Lanjut kakk.. Ini keren bangett.. :thumbup Aku subscribe + rate ya.. Mangap blm bs kasih ijo2 :mewek Gapapa sis.....asal kebantu nyundul :D
critanya makin seru sis.... udah ganti kasus ya???? sayang ya thread bagus kyk gini tp sepiiiiii... tetap smangat sis..... aku padamu..... Banyak yang SR :D Gapapa mungkin emang susah buat dikomentarin. Yang lain kan SFTHnya banyak yang curhat, jdi bisa dikomenin, apalagi kalo deket ama kisah
Nara mencoba mengetes teori Ratih. Gelas, mug, cangkir, dan teko semua dbongkar dengan harapan Ratih benar. Selain di tempat-tempat tersebut, Nara memeriksa kulkas dan mengambil daun-daunan yang ada di dalamnya, kemudian membawa tempat untuk teh yang juga berisi dedaunan. Tidak lupa Nara memeriks...
bingung mau komen apa... :bingung gak ada temen komen... pokoknya lanjut terus dah.... :toast wkwkwkw komen mah ga harus ada temen kali.... coba ane pantengin dulu ya disini, baru tahu ada ini... ngedeprok dulu bray Mari mari....moga2 baca terus yah.......
Harapan Nara cuma satu, baca gratis di toko buku langganannnya. Uang jajannya habis gara-gara beli buku kemarin, baca gratis solusinya kalau begini. Dan sekarang, kalau ke toko buku, harapan Nara cuma satu, mudah-mudahan ketemu lagi dengan Ratih. Dan ternyata doanya dijawab oleh Aphrodite yang memb
Di rumah korban, petugas forensik dan dari kepolisian mulai melakukan penyelidikan. Nara masuk ke kamar mandi untuk memindahkan jenazah dari bathtub untuk mulai melakukan identifikasi. Okta sudah menunggu di ruang autopsi dengan bantuan seorang juniornya dalam pakaian khusus wajahnya sudah tert...
Ratih kok bisa ngilang gitu ya, bisa menekan hawa kehadirannya nih kayak ninja :hammer Shunshin no jutsu :ngakak
Kebiasaan Nara kalau hari libur itu pasti mencari buu di toko buku bekas. Segala macam buku dicari oleh Nara, sesuai dengan suasana hatinya. Buku, majalah, sampai jurnal-jurnal ilmiah semua diborong untuk hiburan alau libur. “Kamu Nara, kan?” Setelah selesai membayar buku-bukunya, Nara ditegu...
Gimana caranya supaya Nara memanggil Si Bapak? Nara hanya bisa berharap pada keterangan dari dokter di Belanda. Digugat itu pasti, tapi setidaknya ia punya kekuatan yang cukup untuk menyeret Si Bapak untuk dimintai keterangan dan diminta sampel DNAnya. Dan kebahagiaan terbesar Nara adalah ketika...
wooow... :matabelo lanjooot terooos, gan... :toast sedikit saran... tiap partnya kalo bisa dikasih judul... jadi biar ada bedanya dengan komen dan reader tau sampe dimana part yg dibaca... :toast Saran ditampung Gan....pantes kaya ada yang lupa, lupa judul ternyata :D
Mohon panduannya gan buat besok :D Dari Bogor mau ke alamat ini Wisma Indovision II (3rd floor) Jl. Raya Panjang Blok AB/ No.1 Green Garden Jakarta Barat 11520
“Begini Nak Nara, saya hanya ingin meminta maaf kalau beberapa hari yang lalu saya sedikit kasar pada Anda. Bukan bermaksud saya menghina Anda, loh, apalagi institusi kepolisian. Saya punya banyak teman di kepolisian, maka dari itu tidak mungkin saya menghina kepolisian.” Basa-basi, kebiasaa...
lanjut bray, yg rajin updatenya :o Yoi, siap bray Update mana update... Sehari 2 partlah gan... Waduh, nanti cepet tamat gunss...
Momod, katanya kalo cerita udah beres harus diclose yah?:malu: maapin yah mod, aye ga tau, tolong diclose deh di mari
this is it.... the best novelis in sfth.... psycho autor.... lanjoooot sis.... mg2 endingnya bisa bikin reader cenat cenut Aku jadi malu :malu
Sebelum masuk ke dalam sebuah gedung mewah tempat acara berlangsung, Nara harus melewati beberapa prosedur pemeriksaan keamanan yang sama ketatnya dengan prosedur di bandara. Terlebih dahulu ia harus memperlihatkan undangan dan kartu pengenal. Seluruh barang bawaannya digeledah dan dilakukan jug...