- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pramoedya Ananta Toer, dan Kontroversi Tentangnya


TS
bdxfun
Pramoedya Ananta Toer, dan Kontroversi Tentangnya
Thread sejarah gan, mungkin gak banyak yg suka 
Belakangan, panitia nobel award maju mundur untuk menganugerahi beliau penghargaan istimewa tersebut.
Belum baca karyanya? Wah, keterlaluan ente gan

ini ni, kata mereka yang udah baca karya Pramoedya dan para fans2nya..ternyata banyak juga..

Spoiler for gambar:

Spoiler for tkp:
Pramoedya Ananta Toer, seperti halnya seniman Indonesia pada era 1960-an, hidup miskin, pas-pasan, namun memiliki karya yang membanggakan. jarang pada kala itu muncul seniman dengan karya yang ecek-ecek. banyak diantara mereka memiliki reputasi bagus di dunia sastra, melegenda, dan Pramoedya adalah salah satunya.
Sayang namanya kurang berkibar, tidak seperti Chairil Anwar, Taufik Ismail ataupun Rendra. Kenapa?
Karena beliau dulu pada jamannya dianggap "kiri". Seniman untuk Lekra. Dan seberapa bagusnya karya yang beliau hasilkan, pemerintah dan seniman paska PKI tidak pernah mengapresiasinya.
Pramoedya lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925. Sebagai rakyat jelata, dari orang tua yang hidup pas-pasan. berhasil susah payah lulus dari Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya dengan jerih payahnya sendiri. Sempat juga beliau menjadi anggota militer paska kemerdekaan Indonesia. Ia banyak menulis di sela masa tugas dan masa ia dipenjara Belanda di Jakarta. Pram juga pernah mendapat kesempatan menjadi
wakil pertukaran budaya ke Belanda. Dan program itulah yang mengubah gaya kepenulisannya setelah kembali ke Indonesia.
Ya, saat pulang Pramoedya ikut organisasi Lekra, salah satu organisasi sayap kiri di Indonesia. Banyak karyanya yang menyebabkan friksi pada pemerintahan rezim Soekarno. Namun tulisannya secara sastra bertambah matang. Dan Pramoedya tumbuh menjadi penulis dengan gaya bahasa yang lugas dan jujur, serta tajam dalam menyiratkan makna konotatif di tulisannya.
Pernah beliau mendapatkan anugrah sastra Ramon Magsaysay Award, 1995, dan 26 tokoh sastra lantas mengajukan protes keras ke yayasan pemberi hadiah. Mereka menganggap tidak pantas seorang "kiri" mendapat anugerah sastra. Mereka mengancam akan mengembalikan award yang pernah mereka terima, bila Pramoedya juga tetap mendapat anugerah yang sama.
dan semenjak Orde Baru berkuasa, Pramoedya tidak pernah mendapat kebebasan menyuarakan suaranya sendiri, dan telah beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara terbuka di koran.
Terlepas dari hubungannya dengan Lekra, Pram adalah seniman yang lengkap, dia penulis dan seorang sejarawan yang handal. Novelnya bukan novel ecek-ecek. Karyanya pasti berdasar apa yang beliau lihat dengan matanya, yang beliau rasakan dengan hatinya, dan itu smeua jujur. Terlepas dari apa yang orang lain tangkap.
Buktinya, berbagai penghargaan beliau dapatkan justru setelah ia berusia senja. Saat karya-karyanya secara luas bisa dinikmati lagi, tidak terkekang oleh kekuasaan. Beliau mungkin pernah salah dengan menginjakkan satu kakinya ke Lekra, yang sebagai pembelanya ia sebutkan "saya tidak pernah masuk ideologi manapun, saya hanya membela keadilan".
Bagaimanapun, Pramoedya adalah salah satu legenda dunia sastra di negara kita. sosok yang fenomenal, sosok yang sebagian orang membenci, tapi sebagian lain mengagumi. Mari lupakan masa lalu, dan baca karya-karyanya. Tak pelak, Andrea Hirata, Raditya Dika, atau Stephanie Meyter sekalipun akan menjadi sangat kecil. Dia adalah J.K. Rowling pada masanya, seorang Ernst Hemmingway Indonesia.
Daftar penghargaan Pramoedya Ananta Toer :
Nominasi Hadiah NOBEL Sastra
Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS, 1988
Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, AS, 1989
Wertheim Award, "for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995
Ramon Magsaysay Award, "for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people", dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995
UNESCO Madanjeet Singh Prize, "in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violence" dari UNESCO, Perancis, 1996
Doctor of Humane Letters, "in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom" dari Universitas Michigan, Madison, AS, 1999
Chancellor's distinguished Honor Award, "for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding", dari Universitas California, Berkeley, AS, 1999
Chevalier de l'Ordre des Arts et des Letters, dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique, Paris, Perancis, 1999
New York Foundation for the Arts Award, New York, AS, 2000
Fukuoka Cultural Grand Prize (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Jepang, 2000
The Norwegian Authors Union, 2004
Centenario Pablo Neruda, Chili, 20
04
Sayang namanya kurang berkibar, tidak seperti Chairil Anwar, Taufik Ismail ataupun Rendra. Kenapa?
Karena beliau dulu pada jamannya dianggap "kiri". Seniman untuk Lekra. Dan seberapa bagusnya karya yang beliau hasilkan, pemerintah dan seniman paska PKI tidak pernah mengapresiasinya.
Pramoedya lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925. Sebagai rakyat jelata, dari orang tua yang hidup pas-pasan. berhasil susah payah lulus dari Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya dengan jerih payahnya sendiri. Sempat juga beliau menjadi anggota militer paska kemerdekaan Indonesia. Ia banyak menulis di sela masa tugas dan masa ia dipenjara Belanda di Jakarta. Pram juga pernah mendapat kesempatan menjadi
wakil pertukaran budaya ke Belanda. Dan program itulah yang mengubah gaya kepenulisannya setelah kembali ke Indonesia.
Ya, saat pulang Pramoedya ikut organisasi Lekra, salah satu organisasi sayap kiri di Indonesia. Banyak karyanya yang menyebabkan friksi pada pemerintahan rezim Soekarno. Namun tulisannya secara sastra bertambah matang. Dan Pramoedya tumbuh menjadi penulis dengan gaya bahasa yang lugas dan jujur, serta tajam dalam menyiratkan makna konotatif di tulisannya.
Pernah beliau mendapatkan anugrah sastra Ramon Magsaysay Award, 1995, dan 26 tokoh sastra lantas mengajukan protes keras ke yayasan pemberi hadiah. Mereka menganggap tidak pantas seorang "kiri" mendapat anugerah sastra. Mereka mengancam akan mengembalikan award yang pernah mereka terima, bila Pramoedya juga tetap mendapat anugerah yang sama.
dan semenjak Orde Baru berkuasa, Pramoedya tidak pernah mendapat kebebasan menyuarakan suaranya sendiri, dan telah beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara terbuka di koran.
Terlepas dari hubungannya dengan Lekra, Pram adalah seniman yang lengkap, dia penulis dan seorang sejarawan yang handal. Novelnya bukan novel ecek-ecek. Karyanya pasti berdasar apa yang beliau lihat dengan matanya, yang beliau rasakan dengan hatinya, dan itu smeua jujur. Terlepas dari apa yang orang lain tangkap.
Buktinya, berbagai penghargaan beliau dapatkan justru setelah ia berusia senja. Saat karya-karyanya secara luas bisa dinikmati lagi, tidak terkekang oleh kekuasaan. Beliau mungkin pernah salah dengan menginjakkan satu kakinya ke Lekra, yang sebagai pembelanya ia sebutkan "saya tidak pernah masuk ideologi manapun, saya hanya membela keadilan".
Bagaimanapun, Pramoedya adalah salah satu legenda dunia sastra di negara kita. sosok yang fenomenal, sosok yang sebagian orang membenci, tapi sebagian lain mengagumi. Mari lupakan masa lalu, dan baca karya-karyanya. Tak pelak, Andrea Hirata, Raditya Dika, atau Stephanie Meyter sekalipun akan menjadi sangat kecil. Dia adalah J.K. Rowling pada masanya, seorang Ernst Hemmingway Indonesia.
Daftar penghargaan Pramoedya Ananta Toer :
Nominasi Hadiah NOBEL Sastra
Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS, 1988
Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, AS, 1989
Wertheim Award, "for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995
Ramon Magsaysay Award, "for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people", dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995
UNESCO Madanjeet Singh Prize, "in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violence" dari UNESCO, Perancis, 1996
Doctor of Humane Letters, "in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom" dari Universitas Michigan, Madison, AS, 1999
Chancellor's distinguished Honor Award, "for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding", dari Universitas California, Berkeley, AS, 1999
Chevalier de l'Ordre des Arts et des Letters, dari Le Ministre de la Culture et de la Communication Republique, Paris, Perancis, 1999
New York Foundation for the Arts Award, New York, AS, 2000
Fukuoka Cultural Grand Prize (Hadiah Budaya Asia Fukuoka), Jepang, 2000
The Norwegian Authors Union, 2004
Centenario Pablo Neruda, Chili, 20
04
Belakangan, panitia nobel award maju mundur untuk menganugerahi beliau penghargaan istimewa tersebut.
Belum baca karyanya? Wah, keterlaluan ente gan


ini ni, kata mereka yang udah baca karya Pramoedya dan para fans2nya..ternyata banyak juga..

Spoiler for katanya:
Quote:
Original Posted By Potetos►ane udah punya lengkap novelnya gan.. emang karyanya luar biasa.. cuma gak pernah diakui oleh beberapa orang jadi kebanyakan gak tau 

Quote:
Original Posted By hastaantasena►ane punya bukunya gan,, judul nya Saya Terbakar Amarah Sendirian.
syg bru punya 1.
syg bru punya 1.

Quote:
Original Posted By andre.e.prabowo►Akhirnya ada jjuga yang angkat
Pram di kaskus tercinta ini
Pram di kaskus tercinta ini
Quote:
Original Posted By nonabiner1010►Suka banget sama kalimat ini
Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri - Pramoedya Ananta Toer

Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri - Pramoedya Ananta Toer

Quote:
Original Posted By balanc►cuma punya karyanya yang "nyanyi sunyi seorang bisu" 

Quote:
Original Posted By bisagilasaya►wah favorit ane gan, sayang karya beliau banyak yang hilang, ane sendiri udah baca tetralogi hasil karya beliau di pulau buru (Bumi Manusia, dll...) ane lanjutin baca Arok Dedes dan lanjutannya, sayang hasil karyanya banyak yang hilang, kalo ada info info karya beliau boleh di share dong...
Pramoedya memang



Pramoedya memang




Quote:
Original Posted By XensZ►Kalian pemuda, kalau kalian tidak punya keberanian, sama saja dengan ternak karena fungsi hidupnya hanya beternak diri - Pramoedya Ananta Toer
ini kata" dia yang selalu ada di benak saya..






ini kata" dia yang selalu ada di benak saya..






Quote:
Original Posted By dharumaya►Dulu ane pernah punya tetralogi yang Pulau Buru itu (Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca), trus Gadis Pantai juga ada, tapi semua itu entah kemana, jaman kuliah dulu di pinjem temen, eh gak balik. Yang ada di lemari tinggal "saya terbakar amarah sendirian"
Tetralogi yang beliau bikin di Pulau Buru itu di translate ke bbrp bahasa kalo gak salah, belanda, rusia, inggris, dsb (lupa ane gan), kalo diluar negri terkenal dengan nama "The Buru Quartet", di dalam negri pada masa orba karya nya ini malah dilarang terbit sama Kejaksaan, bahkan dibakar.
Ada Komunitasnya juga sih kalo gak salah di daerah rawamangun (pramisme)
Baca deh "Bumi Manusia", sosok Annelies Melemma Haemers yang membuat ane jatuh cinta sama tokoh itu, padahal cuma baca tulisan doang, gak ada gambar apapun, ya itulah salah satu kekuatan Om Pram, lewat tulisannya orang bisa langsung mem-visualisasikan gambaran cerita dengan pemahaman masing2 pembaca.]
Ah, jadi pengen nyari buku2nya lagi, di gramed atau kuitang masi ada gak yaa..
Tetralogi yang beliau bikin di Pulau Buru itu di translate ke bbrp bahasa kalo gak salah, belanda, rusia, inggris, dsb (lupa ane gan), kalo diluar negri terkenal dengan nama "The Buru Quartet", di dalam negri pada masa orba karya nya ini malah dilarang terbit sama Kejaksaan, bahkan dibakar.
Ada Komunitasnya juga sih kalo gak salah di daerah rawamangun (pramisme)
Baca deh "Bumi Manusia", sosok Annelies Melemma Haemers yang membuat ane jatuh cinta sama tokoh itu, padahal cuma baca tulisan doang, gak ada gambar apapun, ya itulah salah satu kekuatan Om Pram, lewat tulisannya orang bisa langsung mem-visualisasikan gambaran cerita dengan pemahaman masing2 pembaca.]
Ah, jadi pengen nyari buku2nya lagi, di gramed atau kuitang masi ada gak yaa..
Diubah oleh bdxfun 27-11-2012 11:21
0
16.2K
Kutip
83
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan