Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

daimond25Avatar border
TS
daimond25
Pemprov Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya Terdampar di Deli Serdang
Pemprov Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya Terdampar di Deli Serdang

Medan - Sebanyak 147 pengungsi Rohingya terdampar di Pantai Mercusuar, Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang. Pemprov Sumut sudah berkoordinasi dengan UNHCR terkait hal itu.

"Sudah dilangsungkan (koordinasi), sekarang mungkin UNHCR sudah akan menuju ke sana," kata Pj Gubernur Sumut Hassanudin di Lapangan Benteng Medan, Minggu (31/12/2023) malam.

Hassanudin mengatakan saat ini para pengungsi Rohingya itu telah dipindahkan ke sebuah teluk yang tidak kontak langsung dengan masyarakat. Sejauh ini, pihaknya juga telah memberikan bantuan seperti pengecekan kesehatan kepada para pengungsi.

"Memang tadi sudah disampaikan oleh Bapak Pangdam, Kapolda, sudah dilaporkan juga ke pusat, kita kedatangan pengungsi Rohingya sejumlah 147 orang. Tadi mereka sudah dilokalisir di suatu tempat berupa teluk yang belum terkontak langsung dengan masyarakat," ujarnya.

"Secara awal kita sudah berikan bantuan terkait kebutuhan dasar. Nanti, kita akan tangani sesuai mekanisme yang ada, tadi sesuai dengan arahan dari atas. Tentunya akan kita berikan mereka cek kesehatan, hal-hal yang lain juga demikian," sambung Hassanudin.

Terkait dengan penampungan pengungsi Rohingya itu, Mantan Pangdam I/Bukit Barisan itu menyebut hal itu nantinya akan ditentukan oleh pemerintah pusat.

"Masalah penampungannya itu nanti ditentukan dari pusat. Sekarang ini karena dia sudah terdampar di tempat kita, akan kita berikan pertolongan pertama kemanusiaan," ujarnya.

Sebelumnya, Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen Mochammad Hasan melaporkan soal kedatangan pengungsi Rohingya itu ke Panglima TNI dan Kapolri. Hal itu disampaikan Hasan saat zoom meeting pengamanan pergantian malam tahun baru 2024 di Lapangan Benteng Medan.

"Pada kesempatan ini mohon izin kami menyampaikan, semalam pukul 23.00 WIB tanggal 30 Desember, kami mendapatkan informasi telah mendarat 147 pengungsi Rohingya," kata Hasan.

"Hal yang menonjol yang mungkin kami laporkan, ini sepertinya sudah menjadi pola baru. Mereka yang selama ini masuk ke Aceh atau ke Sabang sekarang sudah mulai masuk ke wilayah kami di Pantai Timur Sumatera Utara di Pantai Mercusuar, Labuhan Deli, Deli Serdang," sambungnya.

Rohingya itu, kata Hasan, terdiri dari 53 laki-laki dewasa, 39 perempuan dewasa, 25 anak laki-laki dan 30 anak perempuan. Saat ini, para pengungsi itu telah diletakkan di sebuah teluk yang tidak berhubungan langsung dengan masyarakat.

"Pagi tadi dipimpin oleh Danlantamal 1, Kapolres, Dandim, beserta seluruh yang terkait sudah mendatangi lokasi. Alhamdulillah kondisi mereka berada di satu teluk yang tidak berhubungan langsung dengan masyarakat, harus menggunakan perahu menuju ke tempat mereka. Sementara logistik saat ini didukung oleh masyarakat," ujarnya.

Hasan mengatakan nakhoda kapal yang membawa Rohingya itu kabur sebelum kapal terdampar. Nakhoda kapal itu pindah ke kapal lain dengan jarak 4 mil sebelum kapal mendarat.

"Kemudian, nakhoda yang memimpin kapal ini, 4 mil sebelum mendarat meninggalkan kapal, pindah ke kapal yang lain," sebutnya.

Dia menyebut berdasarkan pengakuan para pengungsi Rohingya itu, mereka telah berangkat dari Kamp Bangladesh sejak 22 hari yang lalu. Dia juga menyampaikan soal hal-hal menonjol yang ditemukan di kapal pengungsi Rohingya itu.

Salah satunya terkait ditemukannya logistik-logistik segar di kapal tersebut. Selain itu, ada juga ditemukan kartu UNHCR dengan identitas yang sama.

"Dari kapal ini, ditemukan logistik-logistik segar, yang kita duga logistik ini di-support atau didukung dari darat wilayah perairan kita. Kemudian, hal menonjol lain adalah kartu UNHCR yang ditemukan ini semua identitasnya, tanggal lahirnya sama," ujarnya.

"Kami dalam kesempatan ini mohon izin mungkin untuk mulai menyarankan, patroli untuk wilayah Pantai Timur Sumatera Utara, seperti yang dilaksanakan di Pantai Barat supaya dapat menekan mereka masuk ke Aceh yang sekarang mereka masuk ke wilayah Sumut," sambung Hasan.



Pemprov Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya Terdampar di Deli Serdang


Hal hal baru yang di ketahui dari Rombongan ini,

- Adalah Perjalan kapal 22 hari ke sumut ( landing )

- Logistik yang ada di kapal segar segar, kesimpulan ada penyuplai logistik selama perjalanan 22 hari tersebut

- Terdapat keunikan pada kartu UNHCR yang di miliki oleh banyak ' Pendatang Gelap ' rombongan ini mempunyai identitas dengan tanggal lahir yang sama semua nya

- Nahkoda kapal kabur pindah ke kapal lain nya jadi ada kapal lain


Apakah UNHCR memberi dukung an secara langsung dan tidak langsung ke tindak kejahatan penyelundupan manusia yang ternyata ' Pendatang Gelap ' asal Bangladesh tapi menggunakan identitas sebagai ' Pengungsi Rohingya '.


Media media di tanah air indonesia di anjurkan ( self review, self editing ) mulai menggunakan kata ' Pendatang Gelap ' saja atau ' Pendatang Gelap asal Cox Bazar, Bangladesh ' daripada menggunakan kata ' Pengungsi Rohingya ' yang di gunakan sampai saat ini,

karena kata ' Pengungsi Rohingya ' ini tidak 100% kebenaran nya setelah di lakukan pemeriksaan ( investigasi ) oleh kepolisian Indonesia,
kata ' Pengungsi Rohingya ' juga membuat gejolak dan kegaduhan di Indonesia,
kata ' Pengungsi Rohingya ' seperti memberi Angin segar, semangat ,dan juga tameng perlindungan bagi Para pelaku penyelundupan manusia ke Indonesia




karena sudah ada yang jadi Pengungsi Rohingya di Aceh sampai 2 kali saja tidak punya malu, bermuka tembok bahkan datang lagi ke dua kalinya malah jadi pelaku penyelundupan manusia ke Aceh !







Beritanya ketutupan sama ulah dari NARASI UNHCR yang menyebar NARASI dan PROPAGANDA ke warga local, masyarakat Indonesia dan dunia international !

Yang memaksa warga aceh dan masyarakat Aceh untuk menerima ' Pendatang Gelap ' sebagai ' Pengungsi Rohingya '!







Ohhh

Ternyata UNHCR sedang melancarkan rayuan gombalnya ke pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk memberi tempat ke yang katanya ' Pengungsi Rohingya ' sampai kemarin lahan 120 Ha bumi perkemahan parmuka di pidie aceh sudah di incar UNHCR sejak lama, dan mau di hap hap, diambil dan di tempati

Kejadian di Indonesia terutama di Aceh tentu orang aceh yang lebih mengerti,

Saat ini sedang sangat gencar Narasi dan Propaganda dari UNHCR yang terlihat sangat memaksa warga aceh dan masyarakat Aceh untuk menerima yang kata nya ' Pengungsi Rohingya ' dengan alasan kemanusian tapi tidak peduli dampak yang akan di akibatkan ke warga aceh dan masyarakat Aceh !!!


Tapi mesti mengerti ini ' Pendatang Gelap ' datang dari ' Cox Bazar, Bangladesh jadi bukan langsung dari mynmar ' bukan buat mengungsi di Indonesia tapi buat mencari ' PEKERJAAN '


yang bicara seperti itu pihak berwenang di Indonesia,

Jadi beda yah

Dengan NARASI yang di sebar dan propagandakan oleh ' UNHCR ' yang sangat menggebu gebu agar warga aceh menerima pendatang gelap tersebut.


Pihak berwenang berhasil mendapat kesimpulan tersebut dari saksi saksi dan dari ' pendatang Gelap ' yang kabur dan tertangkap serta dari pelaku penyelundupan manusia yang di tangkap oleh pihak berwenang.








Jadi ada dua pandangan ysng satu berasal dari UNHCR,
Yang satu berasal dari ' OLAH INFORMASI / Investigasi ' yang di dapat Pihak berwenang di Indonesia dari pemeriksaan ( investigasi ) beserta keterangan yang di dapat dari saksi saksi yang di peroleh oleh pihak berwenang di Indonesia.








UNHCR harus menjelaskan kepada masyarakat Indonesia termasuk pemerintah indonesia juga PUBLIK INTERNATIONAL bila mereka bukan ' PENDATANG GELAP ' tapi benar merupakan ' PENGUNGSI ' harus nya para pengungsi ini tetap berdiam di tempat pengungsian sementara yang di sediakan pemerintah daerah !!!

Dan ini sudah terjadi bukan satu kali tapi sudah berkali kali terjadi

Entah KENAPA pihak UNHCR membuat NARASI yang berbeda dari PIHAK BERWENANG yang ada di INDONESIA dan menyebarkan NARASI yang berbeda tersebut tidak hanya ke warga local dan masyarakat indonesia tapi juga menyebarkan NARASI beserta PROPAGANDA tersebut ke dunia INTERNATIONAL !!!

Menjadi pertanyaan apakah ' UNHCR ' tersebut sengaja meremehkan dan menafikan HUKUM yang berlaku di INDONESIA ( Law of the Land ).

Timbul dan ada Gejolak sosial, Gesekan sosial dan kecemburuan sosial di masyarakat aceh !!!

Bahkan sampai menggerus Wibawa Negara ( dalam hal ini adalah dinas sosial dan pemerintahan negara ), masyarakat aceh membandingkan bantuan yang di terima imigran gelap Bangladesh dan Rohingya yang menerima ' Ayam Goreng ' di banding bantuan banjir di Aceh yang berupa ' Telur dan mie instant ',













---------‐-----------------------------------------------------------

Pulau Bhasan Char, BANGLADESH
Tempat relokasi pengungsi ROHINGYA di BANGLADESH





Sebuah pertanyaan bila pengungsi ROHINGYA di berikan PULAU seperti PULAU BHASAN CHAR di bangun mirip seperti " Bhasan Char "

Bagaimana dengan warga local Indonesia ???







Pemerintahan Bangladesh sudah sangat berbaik hati memberikan mereka sebuah " PULAU BHASAN CHAR " beserta bangunan tempat tinggal tempat mereka bisa bertani, berternak, dan juga berusaha, anak anak bisa belajar.




Diubah oleh daimond25 01-01-2024 15:36
bukan.bomatAvatar border
kakekane.cellAvatar border
kakekane.cell dan bukan.bomat memberi reputasi
2
239
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan