Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

scorpiolamaAvatar border
TS
scorpiolama
Bagaimana Sejatinya Seorang Manusia Politik??


Kompetisi politik yang di Indonesia dikenal sebagai Pemilu bisa dilaksanakan dengan baik-lancar dan aman. Kompetisi kali ini yakni Pemilu  2024 pun sudah selesai dengan dimenangkan oleh pasangan dari Tim  02 (Prabowo Subianto dan Gibran Rakabumi, red).

Banyak dari Kita yang merasa dan beropini bahwasanya menjadi politisi itu nikmat dan menyenangkan. Atau melihat Politisi penuh dengan kemewahan harta benda dan lain sebagainya yang terlihat sangat-sangat VIP. 

Konten Sensitif


Tak hayal banyak pemuda-pemudi yang mencoba peruntungan menjadi politisi baik dengan gabung di Ormas tertentu dan atau langsung gabung ke dalam partai politik tertentu. Secara memang dalam UUD ’45 pun disebutkan adalah hak bagi setiap individu untuk gabung dan berorganisasi juga berpolitik praktis.

Sayangnya ukuran menjadi politisi kurang dipahami oleh banyak orang.

Ibarat sepatu yang dikenakan. Maka wajib idealnya mengukur sepatu yang

akan dikenakan pun menyesuaikan sepatu untuk ke mana dia melangkah.
Dalam hal ini penulis  ingin mengungkapkan menjadi politisi bukanlah hal yang mudah.

Pun jangan sampek sepatu yang baik jadi terlihat kedodoran karena si pemakai ternyata lupak mengikat tali sepatu dan atau menggosok sepatunya (jika sepatunya terbuat dari kulit). emoticon-Cool

Mudahnya sepatu gunung pakailah untuk hiking atau aktivitas adventure dan outdoor. Patern ini berlaku dalam dunia poltik modern. Politisi di dunia modern wajib bisa menyesuaikan gaya kekinian (semangat zaman)!emoticon-Cool

Ini sedkit inform ihwal patern saja, pun belum disebutkan kompleks dan ruwet-nya kompetisi politik di dunia nyata.

Dalam kes tertentu sebut saja si Jon (nama samaran,red) bercita-cita menjadi politisi sukses yang mana sejak awal sangat mengidolakan Bung Karno dan Bung Hatta. emoticon-Cool

Pun si Jon sejak sekolah dan kuliah sangat Kritis.

Pun kemudian punya massa alias ormas dinilai sudah lebih dari cukup menjadi politisi junior. Kemudian juga aktif kepemudaan di partai pun level dpp (dewan pimpinan pusat)



Spoiler for Jon ketika Muda!:


Pada suatu ketika si Jon ditawarkan menjadi Timses kelas provinsi (pilkada,red).

Hasilnya lumayan memuaskan, calon yang diusungnya menang.

Penilaian subjektif pun objektif sangat memuaskan ini membuatnya ingin melangkah lagi ke yang lebih tinggi.

Sudah benar memang dan itulah hakikatnya politik, berproses ke yang lebih tinggi (jika mampu!).

Namun sayangnya kali ini kalah.


Competition with no borderline!

"Habis milyaran hanya demi omong kosong di dunia politik", demikian si Jon menyesal.

Jon ternyata lupak diri. Bahwa politik itu tidak hanya kejam pun keras. Pun juga diibaratkan kompetisi with no borderline (Kompetisi tanpa garis batas yg jelas, red).

Kesian si Jon merasa hebat namun nyatanya....

Jon sendiri lupak, ibarat pun juga buta ukuran sepatu lawan.


Quote:



Spoiler for Mana Duitnya???:


Kemudian musti harus menyerah di kemudian hari.

Remuk redam tak berdaya di pojokan RS bertema yayasan Keagamaan yang di dalamnya terdapat ahli spesialis kejiwaan selain ahli rohani dan agama tentunya.

Saking kompleksnya situasi yang dirasa menghidap pada diri si Jon. Semua ahli musti didatengkan untuk mengembalikan jiwa dan raga Jon seperti sedia kala.

Wajar saja secara pun si Jon pun dari keluarga terpandang di kampungnya pun dikenal sebagai juragan kopi. Even ahli rohani kegamaan kejiwaan hingga paranormal level internasional bisa saja didatangkan.

Sampe kini penulis belum bisa menemui dan update bagaimana perkembangan jiwa sahabatnya itu.


Spoiler for Koceng Meong pun ikut memantau!:


Terlepas kes si Jon, penulis pun memiliki kenalan lain yang juga politisi muda dan politisi senior lainnya.

Mengenai jatuh-kalahnya seorang politisi era Orde Lama di masa Bung Karno, pun penulis bernah bertemu dan dekat, mengingat kebutuhan studi sejarah sosial dan politik ketika menempuh pendidikan di sebuah kota di Jawa Tengah.
Kasarnya beliau sebut saja Pak Raden dan Istri ( singkatan RI, nama samaran, red) mewakili partai yang pernah jaya dan menikmati privilage VIP pada masa itu (anggota DPR, red).

Namun sayangnya musti tergilas oleh efek yang tidak pernah terbayang sebelumnya oleh RI dan kelompoknya itu, yakni Cold War Policy (kebijakan Politik Perang Dingin, red) di masa itu.

Dikarenakan privasi, penulis tidak akan mendetail bagaimana kehidupan riil beliau yang jungkir balik 180 derajat tsb. 

Beliau (RI, red)  menyebutkan hal yang biàsa di dunia politik hal demikian terjadi. Jatuh bangun dan jatuh lagi kemudian bangun lagi.

Simplenya hal demikian ditentukan kepribadian individunya, bukan juga ditentukan dari ormas atau partai dia bernaung.

"Yang mana jika sudah level tertentu semua itu hanyalah kendaraan politik semata"

"Dalam hal ini cara politik dan politisi musti selaras dengan panggilan sesuai passion.


Quote:


Maka dari itu berkaca pada kes si Jon, idealnya tiap pribadi menimbang sebelum terjun ke dalam dunia politik.

Yang sukses dan berjuang di dunia politik praktis sebenarnya banyak sekali. Salah satunya sebut saja Wowo (nama samaran, red) bisa menjadi standar dan cerminan bagi anak muda (pemuda-pemudi) yang nyata dan otentik bagaimana perjuangan politisi.

Dalam beberapa kompetisi yang sering diikuti, walaupun sudah berulang kali  jatuh, namun mampu bangun lagi dan kini menjadi Top person.

Namun demikian itu hanya sekelumit success story yang kelihatannya nampak sangat mudah terlihat.

Beban kompetisi dan tanggung jawab kemenangan kepada konstituen politik pun selalu menyertai langkah politisi di mana pun.

Penulis bukanlah politisi dan aktiv dalam politik praktis. Namun paham sangat basis dasar politik,  pun ya yang hanya berani mengamati pun menilai.

Mengingat tidak terpanggil untuk itu (menjadi politisi, red), dalam hal ini menjadi politisi sakses seperti Wowo tidak hanya butuh passion, namun juga mental baja, yg mana pun tidak cukup hanya baja kualitas biasa, jika perlu baja kualitas mesin tempur khas Russia.  emoticon-army


Spoiler for Mesin Tempur!:



Publik Makin Melek Politik


Ke depan yang bertambah maju dan
kompleks. Juga modernisasai tehnologi dan  informasi sedemikian cepat dan bebas bersliweran. Publik pun bertambah cerdas sangat.

Politisi yg tadinya jumawa jika kemudian kalah selalu mengeluh bahkan mendo-kedanan. Maaf, yang mana umumnya menimpa politisi kemarin sore (berobat masuk RSJ dan RS Kompor Cawang, red). Badai... emoticon-rainingemoticon-Ngakak (S)

Atau jika Kalah (timses si kalah selalu sebut curang dan atau dicurangi oleh lawan), padahal nyatanya mereka bermain di dalam “ring kompetisi” yang sama (ibarat bermain sepak bola di Lapangan yang sama, Tim ses pun juga politisi karena bagian dari politik praktis,  red).


Spoiler for Publik Ketika Ngebatin Dalam hati!:


Hal demikian hanya akan membuat publik yang semakin melek politik  jadi antipati.

Pun menertawakan dan menyebut bak anak  TK (jika boleh mengambil kutipan visioner Gus Dur, red) emoticon-Blue Guy Peace

Mau  sampai kapankah hal "demikian" terjadi dan selalu berulang???



Demikian Terima kasih dan Salam damai!

emoticon-Cool
Diubah oleh scorpiolama 05-04-2024 17:30
maniacok99Avatar border
koploplondo972Avatar border
koploplondo972 dan maniacok99 memberi reputasi
2
196
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan