Generasi Milenial ialah generasi perubahan yang ingin serba tahu atau suka mengeksplorasi yang membuatnya
menjadi bahagia. Inilah perubahan di zaman sekarang, serba publikasi, serba rekam-rekam atau foto tentang suatu hal yang ingin diakui banyak orang.

Khususnya pada perkembangan teknologi informasi yang mendukung daya minat dan bahwa dirinya ada di dalamnya (perubahan zaman).

Sifat-sifat baru yang selalu ada di angannya, bersaing atau berbondong-bondong mengembangkan gaya kehidupan yang berkelas.

Dengan adanya perkembangan zaman, dunia pendidikan Indonesia berdampak sekali, saat melakukan terobosan baru di zamannya sangatlah minim. Zona aman terus, untuk menjawab tantangan zaman masih ketinggalan jauh.

Ada beberapa hal yang benar-benar harus diperhatikan atau sebagai pilihan opsi untuk mengoptimalkan potensi dunia pendidikan di era milenial.

Generasi milenal itu kesenangan yang melimpah untuk dirinya sendiri kemudian kebahagiaannya ikut disebarkan ke orang lain atau teman dekatnya, bisa dikatakan hal-hal yang diinginkan selalu instan. Berarti siap mengatasi kekurangan yang sedang terjadi di dunia pendidikan, dengan mengutamakan sistem berorientasi pada proses indentifikasi dan pengembangan bakat minat.

Untuk menggeser konsep lama yaitu berorientasi pada pengetahuan umum. Bagi generasi milenal sekolah yang berproses pengetahuan umum, membuat kebosanan yang selalu diulang-ulang, yang pada akhirnya sebagai tuntutan orang untuk mencari ilmu.

Dengan melakukan perubahan orientasi pada proses indentifikasi dan pengembangan minat, anak-anak milenal akan mempunyai keinginan untuk menjadi yang terbaik, dan mudah mengembang bakat dan minat yang menurut masa depannya lebih cerah lagi, mudah menggapai yang selama ini diinginkan. Tingkat kestressan pun semakin banyak diatasi atau menurun.

Pengetahuan umum dijadikan sebagai pelengkap saja, karena sudah beda zamannya juga terkadang masih kolot pada peraturan-peraturan yang sudah mendarah daging. Apalagi seorang guru itu tegas, maha segalanya atau benar, dari suatu aturan yang dibuat bersama (para guru). Kondisi seperti ini paling dibenci oleh generasi milenal.

Generasi milenal itu lebih menyukai atau pengertian terhadap dunianya mereka. Setara dengan muridnya atau cukup relevan secara pergaulan dari segi up to date tentang dunia media sosial.

Tindakan seperti itu lebih klop atau mudah berbaur karena kebiasaannya masih cukup dekat, dalam proses belajar mengajar akan memudahkan untuk mengenal lebih dekat latar belakang anak didiknya.

Demikian, dengan adanya tulisan ini sebagai opsi untuk mengatasi perkembangan zaman. Karena masih banyak sekali di luar sana yang masih peduli terhadapnya dunia pendidikan