Lama kagak bikin trit...

Sebenarnya dah gatal ingin bikin trit tentang Piala Dunia usia 20 yang gagal dari kemarin-kemarin tapi sibuk dengan masalah diri sendiri yang masih belum kelar.

Dibatalkannya Piala Dunia usia 20 oleh FIFA membuat ane pribadi nyesak banget.
Walau hanya Piala Dunia usia 20 tapi ini tetap Piala Dunia bro.


Sekelas Lionel Messi dan Argentinanya pernah juara Piala Dunia U20 bro dan kita bisa lihat betapa nilai prestisiusnya ajang ini.

Yaaa memang timnas Indonesia sulit tuk juara tapi bermain di kancah internasional Piala Dunia punya kebanggaan tersendiri bagi penggila bola dan pemain bola di Indonesia.

Ketika ajang ini di batalkan yang tersisa hanya luka yang tak berdarah di hati ane pribadi.

Ane hanya mau lihat garuda muda bermain di ajang Piala Dunia....

Ane hanya ingin berteriak dan berdoa agar garuda muda bisa menang...

Bukan mau lihat timnas Israel yang berlaga.

Ane bodoh amat dengan timnas negara lain.

Aishhhh....mimpi ane terkubur oleh pemikiran kolot yang jelas tidak membawa manfaat bagi Indonesia.

Seribu alasan yang mereka lontarkan bagi ane sebuah omong kosong.

Ane pun malas bertanya tentang manfaat yang di dapat!!...

Karena hingga hari ini Palestina tetap bertikai dengan Israel.

Hingga hari ini mereka yang menolak duduk manis di Indonesia tanpa berbuat apa-apa dengan Palestina.

Hanya omongan anti Israel yang bisa mereka lakukan selama ini dan itu tidak bernilai sama sekali bagi bangsa ini.

Yang ada rasa malu dan hancurnya impian yang sudah di depan mata.

Seperti kata seorang ustadz yang mengatakan bahwa menjalankan syariat itu sangat bagus tapi tidak cuman menjalankannya doang, harus ada tujuan kebaikan yang juga harus menyertai alias ada manfaat yang di dapat.
Bila ternyata malah banyak mudaratnya alias keburukan yaa di hold dulu.

Contoh....

Menolong seseorang itu sebuah kewajiban dan hal yang sangat baik.
Namun dalam menolong tersebut juga harus ada tujuan kebaikan yang harus di capai.

Misalkan menolong orang yang sedang tenggelam.
Yaa jangan main asal tolong dengan main cebur aja ke air tapi liat situasi dan kondisi diri sendiri plus resiko yang bakal terjadi.

Kebaikankah atau malah keburukan yang akan menimpa?.

Pahami tujuannya dan pahami pula dampak yang menyertainya.

Jangan berpikir menolong itu pasti berbuah kebaikan.

Ada kebijakan berpikir sehat sebelum berbuat.

Ane mau membuat catatan kecil betapa kolotnya mereka yang menolak ajang Piala Dunia ini.

Mereka cuman menolak timnas Israel bukan Piala Dunia?.

Menolak salah satu peserta yang lolos sama saja menolak ajang ini.

1.Sepakbola dan politik.



Politik itu bermakna luas dan tidak serta merta buruk.
Di dunia sepakbola sering terjadi tercampurnya urusan politik dan sepakbola.
Jadi ketika politik dan sepakbola jadi tercampur adalah hal yang wajar.

Lalu bagaimana dengan kata-kata bahwa sepakbola dan politik harus di pisahkan...?

Ketika dua tim sepakbola turun ke lapangan dan bertanding maka FAIR PLAY yang harus mereka junjung.

Tidak boleh ada muatan politik atau apapun.

Hanya ada Veni, vidi, vici, saya datang, saya lihat, saya menang.

Jadi jangan di bolak balik atau di bikin ruwet soal sepakbola tidak boleh di campur adukan dengan politik.

Itu urusan di belakang layar tapi di panggung utama hanya ada veni, vidi dan vici saja.

Menarik ke Piala Dunia maka ketika Indonesia jadi tuan rumah maka urusan politik sudah harus di tinggalkan.

Pertandingan yang di gelar di Indonesia bila terjadi, maka itu sudah babak finalnya.
Puncak dari kompetisi semua negara yang ikut Piala Dunia.
Tidak ada lagi dan zero toleransi urusan politik.
Indonesia menyediakan panggungnya saja dengan segala fasilitasnya.
Ibaratnya sebuah hotel yang telah bersedia menampung customer atas kesepakatan bersama.
Para pemain cukup datang dan berlaga dengan kebesaran atributnya masing-masing.

Lalu di mana bisa ada urusan politiknya?.

Ini dah babak final!!!...

Semua timnas ingin juara bukan bicara politik apalagi bicara konflik negara mereka masing-masing.
Tetek bengek itu bukan urusan mereka sedari awal.

2.Rusia bisa dilarang bermain,kog Israel tidak bisa dan pertandingan di mainkan di Singapura.

Ane jujur geli dan malu liat statemen ini.


Ngomong keadilan tapi buta situasi kasus Rusia dan kasus Israel.

Rusia di tolak oleh banyak peserta Piala Dunia yang akan berlaga, sedangkan Israel yang nolak cuman segelintir gubenur dan ormas yang tidak punya hak urusan sepakbola dalam hal ini FIFA.

Jadi mau minta keadilan yang mana...?.

Lah kalian siapa...?.

Pakai ngancam pula.

Itu namanya tidak tau diri dan aturan yang ada.

Jangan merasa diri seekor singa kalau faktanya diri hanya semut.

Lalu ada yang minta pula pertandingan Israel di adakan di negara tetangga.

Lha yang tuan rumah siapa...?.

Kog tetangga di bawa-bawa.

Enak banget, lu yang makan nangkanya, kita yang kudu repot ngebersihin getahnya.

Hingga detik ini, ane tidak habis pikir ada orang yang berpikiran konyol dan memalukan seperti ini.

Ada masalah yaaa di hadapi dengan bijak bukan ngomong yang tidak jelas dan tidak menyelesaikan masalah.

Kesimpulan ane tentang gagalnya ajang Piala Dunia ini adalah salah satu sejarah memalukan bangsa ini.

Kita yang memohon tuk menjadi tuan rumah dan kita pula yang sombong ketika jadi tuan rumah.

Kesombongan itu pasti berakhir dengan kebodohan dan merugikan diri sendiri.

Apa yang di dapat dengan batalnya Piala Dunia U 20 sekarang bagi bangsa ini...?.

Kebaikankah atau kerugian...?.

Bicara rugi jelas pasti rugi finansial lah, modal dah keluar banyak...

Timnas Israel tetap akan berlaga di Piala Dunia U20 dimanapun tuan rumahnya.

Timnas Indonesia duduk termenung impiannya kandas.

Berharap jadi pemain yang berlaga eh gara-gara ulah sekelompok orang dari bangsanya sendiri malah jadi penonton di televisi masing-masing.

Nilai kebaikan gagalnya Piala Dunia U20 hingga detik ini masih penuh misteri yang sulit terpecahkan.