steelyAvatar border
TS
steely
Kabar Sedih Buat Pak Jokowi, Surat Utang RI Tak Dilirik Asing



- Tiga seri surat utang negara (SUN) yang dilelang hari ini tak diminati asing, bahkan yang diserap pemerintah dari asing hanya dua seri dengan tenor 10 dan 15 tahun.

- Asing banyak kabur dari Tanah Air karena potensi sikap the Fed masih hawkish yang berimbas pada kenaikan yield obligasi mendekati level tertinggi sejak 2007.


- Asing juga mulai khawatir dengan dampak kebangkrutan Evergrande terhadap ekonomi China




Jakarta, CNBC Indonesia - Surat Utang Negara (SUN) yang dilelang pada Selasa (22/8/2023) banyak yang tak dilirik investor asing. Pasalnya, investor asing cenderung hati-hati di tengah ketidakpastian eksternal yang meningkat akhir-akhir ini.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) melelang delapan seri pada Selasa kemarin. Di antaranya SPN03231122 (new issuance), SPN12240822 (new issuance), FR0095 (reopening), FR0100 (new issuance), FR0098 (reopening), FR0097 (reopening) dan FR0089 (reopening).
Minat asing ke surat utang yang dilelang hari ini cenderung sepi, bahkan ada tiga seri yang tak laku dengan tenor kurang dari lima tahun. Secara total, penawaran asing yang masuk hanya Rp5,63 triliun, dengan yang diserap pemerintah hanya Rp1,09 triliun yang terdiri dari surat utang bertenor 10 dan 15 tahun saja.

Banyaknya seri yang tidak laku ataupun tidak diserap ini  terbilang di luar kebiasaan. Investor asing memang kerap tidak melirik seri tenor pendek seperti Surat Perbendaharaan Negara (SPN) saat ekonomi gonjang-ganjing.

Namun, investor asing sampai tidak melirik seri FR0095 tenor lima tahun yang merupakan salah satu seri benchmark dan menjadi andalan mendongkrak penawaran. 
Jumlah yang diserap yakni hanya dua seri ini juga terbilang di luar kebiasaan  mengingat biasanya hanya ada dua yang tidak diserap.




Bids asing yang dimenangkan pemerintah tersebut merupakan yang terendah sejak akhir Mei 2023. Kendati begitu, secara total minat asing ke surat utang dalam negeri lebih baik dibandingkan lelang pada pekan pertama bulan ini.

Untuk bid yang dimenangkan pemerintah secara total baik dari asing dan domestik diketahui mencapai Rp7,87 triliun. Nilai tersebut merupakan serapan terendah sejak awal tahun, bahkan tidak mencapai seperempat dari total penawaran yang masuk (incoming bids) sebesar Rp34,60 triliun.

Perlu diketahui, ketika serapan pemerintah tidak terlalu tinggi sementara jumlah lelang yang masuk lebih tinggi menunjukkan sikap pemerintah yang cenderung konservatif.

Menelisik lebih dalam, penyebab asing tak minat surat utang RI pada lelang kali ini karena ketidakpastian eksternal yang meningkat setelah rilis data risalah Federal Open Market Committee (FOMC) AS pekan lalu, serta kasus kebangkrutan properti raksasa China, Evergrande.
Risalah FOMC mengisyaratkan adanya potensi bahwa AS akan bersikap hawkish untuk mengatasi naiknya inflasi AS masih ada. Imbasnya terlihat pada imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun sempat mendekati level tertingginya sejak 2007 pada Kamis pekan lalu ke level 4,30%.

Sebagai informasi, peningkatan imbal hasil atau yield obligasi berbanding terbalik dengan harga. Ketika yield naik harga akan turun, kondisi seperti ini biasanya akan kurang menarik bagi investor yang punya tujuan jangka pendek.

Kemudian, ketidakpastian yang meningkat juga datang dari kasus kebangkrutan Evergrande yang menjadi kekhawatiran krisis properti di negeri tirai bambu bisa berefek domino ke sektor lain yang berimbas pada perlambatan ekonomi.
Sehingga tak heran kalau akhir-akhir ini sikap investor lebih cenderung hati-hati untuk membeli obligasi ataupun risk asset lain-nya. Kendati demikian, secara keseluruhan dari hasil lelang SUN hari ini masih lebih baik dibandingkan periode sebelumnya walaupun minat asing masih loyo.
"Menjelang lelang SUN, market bergerak volatile dipengaruhi penurunan credit rating beberapa bank di AS oleh S&P dan meningkatnya kekhawatiran bahwa FFR akan berada di level tinggi untuk waktu yang lebih lama setelah rilis FOMC Minutes yang mengindikasikan sikap hawkish dari mayoritas pejabat the Fed. Pelaku pasar juga menunggu pidato Pimpinan The Fed di Jackson Hole", Tutur Deni Ridwan, Direktur SUN DJPPR Kementerian Keuangan dalam keterangan resminya.

Adapun untuk rincian hasil lelang SUN hari ini sebagai berikut :




CNBC


Mungkin kurang tinggi  tingkat bunganya .











sc5Avatar border
sc5 memberi reputasi
1
681
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan