ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Short Story #14 : Jin Botol


“Selamat, Manusia. Karena kau sudah membebaskanku aku akan memberimu tiga permintaan.”

Apa yang muncul di hadapanku saat membuka botol yang terdampar di pinggir pantai adalah sesosok jin berwarna biru. Jin itu tak punya kaki, tubuhnya agak transparan, dan wajahnya terlihat jahat. Aku sudah sering mendengar cerita jin botol pengabul permintaan, tapi yang seperti itu cuma ada di cerita dongeng.

“Apa ini mimpi?” tanyaku dan jin itu menamparku seketika.

“AWWW!!”

“Sakit kan? Berarti ini bukan mimpi,” jawabnya dengan wajah tanpa dosa. “Cepatlah, Manusia. Aku bukan jin yang penyabar. Tiga permintaan. Apa pun kecuali meminta lebih banyak permintaan.”

Okay, ini bukan mimpi. Meski demikian ini terlalu indah untuk jadi kenyataan. Apa ini semacam prank? Jangan-jangan jin ini cuma hologram.

“Aku mau … nasi goreng.”

Dan mendadak saja, seporsi nasi goreng muncul di hadapannya. Nasi goreng itu muncul di tengah udara dan nyaris saja terjatuh andai aku tak cepat menangkapnya.

“Oke, sekarang apa permintaan kedua?”

Aku mengabaikan jin itu untuk sesaat dan mengamati nasi goreng di tanganku. Baik piring maupun nasinya padat, ini nyata.

“Hei Jin, sendoknya mana?” protesku. Aku ingin mencoba nasi goreng ini lebih dulu.

“Apa itu permintaan keduamu?”

“Ehh?! Nggak nggak!”

Dengan agak kesal aku mengambil sejumput nasi dan memakannya. Itu adalah nasi goreng terpedas yang pernah kumakan.

“HAAAAAHHHHH!!! AIR AIR AIIIRRRR!”

“Oke.”

Dengan satu jentikan jarinya segumpal air muncul begitu saja di atas kepala dan jatuh membasahiku. Nasi goreng tadi masih datang dengan piring, tapi air ini bahkan tak ada gelasnya sama sekali.

“OI! Kau jadi jin kok tolol banget?! Nasi goreng macam apa itu?! Lagian kalau orang minta air ya pasti harus ada gelasnya! Kau jin amatiran ya?!”

“Jaga omonganmu, Manusia. Aku memang harus mengabulkan keinginanmu tapi aku bukan jin yang baik. Kau minta nasi goreng tapi kau tak minta nasi goreng enak. Kau minta air tapi kau tak minta air minum. Aku sudah mengabulkan keinginanmu, kau saja yang terlalu bodoh.”

Jin ini benar-benar membuatku kesal. Namun, tak diragukan lagi jin botol pengabul permintaan ini benar-benar nyata. Sial, kenapa aku menghabiskan dua permintaan untuk sesuatu yang tak berguna? Ahh, masih ada permintaan ketiga. Permintaanku harus spesifik agar tak muncul hal-hal aneh.

“Aku … aku mau uang satu trilliun rupiah ditransfer ke rekening bankku.”

“Oke. Tugasku selesai. Selamat tinggal.”

Sama seperti munculnya, jin itu pergi begitu saja. Aku melihat ke sekeliling, untungnya tak ada orang lain di pantai ini.

Tanpa menunggu lama lagi aku langsung berlari secepat yang aku bisa menuju ATM terdekat. Jantungku berdetak tidak karuan dan tanganku bergetar hebat sampai-sampai kesulitan memasukkan kartu ATM. Kakiku langsung kehilangan tenaga saat melihat jumlah saldo yang tertera di layar.

“Hah … hahahaha ….”

Satu trilliun. Siapa yang pernah bermimpi bisa punya uang sebanyak ini? Kalau aku punya uang sebanyak ini aku tak lagi perlu bekerja dan bisa bersantai seumur hidup. Siapa yang peduli pada nasi goreng pedas dan air yang membuat bajuku basah? Satu trilliun! Satu trilliuuuuunnnnnn!!!

Rencana awal memasak mi instan untuk makan malam lenyap seketika. Aku kaya sekarang. Orang kaya pasti menghabiskan malam minggu di klub mewah. Pesta! Wanita! Vodka! Semua aku punya. Karena sekarang, AKU ORANG KAYAAAAAAAAAAA!!!!

***


‘TOK TOK TOK!’

Aku tebatuk dan berjengit. Matahari pagi terasa sangat panas. Ahh, apa jangan-jangan sudah siang? Entahlah, aku benar-benar lupa waktu. Setelah menghabiskan semalaman di klub malam aku tertidur lama sekali. Entah bagaimana caranya aku pulang, aku tak ingat.

‘TOK TOK TOK!’

“Siapa sih pagi-pagi begini?”

Dengan langkah tak seimbang aku berjalan dan membuka pintu. Di depan dua orang pria berjas hitam formal dan juga kacamata hitam sudah menunggu.

“Selamat siang. Apa benar Anda Joel Sitorus?”

“I-iya … ada apa ya?”

“Anda ditahan atas tuduhan perampokan!”
“Ha?!”

Tanpa ampun mereka langsung mengikat tangan dan menekanku ke lantai. Tubuhku rasanya begitu lemah sampai tak mampu melawan. Tapi apa maksud semua ini? Perampokan apa yang sudah kulakukan?

“Uang negara senilai satu trilyun hilang dan ditemukan di rekening bank Anda. Anda kami tangkap atas kejahatan pencurian cyber. Mohon jangan melawan.”

“Lo? Bukan! aku nggak mencuri. Si Jin itu yang kasih uangnya.”

“Semua yang Anda katakan bisa digunakan untuk melawan Anda di pengadilan. Silahkan menghubungi pengacara. Jika tidak Anda maka negara akan menyediakannya. Sekarang, Anda ikut kami.”

Tanpa bisa melawan aku langsung didorong masuk ke mobil polisi. Aku berteriak dan mencoba menjelaskan tentang si Jin Botol, tapi jelas mereka menganggapku mabuk.

Aku … aku dituduh mencuri padahal Jin itulah yang mengirim uangnya padaku. Tapi, bagaimana aku menjelaskannya? Bagaimana?!

Tanpa sengaja aku menoleh ke luar jendela dan di sana, melayang 30 senti di atas tanah, si Jin Botol menatapku dengan senyum jahatnya.

“Ahh, permintaanku kurang spesifik rupanya.”

Terkutuklah kau Jin Botol. Terkutuklah kau!

***TAMAT***
zeze6986Avatar border
sormin180Avatar border
jenggalasunyiAvatar border
jenggalasunyi dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.2K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan