.
sumber gambar ilustrasi diambil dari situs pixabay
Masa pandemi covid 19 sejak akhir 2019 hingga kini masih kita rasakan. Walaupun statusnya di negeri kita saat ini, sudah menjadi sesuatu yang bersatus transisi endemi. Bukan lagi pandemi yang tak terkendali seperti halnya awal baru yang meresahkan kehidupan manusia seluruh dunia.
Bagi siapapun yang membaca renungan ini, patut bersyukur. Karena saat ini kita masih hidup. Masih diberikan kesempatan berjuang dari beragam kesulitan. Masih diberikan kesempatan membantu orang yang membutuhkan. Masih diberikan kesempatan melihat, mendampingi dan merasakan kebersamaan dengan orang yang di cinta.
Kita patut bersyukur, disepanjang 2020 hingga akhir 2022 mampu kita lewati. Meskipun dengan merangkak, terseok dan tertatih. Walaupun ada sebagian yang melalui waktu sulit tersebut dengan santai bahkan bergembira ria.
Itulah kehidupan yang sebenarnya. Saat ada yang mengalami kesulitan tentu ada juga yang melalui itu dengan berbagai kemudahan.
Saat ada yang mengalami kehancuran lebur berantakan, ada pula yang juga mendapatkan kebahagiaan serta belimang gemilang bintang, dalam perjalanan hidupnya.
Dalam beberapa waktu kedepan, yang akan kita lalui, kita di hadapkan dengan beragam keadaan yang mengkhawatirkan. Mulai dari resiko meletusnya perang dunia yang menakutkan, bencana krisis pangan, kelaparan hingga bencana alam. Menghantui kita semua.
Namun, bila kita becermin pada pengalaman hidup yang sudah kita lalui, membaca sejarah dan kesulitan generasi sebelum kita dimasa lalu, kita punya secercah cahaya yang menemani kita melangkah di hari hari kedepan.
Ketakutan kita adalah hantu. Hantu adalah bayangan. Sebetulnya bayangan dari kita sendiri. Semakin reduksi cahaya, semakin besar hantu kegelapan yang akan menemani kita. Namun bila terang benderang cahaya menemani, semakin kecil dan buram bayangan yang tercipta.
Oleh karena itu, dalam melangkah menjalani waktu waktu berikutnya. Yang kita perlukan adalah sebuah lentera. Lentera hidup yang memberikan penerangan guna menjauhkan kita dari beragam bayangan kegelapan kehidupan yang menakutkan.
Keyakinan kita, dalam setiap kesulitan pasti selalu ada jalan keluar. Merupakan setitik cahaya yang mesti selalu kita jaga. Kita pupuk dan pelihara. Hingga jiwa penuh keyakinan dalam diri kita, bisa tumbuh menjadi sebuah pondasi yang membuat diri, mampu bertahan menghadapi beragam terjangan badai kegelapan.
Sekali lagi kita harus bersyukur, sampai saat ini masih bisa bernafas. Masih bisa merasakan cinta dari Yang Maha Pencipta. Untuk bisa mencintai diri kita, keluarga dan kehidupan sekitar kita. Dengan keyakinan, diri yang selalu merasa bersyukur dan hidup yang penuh cinta, mari kita melangkah, melalui hari baru dan waktu waktu selanjutnya.
Dalam setiap perjalanan, rintangan pasti selalu datang. Kita harus bersyukur karena diberikan kesempatan untuk berjuang melaluinya. Disaat jiwa raga mulai lelah, asa mulai terasa hendak putus, kita harus mengingat anugerah dan cinta dari Sang Maha Pencipta. Dan juga orang terdekat yang selalu bersama kita dengan penuh rasa cinta.