miki menceritakan biografi seputar dirinya. Tahun 1980, Kang Miki tiba di Indonesia pertama kalinya. Beliau berhasrat mengenal lebih dekat budaya Indonesia dengan mengunjungi beberapa daerah di tanah air, seperti: Toraja, Bali, Yogyakarta. Tahun 1982-1984 belajar di Unpad Bandung.
Untuk memperdalam bahasa dan budaya Sunda, Kang Miki sering berdiskusi dengan sejumlah seniman dan budayawan. Selain berdiskusi, Kang Miki berusaha sungguh-sungguh mempelajari hal-hal berkaitan dengan kesundaan. Budaya dan seni Sunda seperti: maenpo, pupuh, cianjuran, kecapi, dan lain-lain tak luput dari perhatiannya untuk dipelajari. Di Cianjur, Kang Miki berkenalan dengan ahli bahasa Sunda, Rd. Buldan Djajawiguna (alm) untuk lebih mengasah kemampuan berbahasa Sunda ini.

BERSAMA NARASUMBER, KETUA SEMINAR DAN GURU BESAR UPI BANDUNG
Agar bahasa Sunda diperolehnya tidak banyak terkontaminasi bahasa lain, Kang Miki sengaja tidak memilih bermukim di Bandung yang multilingual, tetapi mencari tempat tinggal dalam masyarakat tradisional yang budaya relatif terjaga. Dipilihlah pelosok Wanayasa, daerah di sebelah tenggara kota Purwakarta sebagai tempat mendalami bahasa dan budaya Sunda secara langsung. Di sini, Kang Miki merasakan bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda. Sebagai masyarakat agraris, kehidupan masyarakat tatar Pasundan tak bisa dilepaskan dengan lingkungan sawah, kolam ikan, maupun kebun palawija.
Sikap gotong royong dalam kegiatan umum, keramahan dalam bertegur sapa maupun kesederhanaan dapat disaksikan dan dialami secara langsung. Dalam bahasa, Kang Miki mendapatkan kosa kata, peribahasa, tradisi atau sastra lisan bahasa Sunda sebagai pengayaan berkaitan dengan kesundaan. Selama enam bulan Kang Miki tinggal, penerangan kala itu masih menggunakan lampu tempel dan petromak. Untuk memperdalam adat dan tradisi lokal lainnya, Kang Miki pernah belajar mengaji di Pesantren Cipasung Tasikmalaya.
Kuasai ilmu
Sambil tersenyum, Kang Miki berseloroh, mengingatkan semboyan dianutnya semasa remajanya bahwa ciri orang sukses bakal bisa berkeliling dunia dengan ilmunya. Oleh karena itu syaratnya harus memiliki dan menguasai satu disiplin ilmu secara mendalam. Dengan menguasai ilmu, hidup akan bermakna dan dibutuhkan. Filosofi itu benar terbukti, dengan menjadi pakar di bidang bahasa dan budaya Sunda, telah mengantarkan Kang Miki bisa berkeliling dunia secara cuma-cuma.
Tahun 2003 mendapat gelar doktor Kesusastraan dari Universitas Leiden (Belanda) dengan disertasi “A New Spirit: Sundanese Publishing and the Changing Configuration of Writing in Nineteenth-Century West Java 1987”. Kang Miki menempuh Program Pascasarjana di Universitas Osaka Studi Luar Negeri sejak tahun 1985 dan lulus tahun 1987. Gelar sarjananya (S1) diperoleh universitas yang sama dalam Studi Luar Negeri dengan kajian Departemen Bahasa Indonesia lulus tahun 1985. Kini menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan di Nanzan University Nagoya Jepang.
Beliau mengajarkan bahasa Indonesia di Jepang sejak tahun 1988, termasuk menyusun buku pelajaran bahasa Indonesia untuk para siswa Jepang. Kang Miki menulis pula buku dari bahan disertasinya yang disusun selama lima belas tahun yaitu “Semangat Baru: Kolonialisme, Budaya Cetak, dan Kesusastraan Sunda Abad ke-19” yang diterbitkan Gramedia. Buku lainnya antara lain “Sundanese Conversation (Sundago Kaiwa in Japanese). Beliau menerjemahkan sastra kontemporer Indonesia termasuk karya Seno Gumira Ajidarma dan Putu Wijaya ke dalam bahasa Jepang.
Ajang Nostalgia

Kang Miki bersama Rektor UNSUR Cianjur dalam satu semiloka.
Kunjungan Kang Miki ke Cianjur ini boleh jadi menjadi ajang nostalgia. Di Universitas Suryakancana Cianjur ini, Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd, guru pertama kali saat Kang Miki belajar tata bahasa Sunda menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Universitas Suryakancana Cianjur. Kang Miki pun pernah tinggal di Cikalongkulon Cianjur (1984) untuk mempelajari seni mamaos Cianjuran, maenpo, kecapi, dan sebagainya selama beberapa bulan sebelum tinggal ke Wanayasa. Nuansa alam dan kuliner Cianjur dapat membangkitkan kerinduan Kang Miki dengan tokoh dan masyarakat Cianjur selama tingga tempo hari. Selain memberi materi budaya dan sastra Sunda, kedatangannya di Cianjur dapat dimanfaatkan sebagai ajang silaturahmi dan bernostalgia.
Kang Miki turut mengangkat budaya dan bahasa Sunda dalam semiloka di mancanegara. Beliau pernah memberi kuliah bahasa Sunda di Leiden Belanda yang dikenal sebagai universitas rujukan keilmuan bahasa Sunda terkemuka di luar negeri. Selain menjadikan bahasa dan budaya Sunda sebagai bahan disertasi program Doktornya, Kang Miki kerap membawakan materi tentang kesundaan dalam seminar di mancanegara hingga mencapai pelosok Afrika Barat seperti Mali.
Kang Miki cukup fasih menggunakan bahasa Sunda dalam bertutur secara halus sesuai undak-usuk basa. Kita sebagai “urang Sunda” sering abai terhadap proses tumbuh-kembangnya bahasa dan budaya sendiri. Di tengah keabaian ini, ada sosok orang asing amat peduli terhadap budaya lokal kita. Tentu hal ini menjadi cambuk sekaligus inspirasi bagi “urang Sunda” untuk lebih mencintai budaya dan bahasa sendiri.
Banyak filosofi luhur yang dianut urang Sunda seperti “hirup hurip”, “silih asih silih asah silih asuh”, “cageur bageur bener pinter singer”, “teuneung ludeung”, “waras”, “sineger tengah” yang tetap relevan dalam kehidupan masa kini. Hal tersebut sesungguhnya merupakan modal berharga bagi “urang Sunda” khususnya dan bangsa Indonesia umumnya dalam menghadapi gempuran arus globalisasi, dengan tetap memiliki “ajen” dan jatidiri sebagai bangsa berbudaya. *** [dadan wahyudin]
Spoiler for KALAU BERKENAN:

0
4.4K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan