s3chamdaniAvatar border
TS
s3chamdani
Anda Seorang Ibu Pekerja? Jangan Sampai Dilema!

Memprioritaskan Apa yang Perlu Diprioritaskan



Assalamualaikum warahmatullah


Laki-laki dan perempuan memang diciptakan dengan kodratnya masing-masing. Seorang perempuan, setelah menikah, lantas kemudian ditakdirkan memiliki anak, tentu perannya menjadi berlipat-lipat.

Mulanya menjadi seorang istri, ia harus berbakti kepada suami dan bertanggung jawab pada rumah tempat tinggal mereka.

Kemudian, jika Allah subhanahu wa ta'ala menakdirkan memiliki buah hati, maka tanggung jawabnya berawal mengurus suami dan rumah tempat tinggalnya, kini bertambah menjadi mengurus anak-anaknya.

Menjadi orang tua, ibu bagi anak-anaknya, menjadi istri dan tentu saja menjadi anak pula, bukan perkara gampang. Harus pandai-pandai membagi waktu, tenaga juga pikiran.

Ketika seorang perempuan yang telah berkeluarga dan memiliki anak, sementara dirinya juga memilih menjadi pekerja atau pegawai yang harus keluar rumah, maka perlu diketahui bahwa pasti akan ada satu atau dua hal yang akhirnya terkesampingkan.

Misal saja seorang ibu yang memiliki jam kerja dan keluar rumah dari jam 7 pagi hingga pukul 5 sore, itu artinya ia harus meninggalkan rumah dan anak-anaknya setiap harinya selama kurang lebih 10 jam. Apa kemungkinan yang biasa terjadi?

1. Anak tidak Bersamanya

Dengan sebab sang ibu harus keluar rumah untuk bekerja, maka anak-anaknya, terutama jika masih usia balita, pasti pengasuhannya tergantikan oleh orang lain.

Boleh jadi tergantikan oleh kakek atau neneknya, atau oleh asisten rumah tangganya, bisa juga oleh pengasuh day care. Sementara sesungguhnya mereka ini butuh orang tuanya sendiri.

2. Kehilangan Masa Bersama Anak-anaknya

Jika memang seperti point pertama tersebut, itu artinya seorang ibu akan kehilangan masa-masa emas bersama anak-anak balitanya.

Mungkin saat itu terjadi, seorang ibu tidak merasakan apa-apa, ia merasa baik-baik saja. Akan tetapi orang tua, terutama ibu akan merasa bahwa cepatnya waktu berlalu, si anak sudah tidak lagi kanak-kanak, tidak lagi membutuhkannya.

3. Tidak Berkesempatan Menanamkan Nilai-nilai

Di usia anak-anak, penanaman nilai-nilai, baik kehidupan, beragama dan bermasyarakat cukup penting.

Namun, jika di masa-masa itu nyatanya sang ibu sibuk dengan pekerjaannya di luar, maka ibu tidak lagi memiliki kesempatan menanamkan nilai-nilai kebaikan. Pada akhirnya orang tua, terutama ibu, tidak lagi memiliki peluang jariyah dari anak-anaknya, karena ia tidak banyak mengajari anak-anaknya banyak hal.

4. Kewajiban Rumah Terbengkalai

Ketika seorang perempuan memutuskan aktif di luar rumah, seharusnya ia paham bahwa tanggung jawabnya menjadi berlipat.

Tidak hanya bertanggung jawab untuk rumah, suami, anak, tetapi tanggung jawabnya sebagai pegawai pun harus dipikirkan.

Meski saat ini banyak kemudahan-kemudahan yang ditawarkan, misal saja ada jasa cuci, setrika, bersih-bersih rumah dan seterusnya, tetapi jika seperti itu, akhirnya peran perempuan yang sesungguhnya tidak lagi seutuhnya.

Terkadang jika dilihat seperti lucu, perannya yang asli ditinggalkan, mencari kerja di luar, lalu mendapat gaji, di mana gajinya itu sebagiannya ia bayarkan pada orang-orang yang membantu dalam perannya yang sesungguhnya.

Namun, hari ini perempuan-perempuan kreatif tetap dapat mengurus rumah dan keluarga, tetapi ia bisa berkarier dari dalam rumahnya. Ketika ia dapat mengambil peluang-peluang secara online.

Wassalamu'alaikum warahmatullah

Penulis : s3chamdani
Narasi. : Oppri

0
877
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan