Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

scorpiolamaAvatar border
TS
scorpiolama
Penunggu Pohon Mangga dan Mplo si supir Andong
Siang yang penat namun penuh dengan harapan ini mustinya sudah bisa santai leyeh-leyeh, "tumben sekali kereta Express Galih tidak banyak menurunkan penumpang di hari ini", demikian Mplo Subledug berdehem dalam hati.

Sambil memarkir andong bawaan milik juragan Jaka. Andong termasyur sejak dulu kala dan sering digunakan sewa oleh pihak Istana Kerajaan. 

Salah satu andong ini dibawa kang Mplo dengan setia dan khidmat menelusuri setiap jalur kerajaan. Sambil berusaha menyambut penumpang yang hendak bepergian entah jarak dekat atau jauh di luar kerajaan. Demikian lebih kurang rutinitas pengemudi Andong di masa kerajaan di masa itu

Siang itu kang Mplo yang biasa menanti penumpang kereta api express tiba di parkiran stasiun. "Apapun bisa dan boleh dibawa dengan andong ini, jaga privasi penumpang juga keamanan penumpang dan andong ini", demikian kebijaksanaan yang jelas dari Pakde Jaka. Juragan yang mana sebenarnya masih ada hubungan masa lalu dengan Mplo yang biasa memanggilnya dengan sebutan pakde saja.

Mplo sendiri sebenarnya males bener narik Andong, secara jalur andong selalu penuh dengah kemacetan di mana-mana apalagi di dalam jalur kerajaan ini, khususnya ketika hari pasar tiba. Namun demikian pandemi berkepanjangan dari Influenza dan Pes berkepanjangan di masa itu membuatnya harus bisa mencari tambahan penghasilan. 

Pun tidak mungkin juga memanfaatkan nama besar keluarga besar, semisal mengadah kan tangan terus menerus ke sanak famili. Beruntung ada Andong milik pakde Jaka, bak berbalas rasa dan pantun, Mplo pemuda periang yang selalu happy melihat keramaian pasar klitikan atau stasiun kereta yang penuh dengan lalu lalang kereta ketel uap dan bunyinya yang khas dengan derap bak napas tersengal senin kamis "jus-jus, jes jes" dan semboyang bersahutan "khung............" sedemikian dasyat cumak telinga, namun di sisi lain ada nada yang menarik bagi pribadinya.

Setelah memarkirkan andong dengan rapih di posisi antrian. Mplo turun dan berjalan menyusuri teras stasiun Klitikan ke arah deretan warung kopi dan warung nasi di depan pelataran stasiun. Walau siang ini sangatlah terik, banyak lalu lalang orang dengan berbagai kepentingan masing-masing tidak pernah surut, hiruk pikuk stasiun tetap ada bak terdapat nafas kehidupan di dalamnya.

Demi mencari kopi dan rokok ketengan, hiburan sederhana dan efisien bagi supir andong dan supir kuda lainnya, selama menunggu penumpang tiba dari kerajaan Joyo tiba. Stasiun ini sendiri berada di bawah otonomi kerajaan Astana Putih Raya, yang mana banyak penumpang datang dari kerajaan Joyo atau sebaliknya demikian. 

====== tetiba ======

Mata Mplo terperanjat - namun fokus demi melihat sesosok orang tua sedang memakan buah mangga. 

Stasiun ini memang banyak sekali menanam pohon mangga di pelataran dan sampingnya. Sambil memperhatikan dengan detail dari ujung kepala sampai kaki diperhatikannya dengan seksama sambil menghisap rokok linting dari kulit jagung dan tembako yang di beli secara satuan. "Permisi pak-e" sahut Mplo ketika melewati orang tua yang sedang jongkok memakan buah mangga di siang itu. Tiada jawaban balasan, sambil asik memakan buah mangga yang nampaknya nikmat sekali si pak tua tersebut. 

"Orang tua yang nyeleneh, hi hi hi hi....", 

demikian Mplo menyebutnya dalam hati sambil tersenyum renyah.  Sekian lama nongkrong di stasiun ini, baru kali ini dia bertemu dengan beliau orang tua tersebut. 

"Nyeleneh makan mangga sendirian di siang hari pun..?!", 



Spoiler for Mulus Mangga:



Apa lagi di stasiun yang jelas sekali buah mangga hanya bisa beli di pasar buah atau ambil dari pohon mangganya langsung. Tidak ada yang berani demikian pun jelas itu mangga milik pihak Spoor Staat Company. 

"hihihiihi....." Mplo pun tertawa kecil jika melihat wajah pak tua tersebut

Sambil menikmati dan menyeruput kopi panas ala kadarnya dan duduk di dekat pagar besi sebelah penjaja kopi. 

"Wess enak sekali kopi ini", sambil menarik napas dalam-dalam menyeduh seruputan kopi. 

Setidaknya bagi Mplo hal ini dapat mengurangi penat dan ketegangan ketika harus fokus membawa andong dan penumpang agar nyaman dan aman selalu.

Blek... 

Tetiba satu mangga matang jatuh di pinggiran dekat Mplo duduk.

Mplo pun mengambil buat mangga yang jatuh dari pohon tersebut.

"Buk ini mangga untuk siapakah?" 
"Ya untuk situ mas" 
"Ndak masalah kan ini jika saya bawa?"
"Ya tidak masalah, biasa saja" demikian jawab ibuk penjual kopi
 
Mplo pun bergegas ke arah parkiran andong sambil membawa kopi dan mangga tentu saja sambil mengucapkan terima kasih/font]

[font=Roboto]"Mengapa tetiba ada mangga jatuh dan siapakah dan apa maksud ini semua",


Sebagai penganut perguruan "kejayan alami". Mplo selalu membaca fenomena alam dengan tanda tanya, sambil lalu. 

Iya sambil lalu bak air mengalir saja..


Quote:

=== Bersambung  
Diubah oleh scorpiolama 01-07-2023 17:59
amekachiAvatar border
pulaukapokAvatar border
rinandyaAvatar border
rinandya dan 4 lainnya memberi reputasi
5
653
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan