- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kesel sama sistem MOS/Ospek saat ini?? think again !!


TS
reysdesign
Kesel sama sistem MOS/Ospek saat ini?? think again !!
WIN-WIN SOLUTION
by luckman99
by luckman99
Quote:
Original Posted By luckman99►
Sebenernya kita ini kedepannya mau kerja apa mau perang sih gan?
Ane kok rasa"nya nih ngeliat pendapat yang pro sama ospek, kerasanya kok yang pro sama ospek berasa lebay
Maksudnya disini kaya chauvinisme (dibaca : nasionalisme berlebihan). Kalau dalam hal ini kaitannya senior dan orang2 yang pro sama ospek tuh kaya mempromosikan secara besar2an bahwa :
HIDUP ITU HARUS KUAT MENTAL DEK, KALAU GA KUAT MENDING MATI AJA DEK. SO, KALAU MAU KUAT MENTAL? IKUT OSPEK, MAU DITERIMA DI HIMPUNAN? IKUT OSPEK.
Beneran deh sumpah ospek tuh kaya yang diboomingkan dan digembar-gemborkan baik. Emang bener hidup itu keras, banyak cobaan, tapi ya elah ga usah disimulasikan sampe segitunya, kita sakit-sakitan ospek juga, ntar juga ngalamain Kesannya tuh yang ga ikut ospek tuh murtad keluar dari agama, sampai" ada ancaman kalau ga ikut ospek ga akan diterima di himpunan, gakan di anggap sama senior, gakan dibantu sama senior dan temen seangkatan.
Coba renungkan baik", bukannya tindakan memaksa itu termasuk mengekang kebebasan berekspresi dan berpendapat dan menyalahi UUD Pasal 28 E ayat 2 yang salah satu isinya berisi tentang kebebasan berpendapat?
Menurut ane nih, kalau ane menghargai pendapat yang pro ospek. Okay, ospek tetap jalan tapi tanpa paksaan dan atas dasar sukarela. Bagi siapa saja yang merasa ingin melatih mental monggo silakan ikut, tapi bagi yang merasa belum siap mental yah ndak usahGimana nih TS WIN WIN SOLUTION dari ane diterima ga?
Note :
Kalau misalkan ada yang bilang : "Yah gabisa dong ga adil itu namanya". Ane bakal jawab, agan juga gabisa dong memaksakan kehendak sendiri, kalau masih mau ngotot, ane pake pasal aja deh, FYI kita kan tinggal di negara hukum, gimana?
Note :
Sebenernya adil itu bukan artinya membagi sama rata 50:50, tapi membagi sesuai takarannya. Sekarang agan punya 2 anak, yang 1 udah kuliah yang 1 lagi masih SD, agan ngasih bekal uang untuk mereka masing" 5.000, apakah itu adil?
Dalam hal ini apakah orang yang kuat mental dengan orang yang belum kuat mental "harus" menghadapi seleksi alam "yang sama" yaitu ospek?
Kalau dianalogikan secara sederhana itu sama aja kaya menghadirkan duel antara Marc Marquez (Orang yang sudah terasah skillnya (dibaca : mentalnya) dengan seorang tukang ojeg (Orang yang belum memiliki skill (dibaca : belum siap mental) di ajang MOTOGP (dibaca : kegiatan OSPEK) dimana ajang tersebut untuk orang" yang sudah terasah skillnya (dibaca : mentalnya).
Coba agan baca dan renungkan baik"
Sebelumnya ane mau terima kasih banyak sama agan geodpwk, yang udah memacu otak ane agar berpikir seperti ini.
Nah kan jadi enak, dengan begitu ospek berjalan secara 2 arah, dimana senior siap mengospek dan junior" yang siap juga diospek karena mereka ikut ospek atas dasar kemauan sendiri yang menurut mereka tujuannya untuk melatih mental. Selain itu juga kerja panita ospek tepat sasaran, karena mereka akan mengospek siswa-siswa /mahasiswa-mahasiswa yang bener" niat mau diospek. Tak lupa, selain kerja panitia tepat sasaran, disamping itu pula kerja panitia tidak direpotkan dengan hal" seperti maba meninggal, maba pingsan, maba nangis, maba kambuh penyakitnya, dll atau biasa yang mereka sebut BANCI/ORANG BERMENTAL TEMPE
Kesimpulan :
Menurut pendapat agan-agan, kalau ospek itu tidak diwajibkan, kira" bakal banyak peminatnya ga? Menurut pendapat ane sih biarkan waktu yang menjawab.
Ayo dong agan TS keluar dong, ane udah punya WIN-WIN SOLUTIONnya, silakan berpendapat. Kalaupun agan ternyata kontra sama WIN-WIN SOLUTION ane, tolong dong gambarkan secara nyata WIN-WIN SOLUTION versi agan.
Baik banget kan ane ospek ga dihapus cuma tidak diwajibkan.
Jadi agan berprinsip pada motto hidup : Yang kuat yang berkuasa, yang lemah yang tertindas dong? Itu mah mottonya Shishio Makoto, tokoh antagonis di anime Rurouni Kenshin. Berarti kalau agan setuju, dengan kata lain agan itu termasuk tokoh . . .


Dampak postifnya apa aja sih? Lebih banyak mana sama dampak negatifnya? Seharusnya dalam menjudge perbuatan itu baik atau buruk perlu dipertimbangkan efek positif dan negatifnya. Banyak yang bilang ospek "ambil positifnya aja", sementara kalau lebih banyak efek negatifnya apa perlu diambil? Kalau gitu sah" aja dong ane bilang korupsi boleh lah, ambil positifnya aja duit kita nambah banyak kan? Free sex ambil positifnya aja, suka sama suka, nafsu terpenuhi kan?
Sama ane mah main jujur"an aja deh gan.
Emang deket itu harus dengan ospek yah? Yang ada juga dekat karena terpaksa kali, contoh kecilnya aja ngejar" minta tanda tangan senior untuk tugas, ga beda jauh sama penjilat, dateng kalau butuhnya aja. Jujur-jujuran aja deh emang dengan begitu senior & junior jadi deket? Iya deket pas ospek aja. Adapun yang deket sama senior itu yang pro ospek yang tahun depan jadi panitia ospek. Kalaupun ada yang deket sama senior murni mau berteman, jarang lah palingan junior deket juga ada maunya, ntar juga kerasa sendiri kalau agan jadi senior. Apa itu yang agan mau? Kedekatan dan keakraban palsu belaka, yang hanya ada mental penjilat.
Bangun pagi untuk berangkat jam 5 shubuh maksudnya gan? Emang ada kuliah jam 5 shubuh? Jam segitu mah masih kultum di bulan puasa juga.
Apa ini yang dibentuk dari ospek? Rata" kok yang pro sama ospek bilangnya : ah banci lu, ah mental tempe lu, ah manja lu, ah anak mami lu, cengeng lu, dll.
Kalau gitu keliatan jelas dong mental yang terbentuk mental menindas alias warisan zaman penjajahan yang dibawa".
Apa dengan kalian berkata begitu, orang yang dibilangin bakal jadi kuat mental? Kalau kalian merasa benar dan orang yang kalian sudutkan dan pojokkan itu salah yah dirangkul dan dibantu dong, bukannya malah diejek dan dihina, kesini" semakin ketauan kan mental menindasnya?
Orang udah tau salah, bukannya dibimbing ke jalan yang benar malah dihakimi dan dihardik. Masih pantaskah anda dianggap sebagai manusia yang katanya mahluk sosial?

Terus bangga gitu yah udah ospek selama setaun? :O
Wah gada yang meng-amini, jadi ya udah deh papah bangga sama kamu!
Iya mmbbaaaannggg saya hadir, ada apa mmbbaaaaang?
Baca komen ane yang paling atas deh, ane punya WIN-WIN SOLUTIONnya tanpa menghapus ospek.
Sebenernya kita ini kedepannya mau kerja apa mau perang sih gan?

Ane kok rasa"nya nih ngeliat pendapat yang pro sama ospek, kerasanya kok yang pro sama ospek berasa lebay
Maksudnya disini kaya chauvinisme (dibaca : nasionalisme berlebihan). Kalau dalam hal ini kaitannya senior dan orang2 yang pro sama ospek tuh kaya mempromosikan secara besar2an bahwa :
HIDUP ITU HARUS KUAT MENTAL DEK, KALAU GA KUAT MENDING MATI AJA DEK. SO, KALAU MAU KUAT MENTAL? IKUT OSPEK, MAU DITERIMA DI HIMPUNAN? IKUT OSPEK.
Beneran deh sumpah ospek tuh kaya yang diboomingkan dan digembar-gemborkan baik. Emang bener hidup itu keras, banyak cobaan, tapi ya elah ga usah disimulasikan sampe segitunya, kita sakit-sakitan ospek juga, ntar juga ngalamain Kesannya tuh yang ga ikut ospek tuh murtad keluar dari agama, sampai" ada ancaman kalau ga ikut ospek ga akan diterima di himpunan, gakan di anggap sama senior, gakan dibantu sama senior dan temen seangkatan.
Coba renungkan baik", bukannya tindakan memaksa itu termasuk mengekang kebebasan berekspresi dan berpendapat dan menyalahi UUD Pasal 28 E ayat 2 yang salah satu isinya berisi tentang kebebasan berpendapat?
WIN-WIN SOLUTION
Menurut ane nih, kalau ane menghargai pendapat yang pro ospek. Okay, ospek tetap jalan tapi tanpa paksaan dan atas dasar sukarela. Bagi siapa saja yang merasa ingin melatih mental monggo silakan ikut, tapi bagi yang merasa belum siap mental yah ndak usahGimana nih TS WIN WIN SOLUTION dari ane diterima ga?
Note :
Kalau misalkan ada yang bilang : "Yah gabisa dong ga adil itu namanya". Ane bakal jawab, agan juga gabisa dong memaksakan kehendak sendiri, kalau masih mau ngotot, ane pake pasal aja deh, FYI kita kan tinggal di negara hukum, gimana?

Note :
Sebenernya adil itu bukan artinya membagi sama rata 50:50, tapi membagi sesuai takarannya. Sekarang agan punya 2 anak, yang 1 udah kuliah yang 1 lagi masih SD, agan ngasih bekal uang untuk mereka masing" 5.000, apakah itu adil?

Dalam hal ini apakah orang yang kuat mental dengan orang yang belum kuat mental "harus" menghadapi seleksi alam "yang sama" yaitu ospek?
Kalau dianalogikan secara sederhana itu sama aja kaya menghadirkan duel antara Marc Marquez (Orang yang sudah terasah skillnya (dibaca : mentalnya) dengan seorang tukang ojeg (Orang yang belum memiliki skill (dibaca : belum siap mental) di ajang MOTOGP (dibaca : kegiatan OSPEK) dimana ajang tersebut untuk orang" yang sudah terasah skillnya (dibaca : mentalnya).
Coba agan baca dan renungkan baik"

Sebelumnya ane mau terima kasih banyak sama agan geodpwk, yang udah memacu otak ane agar berpikir seperti ini.

Nah kan jadi enak, dengan begitu ospek berjalan secara 2 arah, dimana senior siap mengospek dan junior" yang siap juga diospek karena mereka ikut ospek atas dasar kemauan sendiri yang menurut mereka tujuannya untuk melatih mental. Selain itu juga kerja panita ospek tepat sasaran, karena mereka akan mengospek siswa-siswa /mahasiswa-mahasiswa yang bener" niat mau diospek. Tak lupa, selain kerja panitia tepat sasaran, disamping itu pula kerja panitia tidak direpotkan dengan hal" seperti maba meninggal, maba pingsan, maba nangis, maba kambuh penyakitnya, dll atau biasa yang mereka sebut BANCI/ORANG BERMENTAL TEMPE

Kesimpulan :
Menurut pendapat agan-agan, kalau ospek itu tidak diwajibkan, kira" bakal banyak peminatnya ga? Menurut pendapat ane sih biarkan waktu yang menjawab.

Ayo dong agan TS keluar dong, ane udah punya WIN-WIN SOLUTIONnya, silakan berpendapat. Kalaupun agan ternyata kontra sama WIN-WIN SOLUTION ane, tolong dong gambarkan secara nyata WIN-WIN SOLUTION versi agan.

Baik banget kan ane ospek ga dihapus cuma tidak diwajibkan.

Jadi agan berprinsip pada motto hidup : Yang kuat yang berkuasa, yang lemah yang tertindas dong? Itu mah mottonya Shishio Makoto, tokoh antagonis di anime Rurouni Kenshin. Berarti kalau agan setuju, dengan kata lain agan itu termasuk tokoh . . .



Dampak postifnya apa aja sih? Lebih banyak mana sama dampak negatifnya? Seharusnya dalam menjudge perbuatan itu baik atau buruk perlu dipertimbangkan efek positif dan negatifnya. Banyak yang bilang ospek "ambil positifnya aja", sementara kalau lebih banyak efek negatifnya apa perlu diambil? Kalau gitu sah" aja dong ane bilang korupsi boleh lah, ambil positifnya aja duit kita nambah banyak kan? Free sex ambil positifnya aja, suka sama suka, nafsu terpenuhi kan?
Sama ane mah main jujur"an aja deh gan.

Emang deket itu harus dengan ospek yah? Yang ada juga dekat karena terpaksa kali, contoh kecilnya aja ngejar" minta tanda tangan senior untuk tugas, ga beda jauh sama penjilat, dateng kalau butuhnya aja. Jujur-jujuran aja deh emang dengan begitu senior & junior jadi deket? Iya deket pas ospek aja. Adapun yang deket sama senior itu yang pro ospek yang tahun depan jadi panitia ospek. Kalaupun ada yang deket sama senior murni mau berteman, jarang lah palingan junior deket juga ada maunya, ntar juga kerasa sendiri kalau agan jadi senior. Apa itu yang agan mau? Kedekatan dan keakraban palsu belaka, yang hanya ada mental penjilat.
Bangun pagi untuk berangkat jam 5 shubuh maksudnya gan? Emang ada kuliah jam 5 shubuh? Jam segitu mah masih kultum di bulan puasa juga.

Apa ini yang dibentuk dari ospek? Rata" kok yang pro sama ospek bilangnya : ah banci lu, ah mental tempe lu, ah manja lu, ah anak mami lu, cengeng lu, dll.
Kalau gitu keliatan jelas dong mental yang terbentuk mental menindas alias warisan zaman penjajahan yang dibawa".
Apa dengan kalian berkata begitu, orang yang dibilangin bakal jadi kuat mental? Kalau kalian merasa benar dan orang yang kalian sudutkan dan pojokkan itu salah yah dirangkul dan dibantu dong, bukannya malah diejek dan dihina, kesini" semakin ketauan kan mental menindasnya?
Orang udah tau salah, bukannya dibimbing ke jalan yang benar malah dihakimi dan dihardik. Masih pantaskah anda dianggap sebagai manusia yang katanya mahluk sosial?



Terus bangga gitu yah udah ospek selama setaun? :O
Wah gada yang meng-amini, jadi ya udah deh papah bangga sama kamu!

Iya mmbbaaaannggg saya hadir, ada apa mmbbaaaaang?

Baca komen ane yang paling atas deh, ane punya WIN-WIN SOLUTIONnya tanpa menghapus ospek.

Mungkin metode MOS/Ospek seperti ini juga bisa diterapkan di daerah masing-masing
Quote:
Original Posted By FixedPinaltyJr►hmm banyak beda pendapat disini, menurut gua jg krn emg sistem ospek/mos nya di satu tempat ngga sama kaya di tempat yg lain bkn begitu?
kalo di tmpt gua, sblm ospek itu ada namanya kontrak belajar. disitu kita dikasi ketentuan2 yg ada kaya disuruh pake pita ato kaos kaki belang dsb, TAPI disini kita boleh melakukan negoisasi dengan panitia mengenai ketentuannya, dan disertakan dengan argumen yg kuat. dengan begitu disini kontrak disetujui oleh kedua belah pihak dan ditandatangani oleh perwakilan dari kedua belah pihak.
So, ditempat gua justru diajarin supaya ngga "iya-iya" aja kalo disuruh (mental jongos)
Dan kalo mengenai barang penugasan yg kaya misal disuruh bawa susu lah, minyak, kayu bakar. itu jg punya esensi masing2 gan
misal disuruh bawa kayu bakar itu nantinya dipake pas kita lg outbond (ditempat gua ada)
terus tolak angin itu dipake kalo ada tmn kita yg butuh jg.
atau disuruh bawa buku atau beras, itu ujung2nya kalo ditempat gua disumbangin ke org yg membutuhkan
kenapa biasanya barang penugasannya dikasi clue-clue gitu? itu kan melatih nalar kita gan, bisa ngga sih kita mecahin teka-teki mengenai barang tersebut? kita mahasiswa looh masa hal begini aja ngga bisa mecahin
Mengenai dimarah2in senior dgn alasan membangun mental, gua setuju2 aja. Disini dengan syarat memarahi bukan sekedar memarahi namun memarahi dengan kritik yg membangun, bkn dgn kata2 kasar.
lagipula kalo di tempat gua sih kebanyakan itu dimarahin krn emang salah, dan mereka marahin dengan maksud supaya kita ngga salah lg. jd fine2 aja menurut gua. mungkin bbrp org aja ngga biasa dikritik dengan cara yg agak "keras"
nah kalo mereka cari2 kesalahan kita, dan kita ngga ngerasa itu salah, kita boleh berargumen bahwa kita ngga salah, dan kalo argumen kita kuat ya kita yg menang
jgn mau dimarahin tanpa alasan
Latihan kepemimpinan? menurut gua emg disini dapet kok esensi nya, Pemimpin itu harus terbiasa bekerja dibawah pressure yg ada. jgn kira pemimpin tekanannya ngga gede, pemimpin itu tekanannya paling gede dibanding bawahan2 nya.
dan disini, kita dituntut untuk disiplin, atau dengan kata lain kita dituntut untuk memimpin diri kita sendiri terlebih dahulu. karena bagaimana kita bisa memimpin orang kalo memimpin diri sendiri saja kita belum bisa, iya toh ?
Satu lg, emg rada aneh ya kita diajarin hal2 tadi, tapi yg ngajarin aja cuma beda 1-3 tahun diatas kita, dan masih sama2 kuliah bahkan punya kemungkinan lulusnya bareng
tapi kalo ditempat ane, panitia ospek itu udh dilatih sama panitia2 ospek sblm mereka yg udh alumni atau udh punya pengalaman lah ibaratnya.
ya walau belom banyak jg, tetapi setidaknya udh ngerasain gimana2 nya.
sekian dari gua, sok dilanjut debatnya, asal jgn debat kusir
kalo di tmpt gua, sblm ospek itu ada namanya kontrak belajar. disitu kita dikasi ketentuan2 yg ada kaya disuruh pake pita ato kaos kaki belang dsb, TAPI disini kita boleh melakukan negoisasi dengan panitia mengenai ketentuannya, dan disertakan dengan argumen yg kuat. dengan begitu disini kontrak disetujui oleh kedua belah pihak dan ditandatangani oleh perwakilan dari kedua belah pihak.
So, ditempat gua justru diajarin supaya ngga "iya-iya" aja kalo disuruh (mental jongos)

Dan kalo mengenai barang penugasan yg kaya misal disuruh bawa susu lah, minyak, kayu bakar. itu jg punya esensi masing2 gan

misal disuruh bawa kayu bakar itu nantinya dipake pas kita lg outbond (ditempat gua ada)
terus tolak angin itu dipake kalo ada tmn kita yg butuh jg.
atau disuruh bawa buku atau beras, itu ujung2nya kalo ditempat gua disumbangin ke org yg membutuhkan

kenapa biasanya barang penugasannya dikasi clue-clue gitu? itu kan melatih nalar kita gan, bisa ngga sih kita mecahin teka-teki mengenai barang tersebut? kita mahasiswa looh masa hal begini aja ngga bisa mecahin

Mengenai dimarah2in senior dgn alasan membangun mental, gua setuju2 aja. Disini dengan syarat memarahi bukan sekedar memarahi namun memarahi dengan kritik yg membangun, bkn dgn kata2 kasar.

lagipula kalo di tempat gua sih kebanyakan itu dimarahin krn emang salah, dan mereka marahin dengan maksud supaya kita ngga salah lg. jd fine2 aja menurut gua. mungkin bbrp org aja ngga biasa dikritik dengan cara yg agak "keras"
nah kalo mereka cari2 kesalahan kita, dan kita ngga ngerasa itu salah, kita boleh berargumen bahwa kita ngga salah, dan kalo argumen kita kuat ya kita yg menang

Latihan kepemimpinan? menurut gua emg disini dapet kok esensi nya, Pemimpin itu harus terbiasa bekerja dibawah pressure yg ada. jgn kira pemimpin tekanannya ngga gede, pemimpin itu tekanannya paling gede dibanding bawahan2 nya.

dan disini, kita dituntut untuk disiplin, atau dengan kata lain kita dituntut untuk memimpin diri kita sendiri terlebih dahulu. karena bagaimana kita bisa memimpin orang kalo memimpin diri sendiri saja kita belum bisa, iya toh ?

Satu lg, emg rada aneh ya kita diajarin hal2 tadi, tapi yg ngajarin aja cuma beda 1-3 tahun diatas kita, dan masih sama2 kuliah bahkan punya kemungkinan lulusnya bareng

tapi kalo ditempat ane, panitia ospek itu udh dilatih sama panitia2 ospek sblm mereka yg udh alumni atau udh punya pengalaman lah ibaratnya.
ya walau belom banyak jg, tetapi setidaknya udh ngerasain gimana2 nya.

sekian dari gua, sok dilanjut debatnya, asal jgn debat kusir

==========================================================
Thread Closed by request....
~SuperDong
Diubah oleh reysdesign 23-07-2013 09:47
0
150.3K
Kutip
2.6K
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan