ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story #18 : Kamar Mandi


“Kamar mandinya di sini bagus banget.”

“Iya. Di kos kota yang lama semua kamar mandinya bau pesing.”

“Di sini bau … parfum? Ini minyak melati bukan sih?”

“Gokil sih kalau iya. Jadi mirip suasana kuburan.”

Setelah menyelesaikan tur singkat aku dan Rudi sepakat untuk pindah ke kosan baru. Kosan ini masih baru, harganya murah, dan kualitasnya juga bagus. Kami beruntung bisa menemukan kosan ini sebelum orang lain memenuhi semua kamarnya.

Kami beruntung. Setidaknya itulah yang kukira sebelum kejadian aneh mulai terjadi.
Semua dimulai saat Ando, salah satu teman kos kami, mendadak kehilangan gayung saat mandi. Katanya dia sedang mandi seperti biasa, tapi saat sedang sampoan dan hendak mengguyur diri, gayungnya tiba-tiba sudah tak ada. Entah bagaimana hal itu bisa terjadi. Daripada memikirkan alasan yang masuk akal, kami lebih memilih percaya kalau Ando berbohong. Atau mungkin dia cuma mabuk.

Namun beberapa hari kemudian aku mengalami peristiwa yang serupa. Aku baru saja selesai mandi dan berniat untuk mengeringkan tubuh, tapi mendadak saja aku menyadari handuk yang kubawa menghilang. Mungkin aku cuma lupa, tapi setelah kembali ke kamar dalam keadaan basah aku tak bisa menemukan handukku di mana pun. Aku bertanya pada Ando dan dia pun tak pernah menemukan gayungnya.

Ada yang salah dengan kamar mandi itu. Kamar mandi berbau melati itu punya sebuah misteri.

“Berarti ada maling di kosan ini.”

Itulah yang dikatakan Rudi saat aku menceritakan kehilanganku. Hal ini memang sulit dipercaya kalau tidak mengalami sendiri.

“Emangnya siapa yang mau maling handuk? Lagian pasti langsung ketahuan dong.”

“Mungkin aja handuknya dijual ke tetangga sebelah. Orang nekat apa pun pasti bakal dijual.”

“Terus gimana cara dia bisa maling? Pintu tertutup rapat. Nggak mungkin juga aku nggak sadar ada orang yang tiba-tiba buka pintu.”

“Katanya ninja bisa masuk dan keluar hutan tanpa ada daun yang jatuh. Pasti ada caranya. Nanti coba kucari tahu. Sekarang kau keluar dulu! Aku mau coli.”

Rudi memang sama sekali tak percaya hal gaib. Katanya sih dulu ayahnya tertipu puluhan juta akibat beli ludah pocong. Aku juga berharap kalau kasus kehilangan ini cuma sebatas kasus pencurian. Setidaknya pencuri masih bisa ditangkap.

Keesokan harinya aku terbangun seperti biasa. Samar-samar kudengar Rudi yang membuka pintu di kamar sebelah. Dia pasti ingin mandi. Mungkin aku bisa menangkap basah pencurinya saat beraksi, tapi besar kemungkinan pencuri itu tak akan berani kalau melihatku di dekat kamar mandi jadi aku memutuskan tidur sedikit lagi.

Saat aku bangun Rudi sudah tak ada di kamarnya. Mungkin dia sudah berangkat ke kampus. Saat kulihat jam di ponsel aku langsung mengutuk! Tega sekali dia pergi tanpa membangunkanku. Kami memang satu kelas jadi dialah yang selalu menjadi ojek pribadiku untuk ke kampus. Hari ini terpaksa aku memesan ojek yang lain.

Namun Rudi sama sekali tak terlihat saat aku tiba di kampus. Dia absen perkuliahan dan panggilanku juga tidak diangkat. Kira-kira ke mana anak itu pergi? Jangan bilang dia main ke Oyo lagi?

Saat kembali ke kos aku melihat motornya di tempat parkir. Rudi ternyata ada di kamar mandi.

“Eh, kau dari mana aja, Di? Kok nggak ke kampus?”

“Ada urusan,” jawabnya dari dalam kamar mandi. “Eh, tolong ambilin sampo dong. Aku lupa bawa.”

Aku tak menanyakan lebih jauh dan pergi ke kamar untuk mengambil sampo sachet dan melemparkannya melalui ventilasi di atas pintu kamar mandi lalu kembali ke kamar. Hari ini dosen memberikan banyak pr dan juga laporan. Berbeda jauh dari yang kuharapkan, kehidupan perkuliahan itu tidak menyenangkan.

Saat malam tiba dan aku berniat pergi mencari makan, aku kembali melihat ke kamar Rudi. Masih kosong. Rupanya Rudi ada di kamar mandi. Aku merasa agak aneh, tapi kukesampingkan perasaan itu dan pergi cari makan. Saat aku kembali Rudi masih belum keluar dari kamar mandi. Apa dia sakit perut? Atau lagi coli?

“Di, kau nggak apa-apa?”

“Nggak apa-apa kok,” jawabnya lagi dari dalam kamar mandi. Setelah kudengar lebih jelas, tak ada suara apa pun selain suara Rudi. Tak ada suara air menetes maupun suara cicak.

“Yakin nggak apa-apa?”

“Yakin. Oh, btw ambilin handuk dong. Aku tadi lupa bawa.”

Orang macam apa yang lupa bawa handuk saat hendak mandi? Aku bergegas ke kamarnya dan mengambil handuk, tapi saat hendak memberikannya dia malah tidak menyahut. Kuketuk pintu, tapi dia tetap diam. Kupikir dia sudah keluar secara sembunyi-sembunyi jadi kubuka pintu yang ternyata tidak terkunci.

“Rudi?”

Tak ada orang di dalam. Dugaan terkuatku adalah dia sedang melakukan sesuatu yang memalukan dan kabur saat aku pergi mengambil handuk. Masalahnya apa yang dia lakukan? Apa dia mencret begitu hebat sampai-sampai membuat wc sumbat?

Kulihat ke wc, normal. Kulihat semua permukaan dinding, normal. Dan saat aku melihat ke atas ….

***


“Jadi itu terakhir kali kamu melihat mereka?”

“Iya Pak. Saya terakhir lihat Rudi hari Selasa. Kalau Rian hari Rabu.”

“Apa mereka pernah bilang sesuatu yang aneh?” polisi itu bertanya lagi.

“Saya kurang yakin. Yang saya ingat cuma Ryan cerita handuknya hilang di kamar mandi. Saya juga pernah kehilangan gayung, tapi nggak mungkin kan ada orang hilang di kamar mandi?”

Polisi tampaknya tak tertarik dengan kasus kehilangan sepele yang Ando ceritakan. Dua orang sudah menghilang. Itu jauh lebih penting daripada kasus kehilangan gayung.

“Baik, akan segera kami selidiki. Jika suatu saat kami butuh bantuan mohon bantuannya.”

Ando mengangguk dan mengantar Pak Polisi sampai ke gerbang kosan. Sudah seminggu Ryan dan Rudi menghilang tanpa ada yang tahu ke mana mereka pergi. Barang-barang mereka masih lengkap di kamar. Motor Rudi juga terparkir di halaman. Namun, keduanya hilang entah ke mana.

Ando menggaruk-garuk kepalanya resah dan berjalan ke kamar mandi. Tanpa sengaja dia mendengar suara gayung terjatuh dari salah satu pintu yang tertutup. Aneh, Ando yakin semua penghuni kos sedang keluar.

“Halo?” terdengar suara dari balik pintu.

“Lah? Ryan?! Kamu dari mana aja? Kamu nggak kelihatan seminggu lo,” Ando bertanya kaget.

“Ohh, Ando. Nanti aku cerita. Kamu bisa ambilin handuk nggak?”

“Handuk? Oke oke, aku ambilin. Sabar ya.”

“Iya. Aku sabar menunggu kok.”

***TAMAT***
viensiAvatar border
buangtriyant725Avatar border
bonek.kamarAvatar border
bonek.kamar dan 12 lainnya memberi reputasi
9
1.5K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan