Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

amekachiAvatar border
TS
amekachi
Tragedi Malaysia Airlines MH17 Tragedi Mengerikan Penerbangan Terbesar Dalam Sejarah

Kronologi Tragedi Malaysia Airlines MH17: Bermula dari Revolusi hingga Dikonfirmasi Ditembak Rudal Buatan Rusia

Pesawat Malaysia Airlines MH17 yang jatuh pada Juli 2014 menewaskan seluruh 298 penumpang dan awaknya.


Pengadilan Belanda mengonfirmasi bahwa pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh oleh rudal buatan Rusia pada 2014.

Pengadilan Belanda menyampaikan hal tersebut dalam persidangan keempat jatuhnya Malaysia Airlines MH17 pada Kamis (17/11/2022).

Rudal itu ditembakkan dari sebuah lokasi di Ukraina timur pada 2014, menewaskan 298 orang di dalamnya, sebagaimana dilansir VOA.


“Pengadilan berpendapat bahwa MH17 dijatuhkan oleh tembakan rudal BUK dari ladang pertanian dekat Pervomaisk, menewaskan seluruh 283 penumpang dan 15 awak pesawat,” ungkap Hakim Ketua Hendrik Steenhuis.



Tragedi yang menimpa pesawat Malaysia Airlines MH17 merenggut 298 nyawa warga sipil di dalamnya, dan merupakan salah satu tragedi penerbangan terbesar dalam sejarah.

Dilansir The New York Times, berikut kronologi sebelum tragedi Malaysia Airlines MH17 hingga pengadilan Belanda mengonfirmasi rudal buatan Rusia-lah yang menjatuhkannya.


Awal 2014

Februari 2014, Presiden Ukraina Viktor F Yanukovych yang pro-Rusia berhasil digulingkan setelah serangkaian demonstrasi besar yang berujung pada revolusi.

Setelah Yanukovych digulingkan, dibentuklah pemerintah sementara yang mengumumkan ingin melepaskan diri dari pengaruh Rusia dan merangkul Barat.

Ukraina kemudian menandatangani perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa (UE) yang dipandang sebagai langkah pertama menuju keanggotaan UE.

Kremlin merespons dengan menganeksasi semenanjung Crimea di Ukraina. Mesranya Ukraina dengan Barat turut memicu pemberontakan di dua wilayah Ukraina timur, Donetsk dan Luhansk.


Maret 2014

Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Eropa memberlakukan sanksi ekonomi terhadap sejumlah perusahaan Rusia dan taipan Rusia yang memiliki hubungan dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

Langkah tersebut merupaan tanggapan atas pencaplokan Rusia atas Crimea, dengan harapan mencegah serangan Rusia lebih lanjut ke Ukraina.

Juli 2014

Sebuah rudal antipesawat menghantam pesawat Malaysia Airlines MH17 di ketinggian jelajah di atas Ukraina timur dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur.

Pesawat tersebut jatuh, meledak, dan hancur berkeping-keping di Hrabove, dekat Torez di Donetsk.

Puing-puing pesawat berjatuhan di area seluas 50 Kilometer persegi. Semua orang di dalam pesawat tewas.

Tragedi Malaysia Airlines MH17 yang terjadi pada 14 Juli 2014 ini jadi peristiwa mencekam, yang dikenang sejarah.


September 2016

Investigasi yang dipimpin Belanda menyimpulkan bahwa sistem rudal permukaan-ke-udara yang digunakan untuk menembak jatuh Malaysia Airlines MH17 diangkut dengan truk dari Rusia atas permintaan pasukan pemberontak di Ukraina timur didukung Rusia.

Setelah itu, rudal tersebut dikembalikan ke Rusia pada malam yang sama.

Maret 2020

Persidangan empat pria yang dituduh terlibat dalam jatuhnya pesawat dimulai di gedung pengadilan Amsterdam.

Para tersangka tidak hadir dan diyakini berada di Rusia atau wilayah yang dikuasai Rusia.

Meski demikian, persidangan tersebut dipuji sebagai kemenangan bagi sekelompok penyelidik internasional yang dengan cermat mengejar kasus tersebut meskipun ada hambatan dari Rusia.

Juli 2020

Pemerintah Belanda membawa Rusia ke Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) di Eropa atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17.

Februari 2022

Rusia meluncurkan invasi besar-besaran ke Ukraina. Perang berlanjut terus hingga memasuki bulan kedelapan pada November.

November 2022

Pengadilan Belanda mengonfirmasi bahwa pesawat Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh oleh rudal buatan Rusia pada 2014.

Pengadilan Belanda menyampaikan hal tersebut dalam persidangan keempat jatuhnya Malaysia Airlines MH17.


Tersangka Tragedi Jatuhnya MH17 Diungkap, Ternyata Separatis Pro-Rusia


Gambar yang diambil pada 19 Juli 2014 memperlihatkan puing Malaysia Airlines MH17, dua hari setelah pesawat itu jatuh di Rassipnoe, kawasan yang dikuasai pemberontak di timur Ukraina. Sebanyak 298 tewas dalam insiden ketika pesawat hendak terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur.


Pengadilan Belanda telah menemukan tiga pria yang bersalah atas penembakan pesawat Malaysia Airlines MH17.

Pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal Rusia ketika terbang di atas Ukraina timur pada tahun 2014.

Dilansir dari Guardian, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada warga negara Rusia Igor Girkin dan Sergey Dubinskiy dan warga Ukraina, Leonid Kharchenko, setelah dinyatakan bersalah menjatuhkan pesawat dan membunuh semua orang di dalamnya.


Mereka diperintahkan untuk membayar lebih dari 16 juta euro sebagai kompensasi kepada para korban.



Ketiga pria itu masih buron dan masih belum jelas apakah mereka akan menjalani hukuman mereka.

Warga negara Rusia lainnya, Oleg Pulatov, dibebaskan dari tuduhan karena kurangnya bukti tentang perannya dalam penembakan rudal.

Pada tahun 2014, keempatnya adalah pejuang untuk Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri, sebuah gerakan separatis pro-Rusia.


Tak satu pun dari pria itu muncul di pengadilan dan hanya Pulatov yang memilih untuk menunjuk pengacara, yang mengaku tidak bersalah atas namanya.

Hakim ketua, Hendrik Steenhuis, mengatakan pengadilan telah menyimpulkan bahwa MH17 ditembak jatuh oleh rudal BUK buatan Rusia dari ladang pertanian di timur Ukraina, mengutip bukti luas yang tidak meninggalkan kemungkinan untuk keraguan apa pun.

Pengadilan menemukan bahwa Rusia memiliki kendali penuh atas pasukan separatis di Ukraina timur pada saat pesawat itu ditembak jatuh, katanya.


Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengatakan itu adalah keputusan pengadilan yang penting.

“Memegang dalang pertanggungjawaban juga penting, karena perasaan impunitas mengarah pada kejahatan baru. Kita harus menghilangkan ilusi ini. Hukuman untuk semua kekejaman Rusia] dulu dan sekarang tidak bisa dihindari," cuit Zelensky.

Beberapa kerabat mengatakan mereka senang dengan hasilnya.

“Kami sangat senang keadilan telah ditegakkan,” kata Piet Ploeg, ketua Yayasan Bencana Penerbangan MH17, yang berbicara atas nama kerabat.

Tragedi MH17 terjadi hanya beberapa jam setelah penerbangan. Sebuah rudal meledak tepat di atas dan di sebelah kiri kokpit, menyebabkan pesawat pecah di udara, menurut penyelidikan internasional.

Semua orang di dalamnya tewas.


Para korban berasal dari 17 negara dan termasuk 198 warga negara Belanda, 43 Malaysia, 38 Australia dan 10 dari Inggris.

Mereka dari semua lapisan masyarakat: keluarga dengan anak-anak, pasangan muda dan pensiunan, remaja merayakan akhir ujian, para profesional menuju konferensi, seorang biarawati, seorang pekerja pengiriman pulang.

Delapan puluh korban adalah anak-anak.


Rusia akan Meninjau Kembali Keputusan Pengadilan Belanda yang Menghukum Warganya dalam Kasus MH17

Pengadilan Belanda saat sidang kasus MH17

Keputusan Pengadilan Belanda atas kasus jatuhnya pesawat MH17 di Ukraina pada 2014 lalu, mendapat reaksi cepat dari Moskow.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Ivan Nechayev mengatakan pada briefing harian, Kamis (17/11) bahwa tudingan tersebut bermotif politik.

Moskow juga akan meninjau kembali vonis penjara seumur hidup terhadap dua warga Rusia yang dianggap berperan atas kasus tersebut.

"Kami akan menganalisis keputusan ini, karena setiap langkah dalam kasus ini akan menjadi penting," katanya, menambahkan bahwa untuk sementara pihak berwenang akan memperlajari dan memeriksa dokumen dari pengadilan.

Pengadilan Belanda pada Kamis memvonis tiga pria atas insiden jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 di Ukraina timur, yang terjadi lebih dari delapan tahun lalu. Ketiganya dijatuhkan hukuman penjara seumur hidup.

Penerbangan Malaysia Airlines MH17 dari Amsterdam ke Kuala Lumpur jatuh di Wilayah Donetsk Ukraina pada 17 Juli 2014, menewaskan 298 orang dari sepuluh negara.

Pada Juni 2019, Tim Investigasi Gabungan (JIT) mengumumkan telah mengidentifikasi empat orang yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Mereka adalah mantan pemimpin milisi di Republik Rakyat Donetsk yang memproklamirkan diri yaitu Igor Girkin, juga dikenal sebagai Igor Strelkov, dan bawahannya Sergey Dubinsky, kemudian ada Oleg Pulatov, dan Leonid Kharchenko.

Persidangan terhadap mereka dimulai di Belanda pada 9 Maret 2020. Mereka dituduh mengirimkan sistem rudal Buk dari Rusia ke Ukraina.

Persidangan di Belanda berlangsung tanpa kehadiran terdakwa, dengan dua pengacara Belanda mewakili kepentingan Pulatov



Menyusul Belanda, Jerman Luncurkan Penyelidikan Kantor Kepolisian China yang Beroperasi Secara Ilegal
Jaksa menuntut hukuman penjara seumur hidup untuk semua terdakwa. Pengacara juga mencari kompensasi material untuk kerabat para korban.

Moskow telah berulang kali mengungkapkan ketidakpercayaan mereka pada hasil kerja JIT, dan menunjukkan tuduhan yang tidak berdasar.

Sumber 1 :
https://www.google.com/url?q=https:/...H1WN5gT2LDAdI1

Sumber 2 :
https://www.kompas.com/global/read/2...atis-pro-rusia

Sumber 3 :
https://www.google.com/url?q=https:/...8fUTa5mvhYzPph

Bagi yang berminat dengan berita, sejarah, politik serta militer dunia....silahkan bisa ikuti dan bergabung dengan forum militer dunia di forum militer dunia kaskus

ramaikan,beri komentar, buat thread....berbagi pengetahuan dan ilmu


Forum Militer Dunia
https://www.kaskus.co.id/forum/1263
#ForumKaskus via @KASKUS

Mengenang luka



0
1K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan