- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kisah Pilu Ibu Rumah Tangga Terjerat 70 Rentenir
TS
vikiejeleek
Kisah Pilu Ibu Rumah Tangga Terjerat 70 Rentenir
Minggu, 06 Januari 2013 | 18:11 WIB
Quote:
TEMPO.CO, Yogyakarta- Ayu (nama samaran), seorang ibu rumah tangga dengan setumpuk masalah ekonomi. Tinggal di sebuah rumah sederhana di Bantul, ia menjalani hidup penuh ketakutan. Ayu mendapat teror, ancaman, caci maki, dan perkataan kasar dari para rentenir penagih utang di rumahnya setiap hari. Tak mampu melunasi, utangnya terus menumpuk hingga Rp18 juta.
Perempuan berusia 45 tahun ini tidak pernah lari dari kejaran para rentenir. Ayu selalu membukakkan pintu dan menghadapi para rentenir saat suaminya berangkat kerja. Dalam kondisi sakit-sakitan, ia sendirian menghadapi para rentenir. “Saya tak pernah lari. Sepahit apapun saya hadapi masalah ini,” tuturnya ditemui Tempo di rumahnya di Bantul, Sabtu sore, 5 Januari 2013.
Tak ada barang mewah di rumah Ayu yang berdinding batu bata dan berlantai ubin. Dapurnya menyatu dengan ruang tamu. Dua sepeda menjadi barang berharga yang tersisa. Semua barang-barang mewah ludes terjual untuk membayar cicilan utang ke rentenir.
Ayu menuturkan terjerat rentenir sejak 4 tahun lalu. Seorang rentenir mendatangi rumahnya. Ia tergiur dengan tawaran rentenir karena saat itu kepepet atau tidak punya uang sama sekali. Uang hasil pinjaman dari rentenir sebesar Rp100 ribu digunakannya untuk menambal modal dari jualan es jus di depan rumahnya. “Tidak ada pemasukan sama sekali dari hasil jualan. Ada tetangga yang kasih tau tawaran pinjaman uang dari rentenir,” kata dia.
Dari pinjaman sebesar Rp 100 ribu, Ayu dipotong Rp 15 ribu untuk biaya administrasi. Ia harus mengangsur sebesar Rp 13 ribu setiap minggu untuk jangka waktu pelunasan selama 10 minggu.
Kebutuhan ekonomi keluarga yang semakin meningkat membuat Ayu harus mengutang kembali ke rentenir lainnya. Ayu harus membiayai sekolah dua anaknya. Suaminya, Marto (nama samaran), hanya bekerja sebagai sales. Transaksi terjadi dengan tujuh hingga 10 rentenir rata-rata per hari. Utangnya kepada 70 rentenir menumpuk hingga Rp 18 juta.
Ayu mengatakan para rentenir memiliki trik khusus untuk menjerat para penghutang atau nasabah. Ketika penghutang tak mampu bayar, seorang rentenir biasanya mengajak rentenir lain untuk meminjami uang. Ayu yang tidak punya uang lantas mengambil solusi itu.
Menurutnya, para rentenir yang menagih cicilan utang memiliki karakter yang berbeda-beda. Mereka berdatangan saat suaminya pergi bekerja. “Saya diperlakukan seperti seorang maling. Mereka ada yang mengancam mau menusuk saya,” kata dia.
Ia setiap malam tak bisa tidur tenang karena memikirkan solusi membayar utang-utangnya. Ia sengaja tidak mengatakan ke suaminya saat terjerat utang karena tidak mau membebani.
Suatu hari, Ayu pernah pingsan di jalanan karena mencoba mencari pinjaman kesana kemari untuk melunasi utangnya ke rentenir. Suaminya, Marto panik dan berusaha mencarinya.
Marto baru mengetahui isterinya terbelit utang setahun terakhir. Setiap di tempat kerja jadi tidak tenang karena memikirkan isteri di rumah yang ditagih rentenir. “Istri saya tak pernah lari saat ditagih. Kami pasti bayar,” katanya sembari meneteskan air mata.
Ayu dan Marto hanya ingin hidup tenang tanpa ancaman. Mereka bertekad melanjutkan hidup dan berusaha membayar utang-utang dengan cara bekerja keras. “Saya ingin kembali menjahit dan berusaha melunasi utang. Semua ujian ini pasti ada hikmahnya,” katanya
Perempuan berusia 45 tahun ini tidak pernah lari dari kejaran para rentenir. Ayu selalu membukakkan pintu dan menghadapi para rentenir saat suaminya berangkat kerja. Dalam kondisi sakit-sakitan, ia sendirian menghadapi para rentenir. “Saya tak pernah lari. Sepahit apapun saya hadapi masalah ini,” tuturnya ditemui Tempo di rumahnya di Bantul, Sabtu sore, 5 Januari 2013.
Tak ada barang mewah di rumah Ayu yang berdinding batu bata dan berlantai ubin. Dapurnya menyatu dengan ruang tamu. Dua sepeda menjadi barang berharga yang tersisa. Semua barang-barang mewah ludes terjual untuk membayar cicilan utang ke rentenir.
Ayu menuturkan terjerat rentenir sejak 4 tahun lalu. Seorang rentenir mendatangi rumahnya. Ia tergiur dengan tawaran rentenir karena saat itu kepepet atau tidak punya uang sama sekali. Uang hasil pinjaman dari rentenir sebesar Rp100 ribu digunakannya untuk menambal modal dari jualan es jus di depan rumahnya. “Tidak ada pemasukan sama sekali dari hasil jualan. Ada tetangga yang kasih tau tawaran pinjaman uang dari rentenir,” kata dia.
Dari pinjaman sebesar Rp 100 ribu, Ayu dipotong Rp 15 ribu untuk biaya administrasi. Ia harus mengangsur sebesar Rp 13 ribu setiap minggu untuk jangka waktu pelunasan selama 10 minggu.
Kebutuhan ekonomi keluarga yang semakin meningkat membuat Ayu harus mengutang kembali ke rentenir lainnya. Ayu harus membiayai sekolah dua anaknya. Suaminya, Marto (nama samaran), hanya bekerja sebagai sales. Transaksi terjadi dengan tujuh hingga 10 rentenir rata-rata per hari. Utangnya kepada 70 rentenir menumpuk hingga Rp 18 juta.
Ayu mengatakan para rentenir memiliki trik khusus untuk menjerat para penghutang atau nasabah. Ketika penghutang tak mampu bayar, seorang rentenir biasanya mengajak rentenir lain untuk meminjami uang. Ayu yang tidak punya uang lantas mengambil solusi itu.
Menurutnya, para rentenir yang menagih cicilan utang memiliki karakter yang berbeda-beda. Mereka berdatangan saat suaminya pergi bekerja. “Saya diperlakukan seperti seorang maling. Mereka ada yang mengancam mau menusuk saya,” kata dia.
Ia setiap malam tak bisa tidur tenang karena memikirkan solusi membayar utang-utangnya. Ia sengaja tidak mengatakan ke suaminya saat terjerat utang karena tidak mau membebani.
Suatu hari, Ayu pernah pingsan di jalanan karena mencoba mencari pinjaman kesana kemari untuk melunasi utangnya ke rentenir. Suaminya, Marto panik dan berusaha mencarinya.
Marto baru mengetahui isterinya terbelit utang setahun terakhir. Setiap di tempat kerja jadi tidak tenang karena memikirkan isteri di rumah yang ditagih rentenir. “Istri saya tak pernah lari saat ditagih. Kami pasti bayar,” katanya sembari meneteskan air mata.
Ayu dan Marto hanya ingin hidup tenang tanpa ancaman. Mereka bertekad melanjutkan hidup dan berusaha membayar utang-utang dengan cara bekerja keras. “Saya ingin kembali menjahit dan berusaha melunasi utang. Semua ujian ini pasti ada hikmahnya,” katanya
komen : semoga hutang-hutang nya segera terlunasi ya bu . ngutang ke rentenir itu ga bakalan ngurangin masalah
buat agan-agan jangan pernah sekalipun minjem uang ke rentenir, mending minjem sama mertua aja
sumber :
[URL=//www.tempo.co/read/news/2013/01/06/087452424/Kisah-Pilu-Ibu-Rumah-Tangga-Terjerat-70-Rentenir[B][color=red][FONT="Lucida Console"]]Tempo[/FONT][/color][/B][/URL]
salah satu solusi dari temen kita
Quote:
Original Posted By Raja.Naga►Wah 70 renternir ya ? Ckk...ckkk astagfirullah
Hutang yg menumpuk seperti ini harus segera diatasi jika tdk mau semakin tenggelam dalam hutang. Seriusss jika tdk diatasi maka lahir bathin tdk akan tenang. Saya pernah punya pengalaman hutang ke bank dan renternir dg total 900jt. karena bangkrut di bisnis developer ane. Setiap hari ada aja yg kerumah nagih.
Pernah suatu hari ada yang nagih dr colektor penagihan koperasi, waduh ni org galaknya minta ampun. Saya sampai sembunyi di kamar, dan istri yg nemuin. Sama istri dikasih tahu jika saya sdh berangkat kerja dan pulang malam sekitar jam 12 malam. Eehhh.... Dibilang gitu, kolektornya pergi dan datang lagi jam 12 malam ketok2 pintu. Busyeett nih orng, tdk kenal waktu nagihnya.
Tapi alhamdulillah sekarang sudah selesai. Tp dari situ saya menjadi berpengalaman untuk menyelesaikan hutang. Apalagi jika yg kita hutangi itu RENTERNIR. Itu mudah banget ngatasinya ......
ILMU MENENDANG RENTERNIR dari rumah anda :
1. Kumpulkan semua renternir yg dihutangi untuk datang ke rumah anda, jgn lupa undang pak lurah/rt/ orang tua yg bisa dijadikan saksi dan harus dalam posisi memihak anda >>> jangan sebaliknya malah bela tuh renternir, capeeeee dehh...
2. langkah kedua, (butuh mental kuat nih... Tp fardhu ain / wajib dilakuin). Katakan dengan tegas kepada para LINTAH DARAT tsb. Bahwa "Anda sudah tidak sanggup mengangsur pinjaman bunga tsb dengan berbagai alasan dan anda hanya mampu membayar uang pokok pinjaman, itupun dengan mengangsur SEMAMPUnya". TITIK dan tdk ada tawar menawar lagi.
3. Langkah ketiga : jika mereka keberatan dan menolak, katakan dengan tegas "SILAHKAN TUNTUT SAYA DI PENGADILAN" ---- tenang agan/sis, anda tidak akan dipenjara krn hutang-piutang urusan perdata.
Dari kacamata sy sebagai praktisi hukum : HUTANG ANDA AKAN LANGSUNG LUNAS/TIDAK AKAN DITAGIH LAGI bila :
1. Si renternir nuntut di pengadilan... /smile :-) He..he... Lho kok bisa ???
Praktek renternir di indonesia adalah perbuatan melawan hukum, mereka bisa dituntut dengan 2 pasal. Bahkan malah mereka yg akan tekor. Ini pernah terjadi pada klien saya. (penjelasannya panjang gan--- suatu saat akan sy buatkan thread khusus)
2. Si renternir gak terima lalu gampar/mukul anda = HUTANG ANDA LANGSUNG LUNAS
3. Si renternir marah2, laku gebrak meja, mecahin gelas dll = ANDA TIDAK AKAN DITAGIH LAGI.
Iya gan semua nya terkait dg hukum, jadi kita bisa lihat celah nya dimana. Cara yg paling mudah sih, agan sewa pengacara untuk menyelesaikan dan menghadapi semua tagihan. So agan bisa tenang kerja buat bayar hutang, bukan justru gak tenang cari duit gara2 ditagih dan dikejar2 penagih.
LOGIKA NYA : GMN KITA BISA SELESAIKAN HUTANG2 KITA, SEDANGKAN KITA TIDAK DIBERI KETENANGAN DAN KESEMPATAN UNTUK BEKERJA CARI DUIT UNTUK BAYAR HUTANG2 TSBT ?? LHA WONG SETIAP JAM DI TELEPON DAN DI DATENGIN PARA PENAGIH
Demikian "pertolongan awal" menghadapi renternir. Mohon maaf jika tidak lengkap karena online via hape gan. Jika agan/sis sedang dalam posisi terjebak hutang baik oleh bank, renternir dll bisa konsultasi/sharing dg saya. GRATISSS...tis..tis.... Mengingat saya dl juga pernah kejebak hutang yg amat besar. Alhamdulillah setelah
Lulus kuliah di jur.HUKUM saya jadi tahu gmn nyelesaikan hutang2 tsb
Dg win-win solution.
NB : Hutang tetaplah Hutang yang harus dilunasi, karena hutang akan dibawa sampai mati dan harus dipertanggungjawabkan kepada Allah swt. Oleh karena itu segera selsaikan hutang2 anda dg cara yg benar.
Terima kasih. Jika tidak keberatan bisa Taruh di PEJWAN gan .
Hutang yg menumpuk seperti ini harus segera diatasi jika tdk mau semakin tenggelam dalam hutang. Seriusss jika tdk diatasi maka lahir bathin tdk akan tenang. Saya pernah punya pengalaman hutang ke bank dan renternir dg total 900jt. karena bangkrut di bisnis developer ane. Setiap hari ada aja yg kerumah nagih.
Pernah suatu hari ada yang nagih dr colektor penagihan koperasi, waduh ni org galaknya minta ampun. Saya sampai sembunyi di kamar, dan istri yg nemuin. Sama istri dikasih tahu jika saya sdh berangkat kerja dan pulang malam sekitar jam 12 malam. Eehhh.... Dibilang gitu, kolektornya pergi dan datang lagi jam 12 malam ketok2 pintu. Busyeett nih orng, tdk kenal waktu nagihnya.
Tapi alhamdulillah sekarang sudah selesai. Tp dari situ saya menjadi berpengalaman untuk menyelesaikan hutang. Apalagi jika yg kita hutangi itu RENTERNIR. Itu mudah banget ngatasinya ......
ILMU MENENDANG RENTERNIR dari rumah anda :
1. Kumpulkan semua renternir yg dihutangi untuk datang ke rumah anda, jgn lupa undang pak lurah/rt/ orang tua yg bisa dijadikan saksi dan harus dalam posisi memihak anda >>> jangan sebaliknya malah bela tuh renternir, capeeeee dehh...
2. langkah kedua, (butuh mental kuat nih... Tp fardhu ain / wajib dilakuin). Katakan dengan tegas kepada para LINTAH DARAT tsb. Bahwa "Anda sudah tidak sanggup mengangsur pinjaman bunga tsb dengan berbagai alasan dan anda hanya mampu membayar uang pokok pinjaman, itupun dengan mengangsur SEMAMPUnya". TITIK dan tdk ada tawar menawar lagi.
3. Langkah ketiga : jika mereka keberatan dan menolak, katakan dengan tegas "SILAHKAN TUNTUT SAYA DI PENGADILAN" ---- tenang agan/sis, anda tidak akan dipenjara krn hutang-piutang urusan perdata.
Dari kacamata sy sebagai praktisi hukum : HUTANG ANDA AKAN LANGSUNG LUNAS/TIDAK AKAN DITAGIH LAGI bila :
1. Si renternir nuntut di pengadilan... /smile :-) He..he... Lho kok bisa ???
Praktek renternir di indonesia adalah perbuatan melawan hukum, mereka bisa dituntut dengan 2 pasal. Bahkan malah mereka yg akan tekor. Ini pernah terjadi pada klien saya. (penjelasannya panjang gan--- suatu saat akan sy buatkan thread khusus)
2. Si renternir gak terima lalu gampar/mukul anda = HUTANG ANDA LANGSUNG LUNAS
3. Si renternir marah2, laku gebrak meja, mecahin gelas dll = ANDA TIDAK AKAN DITAGIH LAGI.
Iya gan semua nya terkait dg hukum, jadi kita bisa lihat celah nya dimana. Cara yg paling mudah sih, agan sewa pengacara untuk menyelesaikan dan menghadapi semua tagihan. So agan bisa tenang kerja buat bayar hutang, bukan justru gak tenang cari duit gara2 ditagih dan dikejar2 penagih.
LOGIKA NYA : GMN KITA BISA SELESAIKAN HUTANG2 KITA, SEDANGKAN KITA TIDAK DIBERI KETENANGAN DAN KESEMPATAN UNTUK BEKERJA CARI DUIT UNTUK BAYAR HUTANG2 TSBT ?? LHA WONG SETIAP JAM DI TELEPON DAN DI DATENGIN PARA PENAGIH
Demikian "pertolongan awal" menghadapi renternir. Mohon maaf jika tidak lengkap karena online via hape gan. Jika agan/sis sedang dalam posisi terjebak hutang baik oleh bank, renternir dll bisa konsultasi/sharing dg saya. GRATISSS...tis..tis.... Mengingat saya dl juga pernah kejebak hutang yg amat besar. Alhamdulillah setelah
Lulus kuliah di jur.HUKUM saya jadi tahu gmn nyelesaikan hutang2 tsb
Dg win-win solution.
NB : Hutang tetaplah Hutang yang harus dilunasi, karena hutang akan dibawa sampai mati dan harus dipertanggungjawabkan kepada Allah swt. Oleh karena itu segera selsaikan hutang2 anda dg cara yg benar.
Terima kasih. Jika tidak keberatan bisa Taruh di PEJWAN gan .
pengalaman temen-temen kaskuser
Spoiler for pengalaman:
Quote:
Original Posted By Sandiasa►jadi inget masa kecil ane... ortu pernah terjerat ginian
besaran cicilan memang tidak besar, 20rebu per minggu. Akan tetapi karena kondisi ekonomi sedang lesu, benar2 tidak ada uang untuk membayar.
Alhamdulillah, smua udah terlewati dan hanya tinggal kenangan.
Hutang? siapa sih yang pengen hutang? Kebanyakan orang desa berhutang karena benar2 tidak ada pemasukan, sedangkan kebutuhan selalu ada. Belum lagi yang menunggu kiriman uang dari kluarga nya yg jadi TKI.
Kalo orang kota berhutang, untuk gaya hidup. Seperti kartu Kredit
sebel ane, di rumah ane ga ada yg make kartu kredit, tapi tiap bulan ada aja yg nanyain tagihan. Setelah di telusuri, ga taunya ada sodara jauh yg jadikan rumah ane sebagai tempat yg bisa di hubungi kalo ada masalah
btw... rentenir model ginian sangat merajalela di desa2. Mau pinjam di Bank? bank mana yg mau kasih pinjaman 100rebu?
di desa ane, 90% punya pinjaman ke rentenir kek ginian, blum lagi yg mengatasnamakan Koperasi Simpan Pinjam
besaran cicilan memang tidak besar, 20rebu per minggu. Akan tetapi karena kondisi ekonomi sedang lesu, benar2 tidak ada uang untuk membayar.
Alhamdulillah, smua udah terlewati dan hanya tinggal kenangan.
Hutang? siapa sih yang pengen hutang? Kebanyakan orang desa berhutang karena benar2 tidak ada pemasukan, sedangkan kebutuhan selalu ada. Belum lagi yang menunggu kiriman uang dari kluarga nya yg jadi TKI.
Kalo orang kota berhutang, untuk gaya hidup. Seperti kartu Kredit
sebel ane, di rumah ane ga ada yg make kartu kredit, tapi tiap bulan ada aja yg nanyain tagihan. Setelah di telusuri, ga taunya ada sodara jauh yg jadikan rumah ane sebagai tempat yg bisa di hubungi kalo ada masalah
btw... rentenir model ginian sangat merajalela di desa2. Mau pinjam di Bank? bank mana yg mau kasih pinjaman 100rebu?
di desa ane, 90% punya pinjaman ke rentenir kek ginian, blum lagi yg mengatasnamakan Koperasi Simpan Pinjam
Quote:
Original Posted By Nu.geulis►ane sendiri ngerasain minjem ke rentenir buat modal usaha... berat banget gan.... rentenir dapet 1000, kita dapet 100, minjem 5jt, dapetnya 4.5jt, balikinnya 200rb/hari. Terpaksa ane ambil juga, biarpun maksa, dan hasilnya kayak kerja rodi, gak sepadan ama kerja keras ane...
Tapi gimana gan, yang bisa minjemin gampang tuh cuma rentenir, modal ktp doang. Pegadaian kan kudu ada yang digade, kalo gak punya???.... Minjem ke bank, udah gak ada harapan gan, kayak denger dongeng doang... KUR?? omong kosong....
Makanya koperasi2 model begitu menjamur dan subur di pasar2 di pedagang kaki lima... istilahnya Bank Keliling... Yang penting bisa punya modal buat diputer...
Ane tetep berusaha pelan2 ngelepasin diri dr jeratan rentenir.... mulai mengurangi nilai pinjaman ane..
Ane berharap ada lembaga keuangan yang bisa membantu wirausaha kecil2an kayak ane gini....
Tapi gimana gan, yang bisa minjemin gampang tuh cuma rentenir, modal ktp doang. Pegadaian kan kudu ada yang digade, kalo gak punya???.... Minjem ke bank, udah gak ada harapan gan, kayak denger dongeng doang... KUR?? omong kosong....
Makanya koperasi2 model begitu menjamur dan subur di pasar2 di pedagang kaki lima... istilahnya Bank Keliling... Yang penting bisa punya modal buat diputer...
Ane tetep berusaha pelan2 ngelepasin diri dr jeratan rentenir.... mulai mengurangi nilai pinjaman ane..
Ane berharap ada lembaga keuangan yang bisa membantu wirausaha kecil2an kayak ane gini....
mimin juga ikut prihatin gan
Quote:
Original Posted By admin►kejamnya kehidupan ...
[B]eh ga nyangka tread nya HT
Spoiler for asyik:
Diubah oleh vikiejeleek 09-01-2013 06:46
tien212700 memberi reputasi
1
111.9K
Kutip
1.1K
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan