Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

rahma.syndromeAvatar border
TS
rahma.syndrome
(Short Story) Perihal Pertanyaan!

Source: Unsplash


Quote:

Mimosa berdiri sambil memandangi hujan yang cukup lebat. Angin bertiup kencang membuat tanaman terombang-ambing tak tentu. Kilat tampak riang mengiringi sang hujan. Meski cukup menakutkan, tapi dia tetap berdiri dibalik jendela tanpa mengalihkan perhatiannya.

Pikiran Mimosa berkecambuk, ada banyak pertanyaan yang bersarang di kepalanya. Usia yang semakin dewasa membuatnya harus menghadapi berbagai hal. Perihal pernikahan, pekerjaan, pencapaian, hingga rencana untuk ke depan.

Mengapa seseorang selalu bertanya, kapan menikah? Kerja dimana? Sudah punya apa? dan kedepannya mau bagaimana?

Mimosa berusia 27 tahun. Memiliki pekerjaan yang mumpuni, memiliki paras yang cantik, dan memiliki potensi yang tak diragukan. Namun, dia belum memiliki keinginan untuk menikah. Bahkan, pernikahan pernikahan belum masuk di daftar hidupnya.

Mimosa belum siap menjadi seorang istri, memiliki anak dan menjadi menantu dari orang yang tak dikenalnya.

“Mi, kapan kau akan menikah? Ibu ingin cucu darimu,” ujar sang ibu pada suatu hari.

Entahlah, ibunya selalu mengatakan soal pernikahan kepada Mimosa. Bagi sang ibu, pernikahan Mimosa adalah kebahagiannya. Apakah menikah menjadi standar hidup?

Mimosa tak habis pikir bagaimana seseorang bisa berbagi ranjang, bisa hidup satu atap dalam waktu dua puluh empat jam, bisa berbagi toilet, bahkan bisa bertahan dengan segala kekurangan.

Apakah itu semua soal cinta? Bagiamana cara cinta mencukupi kebutuhan sehari-hari? Bagaimana cara cinta menyatukan sebuah perbedaan? Bagaimana cara cinta membangun sebuah keluarga? Apakah cinta bisa melakukan itu? Apakah cinta sesuci itu?

Bagaimana dengan perceraian? Kekerasan? Perselingkuhan? Penghianatan? Apakah itu semua ulah cinta? Lalu apa sebenarnya makna cinta?

Pertanyaan-pertanyaan itu muncul begitu saja di kepala Mimosa. Dia tidak tahu bagaimana cara mencari jawabannya.

Bagaimana dengan orang-orang yang tak menikah? Apakah mereka tak memiliki cinta? Apakah mereka tak memenuhi standar hidup? Apakah mereka memilih jalur yang salah? Atau bagaimana?

Sebuah senyuman yang terukir dari pernikahan apakah akan bertahan selamanya? Bagimana jika senyuman itu berubah menjadi air mata? Apakah cinta masih tersisa jika air mata menghiasi rumah tangga?

Mimosa menghela napas panjang. Memikirkan tentang semua itu membuatnya merasa lelah. Bukan lelah secara fisik, tapi lelah karena tak kunjung mendapat jawaban.

Mimosa pernah menjalin hubungan. Tapi dia tidak bisa memaknai hubungan tersebut. Dia tidak tahu hubungan macam apa yang dijalaninya. Dia tidak tahu perihal apa yang dia rasakan saat menjalin hubungan tersebut.

Ketika Mimosa bertanya kepada ibunya mengapa kita harus menikah? Ibunya hanya menjawab agar kita tak kesepian di hari tua nanti.

Saat tua nanti, akan ada seseorang yang menemanimu meminum teh di pagi hari, ada seseorang yang menghapus air matamu ketika sedang menangis dan ada seseorang yang memegang tanganmu saat kau merasa ketakutan. Itulah yang dikatakan sang ibu.

Mimosa berpikir ulang soal apa yang dikatakan ibunya. Saat tua nanti, toh dia bisa meminum teh seorang diri, bisa menghapus air mata sendiri, dan bisa memeluk diri sendiri saat merasa ketakutan. Kalau bisa sendiri, mengapa harus ada orang lain?

“Kau tak bisa hidup sendirian, Mimosa. Kau perlu seseorang disampingmu. Kau perlu seseorang yang berjalan disampingmu, kau perlu seseorang yang membangunkanmu di pagi hari, dan perlu menikmati makan malam bersama seseorang. Percayalah, hal kecil akan terasa luar biasa saat kau nikmati bersama orang lain, terutama bersama seseorang yang kau percayai.” Kata sang ibu pada suatu malam.

Apakah memang seindah itu? Mimosa masih berpikir ulang.

“Baiklah, ibu tidak akan mendesakmu untuk menikah. Mungkin kau membutuhkan waktu yang lebih lama dari orang lain untuk menemukan seseorang,” kata ibu Mimosa.

Ya, Mimosa memang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menemukan seseorang yang tepat. Setelah menemukan orang yang tepat, Mimosa pasti bisa memaknai sebuah hubungan, memahami suatu rasa, dan mengerti apa itu cinta.
Diubah oleh rahma.syndrome 05-02-2023 17:34
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
385
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan