sumber gambar : poiinfomedia

Pada beberapa waktu yang lalu, sebuah kejadian yang sangat mengerikan terjadi di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Seorang ayah tega mencabuli lima putri kandungnya sendiri. Perbuatan bejat ini terungkap setelah salah satu korban berani menceritakan kejadian tersebut kepada ibu kandungnya.

Menurut hasil interogasi, cerita anak-anak tersebut mengungkapkan bahwa ayah mereka, yang kita sebut dengan inisial HR, telah melakukan perbuatan cabul sebanyak dua kali. Pertama kali kejadian ini terjadi pada tanggal 21 Mei dan yang terakhir pada tanggal 17 September tahun ini. Selain itu, juga terungkap bahwa HR mengancam dan memaksa anak-anaknya untuk tidak melaporkan perbuatannya kepada ibu mereka.



Kasus ini telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk Tim Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) serta Yayasan Nanda Dian Nusantara. Mereka memberikan pendampingan dan bantuan untuk memulihkan rasa trauma yang dialami oleh para korban.

Kronologi kejadian ini dimulai saat HR mengajak salah satu anaknya berboncengan dengan sepeda motor ke tempat kerjanya. Kemudian, mereka pergi ke semak-semak perkebunan warga di wilayah Kecamatan Sungai Saya. Di tempat tersebut, HR melakukan perbuatan cabul terhadap anak kandungnya yang masih berusia 16 tahun.

Keberanian korban untuk menceritakan kejadian ini kepada ibu mereka membuat sang istri segera melaporkan suaminya ke Mapolresta Pontianak Kota. Unit Jatanras Satreskrim langsung menindaklanjuti laporan tersebut dan mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan.

Perbuatan yang dilakukan oleh HR sangat kejam dan tidak dapat ditoleransi. Dalam proses penyelidikan kasus ini, fakta menunjukkan bahwa HR melakukan aksi bejatnya dengan mengancam dan memaksa anak-anaknya. Lingkungan sosial yang terisolasi juga menjadi faktor yang memudahkan pelaku untuk melakukan perbuatannya.

Kasus ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya melindungi dan memperhatikan anak-anak kita. Pemerintah dan lembaga terkait harus bekerja sama untuk meningkatkan perlindungan dan pemberdayaan anak-anak agar kasus serupa tidak terulang di masa depan.

Kami berharap agar korban-korban dalam kasus ini dapat pulih dan mendapatkan keadilan yang mereka pantas. Semoga kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua orang untuk lebih waspada dan bertanggung jawab terhadap perlindungan anak-anak.