Bagaimana kabar hari ini rebahaners dimanapun kalian berada? Semoga tetap sehat dan selalu tersenyum walau kantong bokek yang penting bahagia, okelah kalau begitu berhubung gw suka sama si Jon langsung saja pembahasannya tanpa banyak cing cong, tanpa harus misuh-misuh, tanpa harus banyak sandiwara langsung rebahan di dada pacar, tarik selimut biar anget, kencangkan ikat pinggang dan...apa paswordnya.

"Cekicrot"

Pembahasan kali ini cukup sensitif yaitu kata 'Perek' siapa yang ga tahu kata itu ngacung, di tahun 60an kata itu sangat familiar bahkan hingga tahun 90an ungkapan itu masih bertahan. Entah saat ini masihkah ada yang bilang seperti itu atau sudah berubah lebih singkat.

Jadi kata "Perek" atau yang dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah promiscuous adalah seseorang yang mudah berganti pasangan seksual. Istilah ini sering digunakan secara negatif dan merujuk pada perilaku seksual yang tidak terkendali. 



Istilah perek pertama kali digunakan pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pada saat itu, istilah “perek” digunakan untuk merujuk pada perempuan pribumi yang bekerja di rumah bordil. 

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, istilah tersebut mengalami pergeseran makna dan digunakan untuk merujuk pada perilaku seksual yang tidak terkendali tanpa memandang jenis kelamin atau status sosial.

Jadi intinya orang yang sering bergonta ganti pasangan bisa dibilang sebagai "perek", setidaknya itulah yang terjadi.

Adapula yang menerka kepanjangan dari Perek adalah Perempuan Eksperiment, hmm kok bisa gitu ya? Jelas saat itu wanita yang di gunakan untuk edukasi sexologi, anatomi tubuh, hingga hal-hal yang berbau tentang ilmu biologi bisa disebut eksperiment. Maka tak heran nama itu pun ada karena eksperiment yang dilakukan berhubungan dengan edukasi mantap-mantap.





Nah gimana nih dah taukan apa maksudnya dari kata Perek!! Tapi kita anggap saja sekarang membahas Perek yang sama sebutannya dengan pramuria.

Pertanyaan lanjutan terkadang sering juga dilontarkan oleh masyarakat, kenapa sih banyak wanita yang jadi Perek? Padahal mereka sadar hal itu 'dosa.



Oke, akan kita bahas juga masalah ini sob. Sebenarnya banyak alasan mereka jatuh ke dunia mantap-mantap namun alasan klisenya adalah ekonomi.

Ya, lo tau sendirikan ekonomi cara jitu yang sering dijadikan kambing hitam, perempuan yang tubuhnya lumayan lebih memilih profesi sebagai Perek untuk mencari uang lebih cepat.



Namun ada juga kasus-kasus tertentu dimana mereka bekerja seperti itu untuk hal-hal yang diluar nalar!! Contoh ia bersama suaminya tak pernah hamil, maka ia menjerat pelanggan untuk menperoleh kehamilan. Daripada ngasih gratis ke lelaki lalu menghilang, mending dikasih ke yang bayar yang penting sama-sama untung.

Lantas bagaimana dengan artis yang ikut juga menjajakan diri?



Masalah finansial bagi artis memang tidak surem-surem amat hidupnya, tapi gaya hidup yang glamour itu menuntut si artis untuk terus bisa eksis di dunia sosialita. Tak salah juga kalau artis menjadi simpenan 'om senang' mau tua atau muda yang penting kantong tebal.

Namun banyak yang tak ingin berkomitmen, maka menjadi Perek adalah jalan mudah dan cepat untuk mencari uang.



Hal ini juga yang menjebak gaya hidup kawula muda, anak-anak remaja pun banyak yang menjajakan dirinya hanya untuk bisa membeli barang branded iphone terbaru, gucci, dan banyak hal lainnya, toh biasanya keperawanannya sudah hilang oleh sang pacar yang kabur. Entahlah gw sedih apa terbiasa melihat hal ini di kota besar, karena zaman saiki wes edan, ora edan ora mangan.

Sekian pembahasan kali ini sungguh ending yang sangat "mengedankan"

Semoga bermanfaat ciaoo...

Sumber klik, klik, klik
Pic pakde google