Yang salah sebenarnya adalah pembentukan atau penciptaan persepsi bahwa jabatan Panglima TNI dirotasi antar AD, AL, dan AU, dengan mekanisme rotasi yang paten dan tidak boleh berubah. Ini bertentangan dengan amanat undang-undang, dan otomatis meniadakan hak prerogative Presiden sebagai Panglima T...
karena ada anggotanya yg terlibat PKI? kalau itu patokannya, semua angkatan juga merah raportnya lagian sejarah PKI sendiri sampe sekarang masih jd perdebatan :think:
Perasaan jaman Soeharto akur2 aja deh... :) Lagian soal bandara dijaga marinir, jangankan bandara... wong stasiun2 kereta aja yg jaga marinir... :D Kalo soal calon Panglima TNI dari unsur TNI-AU, gimana kalo pertimbangkan FHB Soelistyo ? akur? :D ya iya,media disumbat mulutnya :think:
Jadi ingat postingan 3 tahun lalu, hasil diskusi dengan seorang Pamen AL yg lagi sekolah di Bogor, pasca tragedi geng motor: gimana mau akur sama Polri, wong sesama TNI aja berantem :) Persoalan klasik dari masa soekarno dan tidak perna bisa diselesaikan :malus
Nah memang, budaya salah kaprah memang popular disini... Terserah presiden itu hak dia... Yang penting jangan sampai presiden angkat panglima TNI dari matra POLRI, itu baru salah dan silahkan TNI AU bubar kalo sampai terjadi seperti itu :D Pak chappy denger bocorannya calon pang5 itu KSAL karena
Dilema angkatan yg kecil gitu, tpi nga juga pake acara dibubarkan.....lebay :nohope: Angkatan kecil tapi saat perang perannya sangat vital apalagi buat negara kepulauan yg 2/3 lautan :malus dimana2 ane lihat, awal mula kekalahan dlm perang ketika air powernya direbut/hancur :malus
seharusnya memang bergantian ya di gilir, kalo berdasarkan kedekatan mah kapan mau jadi world class nya #ehh :ngacir: Dalam aya yg om bold itu bunyinya "dapat" bukan "harus" jadi maknanya bukan wajib tapi memberi opsi..dan yang memilih utk mengunakan atau tidaknya (opsi itu) y
gw selalu bilang itu hak prerogatif presiden dan di atur UU, jadi itu terserah presiden mw milih siapa dari ketiga kastaf matra yang aktif sebagai pengganti panglima TNI yg purna tugas asal di setujui DPR (sbagai prasyarat dalm UU) bahkan dlm kondisi extra ordinary Panglima TNI yg purna tugas bisa