Kejadian kurang mengenakkan dialami oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris (Royal Navy), pasalnya dua kapal penyapu ranjau mereka saling bertabrakan di Pelabuhan Bahrain. Insiden memalukan itu terjadi pada 18 Janauri 2024. Sementara itu, video yang menunjukkan tabrakan antara dua kapal diposting di berbagai akun X pada 19 Januari 2024.

Dari rekaman video yang beredar, HMS Chiddingfold bergerak mundur dan menabrak lambung HMS Bangor yang tengah sandar di pelabuhan. Pihak Angkatan Laut Inggris menyebut tidak ada personel yang terluka, meski tabrakan itu menimbulkan beberapa kerusakan pada HMS Bangor. Saat ini pihak Royal Navy masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kecelakaan.

Mengutip artikel Independent, HMS Chiddingfold sudah dua kali terlibat tabrakan di laut. Kejadian pertama terjadi pada April 2021 di lepas pantai Bahrain, waktu itu yang ditabrak adalah HMS Penzance. Menyebabkan kapal yang ditabrak harus libur berlayar selama 3 bulan untuk melakukan perbaikan.



Sementara itu, sebuah foto yang menunjukkan lambung kapal yang rusak juga telah diposting oleh akun @MilitaryBanter di X. Foto tersebut menampilkan lambung kapal HMS Bangor yang rusak akibat menghantam bagian tepi pelabuhan. Menurut laporan Independent, kehadiran dua kapal pemburu ranjau tersebut untuk berpartisipasi dalam Operasi Kipion. Merupakan operasi jangka panjang Inggris untuk melindungi jalur perdagangan di Timur Tengah dan Samudera Hindia.

Yang jadi sorotan adalah, bagaimana bisa awak kapal HMS Chiddingfold tidak melihat kapal HMS Bangor sedang sandar di belakangnya ? Selain itu, juga masih belum diketahui, mengapa HMS Chiddingfold melakukan manuver mundur ? Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut, kita harus bersabar menunggu hasil investigasi Angkatan Laut Inggris.



HMS Chiddingfold adalah kapal pemburu ranjau dari keluarga Hunt Class, kapal dibuat oleh Vosper Thornycroft di Woolston. Hunt Class punya bobot 750 ton, panjang 60 meter dan lebar 9,8 meter. Peralatan untuk berburu ranjau terdiri dari SeaFox mine disposal system dan Diver-placed explosive charges. Kapal diawaki 45 personel dan dilengkapi senjata utam kanon DS30B Mk 1 kaliber 30 mm di bagian haluan.

Sementara HMS Bangor merupakan anggota keluarga Sandown Class. Kapal pemburu ranjau ini juga dibuat oleh Vosper Thornycroft di Woolston. Untuk peralatan berburu ranjau yang dipakai, sama dengan yang dimiliko Hunt Class. Untuk awak kapal terdiri dari 40 personel. Sandown Class punya bobot 600 ton, panjang 52,5 meter dan lebar 10,9 meter. Untuk persenjataan di Sandown Class lebih legkap, terdiri dari 1× kanon 30 mm DS30M, 3× Miniguns dan 2× General purpose machine guns. Selain untuk menyapu ranjau, kedua kapal ini bisa berfungsi sebagai offshore patrol vessel.

Dua kapal dari Sandown Class, yakni HMS Grimsby dan HMS Shoreham, rencananya akan dihibahkan ke Ukraina. Tapi, pengiriman kapal masih terganjal oleh Turkiye; yang sejak 1 Maret 2022 melarang kapal perang melewati Selat Bosporus. Selat ini menjadi penghubung ke wilayah Laut Hitam. Inggris kabarnya telah membujuk Turkiye dengan iming-iming penjualan Typhoon ke negara itu, agar dua kapal pemburu ranjau mereka bisa melintasi Selat Bosporus dan kemudian diserahkan ke Ukraina. Tapi, sampai saat ini, Turkiye masih enggan membuka blokade selat tersebut.



Dalam sebuah pernyataan kepada media, Laksamana Muda Edward Ahlgren mengatakan bahwa Royal Navy telah melatih personel dengan standar tinggi serta menegakkan standar keselamatan mesin dengan ketat. Namun, dia juga turut ptihatin bahwa peristiwa tabrakan antar kapal tersebut masih saja terjadi.

Di sisi lain, tabrakan antar kapal ini semakin menambah buruk pandangan orang Inggris terhadap Royal Navy. Di mana saat ini Royal Navy telah kesulitan mencari personel baru untuk direkrut menjadi pengawak kapal perang. Tabrakan baru-baru ini juga dikhawatirkan bakal membuat minat orang Inggris untuk mendaftar ke Royal Navy semakin menurun lagi di tahun ini.







Referensi Tulisan: Independent
Sumber Foto: sudah tertera