Jabatan bintang di pundak itu sudah masuk ranah " politik" di tubuh TNI gan, org yg berprestasi blm tentu dapat kalau tdk dekat ini dan itu, biasanya karir yg moncer itu pernah jdi Ajudan Presiden, mengenai kepangkatan pun juga begitu, Marinir dri dlu mengusulkan untuk di jabat bintang 3
betul, TNI profesional ya sampe kolonel, bintang keatas, ya berlatih jadi politisi :) resiko punya RI 1 yg ga punya kekuatan politik yg real ya kecenderungannya punya perasaan insecure, pendekatan yg dilakukan larinya mencari kestabilan di inner circlenya/ring 1, semua cara yg tidak bertentangan
Menurut ane secara pribadi, tidak ada yang mencoba mengkerdilkan TNI AU atau AL seperti agan aquarius2000 diatas.....hanya saja apa yang disampaikan oleh pak Chappy mengenai "rebutan" itu benar-benar terjadi lho....itu "mungkin" salah satunya kenapa pada masa periode kepemimpi...
dulu jenderal AD, terus kolonel AU.. Dulu ada Kolonel Laut, korps pelaut lagi.....yang pada akhirnya masuk "kotak" habis itu ditinggal istrinya lagi....
Didengar sih udah pasti, wong ngomongnya di sosmed.. Direspons, apalagi ditindak lanjuti? Belum tentu :o ya intinya gitu deh om....hihihihihi.....karena bagaimanapun juga semua petinggi militer harusnya bisa memahami apa yang terjadi sekarang, kalau yang sudah berada "di luar lingkaran&quo
Pak Chappy ini memang dari dulu "galak" dan bisa dibilang "sangat perhatian" kalau sama korps AU... Kalau masalah PPS, ya mungkin sedikit ada, hanya saja kok ngeliatnya melihat karakteristik pak Chappy, kemudian ada beberapa petinggi AU mencoba menggunakan Pak Chappy yang notabe
Mengenai pengganti Pak Moel, saya pikir, semua Kepala Staf mempunyai kesempatan yang sama, hanya saja mengingat kebutuhan dan kebijakan dari pak Jokowi, sepertinya KASAL lebih mempunyai kesempatanyang lebih besar (apabila sistem rotasi tidak digunakan)
Iya...jaman order baru....kalau untuk peristiwa yang saya sampaikan di jaman reformasi, tepatnya setelah pak Harto lengser.....(masa kepemimpinan pak Habibie) suatu hal yang normal, terutama mengenai ketidaktahuan masyarakat...mungkin perlu sosialisasi kembali, terutama kepada seluruh calon pe...
Wah seru jg ya mbah.. Kirain sih krn kekeliruan dosa sejarah krn dianggap Bantu PKI dulu JD "sdkit" dianak tirikan... BTW trmkasih ats ceritanya mbah.. Awal sebenarnya juga dari situ kok...karena pada HUT TNI AU yang ke-53 pak Oemar Dhani tidak datang di Halim PK padahal sudah diundang
Mengenai Halim PK menjadi diperbantukan untuk penerbangan komersial, AU pada dasarnya setuju, apalagi kalau menyangkut keselamatan penerbangan... hanya saja kalau terdapat delay di Halim PK karena ada kegiatan TNI AU, mereka sedikit kesal dan tak jarang melampiaskan kekesalannya di media sosial, mu
Wah.. Menarik ceritanya neh mbah mblengkung.. Kalo boleh tau INI kejadian waktu kapan ya.. Kasian jg sih mmg TNI AU... Baru punya "power" tp pengaruh blm ada.. Cerita lama kok...awalnya ya setelah era reformasi...gosipnya seh dari pak Hanafie Asnan dulu yang memulai, dimana kemudian meny
Jadi inget...dulu ada sempat gebrak meja dan bilang "Jangan pakai hercules dan pangkalan saya (red - AU) kalau kita sudah tidak lagi dianggap" sambil kemudian keluar dari "ruang rapat" alhasil..beberapa posisi di tubuh TNI diisi oleh personel AU