Rudal anti kapal R-360 Neptune mendarat di kota pelabuhan Rusia, tepatnya di Taganrog yang berada di sekitar Laut Azov. Sisa-sisa rudal yang sebagian masih utuh itu terdampar di tepi pantai dan kemudian oleh warga sekitar. Video yang menunjukkan sisa rudal Neptune pertama kali diposting oleh saluran Telegram Rusia, yakni @warhistoryalconafter pada 29 Januari 2024. Menurut informasi yang beredar, rudal tersebut ditembak jatuh oleh sistem hanud (pertahanan udara) milik Rusia.

Dari video yang diunggah tersebut, sebagian besar bagian rudal masih utuh, termasuk bagian belakang. Sementara bagian depan rudal sudah tak tersisa, kemungkinan bagian tersebut yang ditembak sistem hanud Rusia. Rudal yang dimaksud kemungkinan merupakan versi serangan darat dari R-360 Neptune. Sulit untuk mengidentifikasinya, karena bagian hidung rudal sudah hancur.

Versi darat dari Neptune pada Agustus 2023 telah sukses digunakan menggebuk sistem hanud S-400 milik Rusia di Krimea. Pejabat kementerian pertahanan Ukraina kepada The War Zonemengatakan, jangkauan Neptune versi darat adalah 360 km, sementara versi anti kapal punya jangkauan 300 km. Artinya Taganrog dan sebagian besar wilayah sekitarnya di Rostov, dapat dijangkau oleh pasukan Ukraina yang ditempatkan di ujung timur negara mereka. 

Ditelusuri dari sejarahnya, Neptune dikembangkan dari rudal anti kapal Kh-35 buatan Soviet, sekilas dari luar keduanya memiliki banyak kemiripan. Pada sirip utama Neptune mempunyai sapuan berundak (bertingkat). Sementara empat sirip utama pada Kh-35 mempunyai sapuan lurus ke arahnya. Pada versi prototype awal Neptune terlihat dengan konfigurasi sirip yang lebih mirip dengan Kh-35.



Versi dasar rudal anti kapal Neptune menggunakan panduan sistem navigasi inersia (INS) untuk mencapai area target yang ditentukan sebelum beralih ke pencari radar aktif untuk mendeteksi dan membidik targetnya pada tahap terminal penerbangan, sistem kerjanya seperti Kh- 35. Untuk versi serangan darat dilaporkan menggunakan kombinasi INS yang dibantu GPS dan sensor inframerah untuk mencapai sasarannya.

Tidak diketahui berapa banyak versi darat yang dimiliki Ukraina, namun dengan ditembak jatuhnya satu rudal tersebut membuktikan jika Ukraina masih mempunyai stok rudal untuk menyerang target di dalam wilayah Rusia. Sementara itu, kemampuan Ukraina untuk memproduksi rudal ini terus menemui rintangan berat, terutama ketika Rusia terus menyerang fasilitas produksi senjata mereka.



Rudal anti kapal Neptune mendadak kondang setelah menenggelamkan kapal Moskva di Laut Hitam pada April 2022 lalu, menjadikannya rudal yang paling dibenci Rusia. Dan dengan mendapatkan rudal yang masih cukup utuh, Rusia bisa mempelajari cara kerjanya. Selain itu, ada potensi Rusia akan memberikan rudal ini kepada Iran atau China untuk dipelajari dan dibuat tiruannya.

Selain itu, keberhasilan Rusia menembak jatuh Neptune telah menunjukkan jika sistem hanud mereka sudah kembali ke jalan yang benar, setelah beberapa bulan lalu digosipkan sering melakukan friendly fire(memembak teman sendiri).









Referensi Tulisan: The War Zone
Sumber Foto: sudah tertera