abunsaurusAvatar border
TS
abunsaurus
AS Hengkang, Proyek Pengganti LPG di RI Diminati Banyak Perusahaan China
   kumparan - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan sudah banyak perusahaan China yang berminat investasi di proyek gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter (DME), produk pengganti LPG di Indonesia.


Hal ini menyusul hengkangnya perusahaan Amerika Serikat (AS), Air Products and Chemicals Inc, dari dua proyek gasifikasi batu bara yaitu kerja sama PT Bukit Asam (PTBA) dan PT Pertamina, serta dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC).
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi, Triharyo Soesilo, mengatakan hingga kini belum ada pengganti resmi Air Products di proyek kebanggaan Presiden Jokowi ini.


Meski begitu, dia mengungkapkan sudah banyak perusahaan asal China yang berminat menanamkan modal. Khusus proyek DME di Tanjung Enim Sumatera Selatan, dia pun meminta PTBA untuk segera menangkap peluang emas tersebut.


Dari China ada masuk, banyak yang pengin berminat. Silakan PTBA cari," ujar Triharyo saat ditemui di Menara Danareksa, Kamis (30/3).

Triharyo menyebutkan China merupakan produsen DME terbesar di dunia dengan nilai produksi mencapai 12 juta ton DME per tahunnya. Dia menilai China merupakan mitra yang tepat karena memiliki pengalaman.


"Tidak ada salahnya kan belajar dari yang sudah pengalaman?" sambungnya.

Dia menambahkan, PTBA sebagai pemilik proyek harus segera mencari mitra baru agar proyek tidak terlalu molor dari target. Di sisi lain, perusahaan juga wajib melakukan hilirisasi jika tidak ingin Izin Usaha Pertambangan (IUP) dicabut.



Selain itu, menurut Triharyo, Pertamina juga memiliki kepentingan dalam keberlanjutan proyek DME yang terletak di Sumatera Selatan (Sumsel) ini untuk mengurangi ketergantungan impor LPG.
"Domain Pertamina kalau harganya (DME) lebih murah dari LPG dan mengurangi impor tentu Pertamina mau, cuma kan yang punya batu baranya PTBA, jadi yang harus bergerak adalah PTBA," pungkas Triharyo.


Sebelumnya, Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif berkata meski ditinggalkan investor besar, dia memastikan kedua proyek gasifikasi batu bara ini akan terus berjalan seiring dengan kewajiban pengembangan industri hilirisasi.


"Iya (mundur dari dua proyek). Tapi tetap harus jalan, proyek DME jalan dong, entah DME entah yang mana pokoknya harus jalan," ungkapnya saat ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jumat (17/3).


Dia menjelaskan, Air Products lebih tertarik kepada pengembangan bisnis EBT di negaranya sendiri lantaran pemerintah AS telah menggencarkan subsidi, salah satunya melalui Inflation Reduction Act of 2022 (IRA).

"Dia itu merasa di Amerika lebih menarik bisnisnya, kan di Amerika itu dengan adanya subsidi untuk EBT jadi ada proyek yang lebih menarik ke sana untuk hidrogen karena Amerika lagi mendorong untuk pemakaian itu," jelas Arifin.


sumber
0
798
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan