Livilla



Livilla lahir pada 13 SM. Ia adalah saudara perempuan Kaisar Claudius. Ketenaran Livilla didapat dari perselingkuhannya dengan Sejanus dan usahanya dalam mengambil alih kekuasaan. Sejanus adalah pejabat praetorian Kaisar Tiberius. Ketika Tiberius meninggalkan Roma untuk melakukan petualangan di Capri, Sejanus mulai memperoleh kekuasaan lebih, termasuk menghilangkan lawan-lawannya.

Saat berselingkuh dengan Sejanus, status Livilla adalah istri Drusus, putra Tiberius. Awalnya, tak ada yang curiga ketika Drusus meninggal. Akhirnya, ditemukan bukti bahwa Livilla dan Sejanus telah meracuninya. Livilla dan Sejanus sendiri berencana untuk menikah, tetapi ibu Livilla menulis surat kepada Tiberius bahwa Livilla dan Sejanus mencoba menggulingkannya. Sejanus, anak-anaknya dan pengikutnya dijatuhi hukuman mati. Sementara itu, Tiberius menyerahkan nasib Livilla kepada ibunya, Antonia the Younger. Antonia the Younger kemudian memutuskan untuk mengunci Livillia, putrinya, di dalam kamar sampai mati kelaparan.

Helena



Helena dilahirkan sekitar 250 SM. Tempat tinggal pertamnya diperkirakan di Drepanum, yang kemudian disebut Helenopolis. Santo Ambrosius menyebutnya sebagai stabularia yang bisa diartikan sebagai pemilik penginapan atau pelayan kandang kuda.

Ada kemungkinan jika Helena bertemu dengan Konstantius saat sang kaisar berupaya menaklukkan Asia Kecil. Konon, Konstantius menikahi Helena karena keduanya memakai gelang yang sama. Beberapa sumber menyebut Helena sebagai selir kaisar, sementara yang lain mengatakan bahwa mereka resmi menikah. Namun, Konstantius akhirnya meninggalkan Helena demi perempuan lain yang memiliki kasta lebih tinggi.

Dari pernikahannya dengan Konstantius, Helena memiliki anak bernama Konstantin yang kelak menjadi kaisar Kristen pertama. Helena menemukan apa yang diyakini sebagai Salib Sejati dan peninggalan lain saat berada di Yerusalem. Ia terkenal karena kebaikannya dan dianggap sebagai orang suci.

Servilia Caepionis



Adik tiri Cato the Younger, gundik Kaisar, ibu angkat Cassius dan ibu Brutus, Servilia memiliki pengaruh berkat hubungannya dengan orang-orang yang Roma terkenal. Orangtua Servilia meninggal saat ia masih muda. Itulah sebabnya ia dan kedua adiknya dibesarkan oleh sang paman, Livius Drusus. Sayangnya, Livius Drusus dibunuh karena mencoba untuk mendapatkan kewarganegaraan bagi sekutu Italia. Nasib yang sama juga menimpa suami pertama Servilia [ayah brutus] yang dibunuh Pompey. Akhirnya, Servillia mulai menjalin hubungan dengan Julius Caesar dan rumor mengatakan bahwa putri Servillia, Junia Tertia, adalah anak Caesar. Cicero juga membuat pernyataan bahwa Servilia membiarkan Caesar tidur dengan Junia Tertia. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa Julia Tertia awalnya bertunangan dengan Brutus.

Satu kejadian lucu yang melibatkan Servilia dan Caesar terjadi ketika Caesar menyerahkan surat yang ditulis oleh Servillia selama perdebatan tentang konspirasi Catiline. Cato mengatakan bahwa Caesar menerima korespondensi dari para konspirator dan memerintahkan agar surat itu dibacakan keras-keras. Tapi ternyata, surat itu adalah surat cinta. Hubungan Servilia dengan Caesar sendiri pada gilirannya mempengaruhi hubungan Caesar dengan Brutus. Misalnya, ketika Caesar melawan Pompey dalam Pertempuran Pharsalus, ia memerintahkan agar Brutus yang berjuang di pihak Pompey tidak dirugikan dengan cara apapun. Akan tetapi, Brutus dan Cassius justru merencanakan pembunuhan Caesar di rumah Servilia. Tidak diketahui apakah Servillia mengetahui rencana mereka atau tidak. Servilia meninggal pada 42 SM.