Wacana Surat Penangkapan Benjamin Netanyahu oleh ICC Pekan ini, Apakah Wujud dari Anti Semit?

Perang yang terjadi di Jalur Gaza dan perbatasan Israel kini sudah lebih dari setengah tahun ya gansist, serta korban dari kedua sisi ditotal pun sudah mencapai puluhan ribu jiwa dan tanpa ada kepastian bagaimana konflik tersebut akan berakhir.

Namun walau begitu masih ada beberapa lembaga internasional yang komitmen untuk menengahi masalah ini, salah satunya adalah Mahkamah Internasional. Dari kabar terbarunya terungkap jika mereka akan merilis surat perintah guna menangkap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada pekan ini.

Ini dikarenakan pejabat Israel tersebut dan juga yang lainnya dianggap telah melakukan kejahatan perang, namun keputusan itu langsung dikritik keras oleh para pendukung Israel. Terutama pihak Amerika Serikat, seperti dikutip dari Helsinki Times pada Rabu, 1 Mei 2024 seorang anggota kongres AS Brad Sherman menyatakan tuduhan jika lembaga itu seperti 'pengadilan kanguru' yang menangkap orang yang sedang membela diri.







Surat perintah penangkapan tersebut juga mencakup Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, dan seorang perwira militer senior dan beberapa pihak lain yang berkontribusi dalam perang di Jalur Gaza tersebut. Namun, perlu dicatat bahwa ICC tidak memiliki kekuatan untuk menangkap individu yang diberi surat perintah penangkapan. Ini berarti bahwa kemungkinan besar Netanyahu dan rekan-rekannya tidak akan diadili di hadapan hakim di Den Haag.

Meskipun demikian, pengeluaran surat perintah penangkapan ini dapat membatasi kebebasan bergerak Netanyahu dan pejabat lainnya. Dengan lebih dari 120 negara yang mengakui ICC, ada kemungkinan bahwa perjalanan mereka dapat dibatasi jika negara-negara ini menganggap diri mereka berkewajiban untuk menangkap Netanyahu.







Di sisi lain, penerbitan surat perintah penangkapan ini dapat menjadi sinyal bahwa ICC serius menghadapi tuduhan yang diajukan terhadap seseorang. Namun, dalam konteks ICC yang tidak memiliki kepolisian untuk menangkap individu yang diberi surat perintah penangkapan, kemungkinan keadilan sebenarnya dihadapkan pada tantangan.

Dalam situasi yang kompleks ini, dapat dipastikan bahwa langkah ini akan memiliki konsekuensi politik yang signifikan. Tindakan ICC akan menjadi bagian dari narasi yang lebih luas tentang konflik antara Israel dan Hamas di Gaza. Bagaimanapun, keputusan akhir tentang tindakan apa yang akan diambil terkait dengan surat perintah penangkapan ini tetaplah menjadi pertanyaan yang belum terjawab.

Amerika Serikat, yang selalu berada dibelakang negara Israel ini pun langsung mengutuk keras upaya penangkapan pemimpin negara yang mereka sebut sebagai satu-satunya negara demokratis di Timur Tengah itu. Mereka menganggap jika ICC adalah pendukung Hamas, surat tersebut dimungkinkan akan dipakai oleh Hamas sebagai legitimasi untuk mengancam kedaulatan Israel.


Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2