Kenapa Pengendara Mudah Emosi Dan Arogan Dijalan? Alasan Ini Paling Masuk Akal

Beranda
Komunitas
Entertainment
The Lounge
Kenapa Pengendara Mudah Emosi Dan Arogan Dijalan? Alasan Ini Paling Masuk Akal

iskrim

20-04-2024 09:28

Kenapa Pengendara Mudah Emosi Dan Arogan Dijalan? Alasan Ini Paling Masuk Akal

Sudah banyak kasus terjadi sesama pengendara berselisih paham dijalan yang berakibat pengrusakan sampai masuk bui. Seolah pelaku tidak belajar dari kasus sebelumnya.. karena ego dan arogansi lebih didahulukannya daripada akal sehatnya!

Kasus terakhir yang cukup viral adalah pengendara Fortuner ribut karena telah menabrak mobil lain tapi tidak mau mengakui justru malah menantang, mengintimidasi dan mengaku berkerabat dekat dengan orang berpangkat jendral.

Dia salah pilih lawan.. kawan, yang dia tantang ternyata orang media yang tentunya dengan mudah memviralkannya.

Fortuner yang belakangan ternyata plat dinas palsu dan hanyalah seorang warga sipil itu awalnya terlihat songong kini tertunduk malu memikirkan nasib betapa bodohnya dia telah melakukan kesalahan sekaligus membawa nama buruk institusi pertahanan dan keamanan negara, TNI padahal sehari-hari menurut pengakuan tetangganya dia adalah orang yang ramah dan sopan kepada siapapun.

Kasus-kasus serupa sebenarnya terjadi dimanapun tapi tidak muncul dalam berita karena mungkin kurang viral atau tidak menguntungkan secara ekonomi bagi sebagian orang.

Semrawutnya jalan raya, tidak disiplinnya orang berkendara, emosi yang sedang tidak stabil, parkir sembarangan dan masalah lain yang terakumulasi akhirnya meledak membuat orang jadi mudah emosi dijalan.

Nah, kalau saya jabarkan sebab musabab itu bisa kita telaah lebih jauh sebagai berikut:

Pertama. Lalu lintas yang padat dan lambat seringkali menjadi sumber stres bagi banyak orang. Ketika seseorang terjebak dalam kemacetan, ia mungkin merasa frustrasi karena waktu perjalanan yang menjadi lebih lama dari yang diharapkan.

Kedua. Banyaknya pengemudi yang tidak mematuhi aturan lalu lintas, seperti menerobos lampu merah, motong jalur seenak udelnya, lawan arah tanpa rasa bersalah, knalpot bising, mengemudi dengan kecepatan berlebihan dan masih banyak lainnya. Hal ini bisa membuat pengemudi lain yang sudah patuh dan tertib merasa jadi tidak aman, tidak adil dan marah.

Ketiga. Kadang-kadang, pengendara merasa bahwa mereka yang sudah tertib diperlakukan tidak adil oleh pengendara lain, misalnya karena ada yang mengebut, tidak pakai helm atau tidak memberikan isyarat saat berbelok. Persepsi ketidakadilan ini bisa memicu emosi negatif lebih cepat.

Keempat. Di balik setir, seseorang mungkin merasa lebih "anonim" atau merasa paling kebal hukum sehingga bisa berperilaku sesuka hati tanpa tanpa memikirkan konsekuensinya. Hal ini bisa menyebabkan perilaku agresif atau tidak sabaran dijalan.

Kelima. Minimnya empati dan tenggang rasa membuat pengendara berperilaku seenaknya sehingga dia tidak menyadari dampak dan resiko dari tindakan yang sudah dilakukan terhadap pengendara lain. Kurangnya kesadaran ini bisa menghasilkan perilaku yang egois dan mengganggu, seperti mengejar-kejar atau memotong jalur.

Keenam. Karena ruang jalan yang terbatas dibanding jumlah kendaraan yang melintas dan kondisi japan yang tifak nyaman membuat sesama pengendara saling berebut dan saling mendahului hal ini bisa memicu persaingan dan ketegangan antar pengendara.

Ketujuh. Karena kondisi fisik seseorang tidak selalu sama, seperti sedang kelelahan, kurang tidur, badan sedang kurang sehat, membawa masalah dari rumah atau pekerjaan dijalan, bisa mempengaruhi mood dan emosi pengendara. Keadaan seperti ini bisa membuat seseorang lebih mudah tersinggung, mudah cemas atau marah di jalan raya.

Jadi kombinasi dari beberapa faktor di atas seringkali menjadi penyebab utama kenapa orang jadi mudah emosi di jalan raya. Sepertinya tidak cukup untuk selalu berhati-hati dijalan, tapi kesabaran dan berfikir dewasa membuat mental kita lebih siap menghadapi situasi dan kondisi yang random dijalan raya. Jangan lupa selalu berdoa.