benny1010Avatar border
TS
benny1010
Syair Dalam Jiwa Untuk Maestro Tari Aceh
Syair Dalam  Jiwa Persembahan Kepada Maestro Tari Aceh H. Marzuki Hasan.
H. Marzuki Hasan, dokumen pribadi

Syair Dalam Jiwa merupakan karya kolosal yang dipersembahkan kepada maestro tari Aceh H. Marzuki Hasan. 12/11/2022, di anjungan Aceh Taman Mini Indonesia Indah.

Karya yang melibatkan lebih kurang 100 orang pendukung yang terdiri dari seniman tari, musik tradisi Aceh, alumni/mahasiswa Institut Kesenian Jakarta dan Kelompok Gema Nusantara ini, digagas sekaligus disutradarai oleh Djoko Histi Maryono, S. Sn. yang merupakan seniman tari asal Jakarta lulusan Institut Kesenian Jakarta. 

Sutradara Djoko Histi Maryono, dokumen pribadi

Menurut Djoko Histi Maryono, S. Sn. yang akrab dipanggil Djoko HM ini, karya Syair Dalam Jiwa mengambil latar belakang cerita tentang perjalanan hidup H. Marzuki Hasan dari semasa kanak-kanak sampai H. Marzuki Hasan berusia 81 tahun seperti sekarang ini. Oleh karena karya ini dipersembahkan kepada H. Marzuki Hasan seorang maestro tari Aceh, maka karya ini sangat kental dengan nuansa budaya tradisi Aceh dengan koreografer Ratna Ully. Penata Musik Alek. Asisten penata Musik Fikar. Koordinator musik Taufik. Penata Artistik Sonny Soemarsono. Penata Suara Raffi Sujud. Videografer Turpin.

foto : Syair Dalam Jiwa

Pada pergelaran karya ini juga menghadirkan dua orang bintang tamu yaitu, Nungki Kusumastuti dan seorang seniman Aceh yang langsung didatangkan dari Aceh yaitu Fikar W Eda. Serta dua vokalis perempuan Yuyun Arfah dan Cut Aja Rizka.
Selain dari itu karya Syair Dalam Jiwa juga merupakan pertunjukan reunian bersama teman-teman seniman Aceh maupun alumni dan mahasiswa Institut Kesenian Jakarta, begitu ungkap Sutradara Djoko Histi Maryono di sela-sela persiapan panggung pergelaran yang sedang dipersiapkan saat itu. Djoko Hm juga mengatakan bahwa, pertemuan-pertemuan seperti ini sempat terhenti akibat pandemi covid 19 mulai melanda negeri kita. Sehingga kita tahu banyak kegiatan masyarakat terhenti termasuk kreatifitas seniman di depan publik, seperti pada malam persembahan karya Syair Dalam Jiwa yang dipenuhi oleh undangan, yang dihadiri oleh berbagai kalangan seniman, pejabat pemerintah dan kalangan karabat yang selama pandemi covid 19 tidak bisa bertemu untuk saling bertegur sapa atau melakukan kegiatan kekaryaan secara bersama-sama.


foto : Dokumentasi Syair dalam Jiwa

Di sore hari sebelum persembahan karya Syair Dalam Jiwa ini, panggung atau seluruh areal tempat pertunjukan diguyur hujan sangat lebat. Hal itu membuat semua areal termasuk panggung dipenuhi oleh air sisa hujan yang menempel di karpet panggung. semua itu tentu membuat panggung menjadi licin dan menuntut semua pendukung untuk berhati-hati dalam memerankan semua adegan yang dibawakan. Namun kondisi panggung yang basah itu tidak menyurutkan semangat setiap pemain untuk tetap tampil maksimal. Mereka terlihat mengeluarkan ekspresi layaknya seperti panggung yang tidak ada gangguan apa-apa. Padahal selama pertunjukan berlangsung panggung dipenuhi oleh air yang menempel di karpet lantai.


foto : Dokumentasi Syair Dalam Jiwa

Tari Rapai Geleng dari kelompok Gema Citra Nusantara, menjadi materi pembuka sebelum karya Syair Dalam Jiwa ditampilkan secara utuh. Tarian ini dapat menjadi pembuka yang atraktif, dibawakan oleh penari perempuan yang berjumlah 15 orang.

Nuansa musik Islami dan seni vokal Aceh dimainkan mereka penuh ekspresif, liukan-liukan tubuh yang melafaskan hentakan-hentakan irama musik Aceh pada umumnya, dapat mereka mainkan secara baik, sehingga beberapa kali dapat sambutan tepuk tangan dari penonton. Walau usia penari pada tarian ini terlihat masih muda-muda, akan tetapi mereka terlihat sangat menguasai teknik tubuh yang berirama sejajar dengan vokal yang langsung mereka lafaskan penuh ekspresif layaknya penari Aceh profesional.

foto : Syair Dalam Jiwa

Kehadiran sosok seniman Aceh Fikar W Eda yang langsung didatangkan dari Aceh sebagai pembuka dalam karya Syair Dalam Jiwa, memberi warna tersendiri. Kemunculannya dengan kostum Aceh khas Gayo lengkap dengan kain panjang bermotif sulaman penuh makna filosifis kedaerahan Aceh Gayo, sebagai pembuka yang menarik. Fikar W Eda membacakan kalimat narasi yang berkarakter sosok seorang seniman senior Aceh, mengajak kita untuk masuk ke dalam esensi cerita karya Syair Dalam Jiwa secara keseluruhan.

foto : Syair Dalam Jiwa

Sambil mencipta ruang melalui gerak-gerak lembut bak seekor burung yang sedang mengepakkan sayapnya, terbang ke berbagai arah dengan bentangan kain Gayo yang ia kenakan. Hal itu membuat kita makin takjub akan keindahan dan filosofi kain itu. tanpa terasa sosok Fikar W Eda, sesekali berubah menjadi sosok H. Marzuki Hasan tempo dulu, sekarang, dan masa yang akan datang. Melayang dan terbang ke seantero dunia membawa budaya Aceh di pundaknya dengan penuh suka dan duka. 

Fikar W Eda membacakan narasinya dengan  beragam irama, sehingga setiap kalimat yang ia ucapkan dapat membentang  imaji  bagi kita yang menonton akan sosok H. Marzuki Hasan, yang menjadi latar belakang thema karya Syair Dalam Jiwa. 


foto : Syair Dalam Jiwa

Masa kecil dengan suasana bermain dalam lingkungan kanak-kanak, menjadi pilihan adegan berikutnya. Semua terasa indah, masa yang dulu dirasakan seorang Marzuki Hasan kecil bersama teman-teman, dan nyanyian-nyanyian merdu seorang ibu, terasa menyentuh. Bagaimana seorang Marzuki Hasan kecil menikmati kebersamaan bersama teman-teman kecil semasa di kampung dulu. Indah dan nyaris bernuasa sedih. Pada bagian ini mestinya bisa makin menyentuh jika tidak ada gangguan pengeras suara yang dipakai oleh Cut Aja Rizka yang berperan sebagai ibu, tidak menyala dengan baik, sehingga bagian awal yang mestinya dapat menjadi alur cerita yang menyentuh dari seorang ibu, jadi terputus beberapa bait lagu yang ia nyanyikan. hal ini sangat disayangkan. Akhirnya kehadiran satu orang pemusik masuk ke dalam panggung untuk memperbaiki pengeras suara yang dipakai Cut Aja Rizka, menyelamatkan adegan yang berlangsung. dan akhirnya adegan dapat berjalan dengan baik sampai ke bagian itu berakhir.

foto : Syair Dalam Jiwa


Secara keseluruh materi yang digunakan pada karya Syair Dalam Jiwa ini, masih menggunakan bentuk-bentuk atau unsur-unsur gerak, musik yang biasa pada tari-tari Aceh yang kita lihat pada umumnya. Walaupun begitu, karya ini masih enak ditonton. Karena setiap elemen yang dimunculkan ditata ulang berdasarkan kepada kebutuhan dari setiap bagian karya ini. 

foto : Syair Dalam Jiwa


Seperti upaya mengkolaborasikan karakter vokal Yuyun Arfah manjadi bagian yang istimewa. Ekspolrasi vokal khas dari Yuyun Arfah yang terkenal unik terkesan begitu liar dapat menghadirkan suasana berbeda saat itu. Kostum putih-putih yang dipakai oleh semua penari  makin menambah dorongan magis yang dibangun oleh vokal Yuyun Arfah. Suasana itu dapat membawa kita pada era hidup seorang H. Marzuki Hasan yang selalu mengajak kita semua untuk selalu mendekatkan diri pada Allah SWT.  Bagian akhir yang menarik walau terasa agak terlalu panjang.
Yang menarik juga menurut saya pada karya ini secara keseluruhan adalah komposisi musik yang ditata oleh seniman musik Alek. Perpaduan musik modern dan elemen musik tradisi yang ia gunakan, seakan dapat membungkus karya ini menjadi menarik. Dalam setiap bagian suasana-suasana yang dihadirkan, seakan menyatu dalam emosi yang dapat menyulut kekuatan pada setiap bagian karya. Ketelitian Alek dalam memilih warna bunyi dan tempo pada setiap bagian, dapat menunjukkan kelasnya sebagai seorang penata musik yang patut diperhitungkan.

foto : Dokumentasi Syair Dalam Jiwa


Secara keseluruhan karya Syair Dalam Jiwa lebih menfokuskan pada kehadiran sosok H. Mazuki Hasan. Hampir setiap bagian Sosok H. Marzuki Hasan hadir di atas panggung. Dalam hal ini kita dapat melihat kekuatan fisik H. Marzuki Hasan masih kuat walau sesekali vokalnya mulai tersendat di nada-nada tinggi. Tapi semua itu tidak mempengaruhi karya ini secara keseluruhan. 
Namun kalau seandainya kehadiran sosok H. Marzuki Hasan lebih dibatasi pada bagian-bagian tertentu saja, karya ini mungkin akan lebih menarik. Hal itu untuk lebih mempertegas setiap era yang ingin dicapai baik dari masa kanak-kanak sampai di era masa tua H. Marzuki Hasan. Dengan demikan Kekuatan H. Marzuki Hasan sebagai sosok maestro tari Aceh mungkin akan lebih bisa ditonjolkan. 
Selamat dan sukses untuk Karya Syair Dalam Jiwa. Saluuut.

Penulis : Benny Krisnawardi
Sumber : Pertunjukan Karya Syair Dalam Jiwa, 12/11/2022, Anjungan Aceh Taman Mini Indonesia Indah.


Diubah oleh benny1010 17-11-2022 09:29
0
1.3K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan