Konsumsi air bersih di Indonesia tidak mendapatkan penanganan yang khusus karena kecenderungannya yang selalu lepas dari pengamatan pemerintah, dari zaman peperangan antar negara Indonesia terus mengalami penyusutan sumber air bersih. Ketika seseorang sedang berusaha untuk mendapatkan air bersih tetapi yang ditemukannya justru kondisi alam yang rusak sehingga air bersih tidak keluar begitu saja dari dalam tanah skibat dari tersumbatnya oleh material padat di atasnya. Air bersih yang sehatusnya dibutuhkan untuk dikonsumsi untuk menjadikan kebutuhan daya hidup manusia menjadi berkurang dan mengalami krisis di Indonesia. Berbagai upaya pemerintah melakukan pencarian dalam memenuhi kebutuhan air bersih hanya sebatas ajang bergengsi untuk menarik sebagian masyarakat yang memiliki uang, yang artinya ada tindakan kapitalisme terhadap air bersih. Dunia telah menginformasikan tentang krisis air bersih yang harus menjadi tanggung jawab negara independen, tapi faktanya air terus dicemari dan mengalami permburukan kualitas air bersih menjadi air kotor. Indonesia juga menjadi korban datangnya air kotor yang di kirim dari seluruh dunia sehingga menyebabkan kebingungan berhubungan antar kemasyarakatan dan kapitalisme. Air yang kotor itu bercirikan berwarna hitam, bau tak sedap dan tak layak ketika terkena kulit atau menjadi bersifat korosi. Air yang kotor itu akhirnya menjadi konsumsi masyarakat yang dipaksakan, dan menyebabkan penyakit menular. Air kotor tidak hanya dikonsumsi secara langsung tetapi juga ada yang dimasak, diolah kembali melalui filteasi, dan ada yang dicampurkan dengan bahan makanan yang lain. Air kotor memliki fakta memiliki rasa yang pedas, rasa seperti cabai saat dikonsumsi di kerongkongan dan panas yang dihasilkan setelah di lambung. Air yang bersih di dunia seperti hayalan dan mengalami beberapa instrumen diantaranya kelangkaan terhadap sumber daya air itu sendiri dan datangnya air kotor dari seluruh sumber air di dunia untuk mengisi kedaruratan kebutuhan air manusia untuk diminum.