Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Salah Fokus dalam Kasus Sambo, Contoh Jurang Antara Rakyat dan Kalangan Elit


Gbr diambil dr Kompas.com


Berita tentang Ferdi Sambo masih menjadi salah satu menu utama media saat ini. Proses persidangan dan berbagai kisah yang menyentuh disajikan buat pemirsa. Namun ada satu hal yang tampaknya dihindari banyak pihak.

Yaitu mengulik motif Sambo untuk membunuh Joshua.

Beberapa pakar hukum, mantan hakim agung dan bahkan menko polhukam, menyatakan bahwa motif Sambo tidaklah penting. Padahal, bagi masyarakat awam yang tidak begitu paham dengan hukum, motif Sambo adalah sebuah pertanyaan yang cukup penting.

Mengapa bisa terjadi dua pendapat yang bertolak belakang?

Menurut saya, sebenarnya pakar-pakar hukum ini pun mengerti, di mana letak pentingnya motif Sambo tersebut. Motif Sambo untuk membunuh Joshua memang tidak penting kalau dipandang dari sudut pembuktian pembunuhan Joshua itu sendiri. Tidak penting apa motifnya, yang penting adalah Brigadir Joshua mendapatkan keadilan. Yang penting siapa pembunuhnya itu bisa dibuktikan dan pelakunya mendapatkan hukuman yang seadil-adilnya.

Menjadi penting ... karena motif Sambo diduga erat berkaitan dengan institusi yang selama ini menaungi dirinya.

Ini lho yang sebenarnya dirindukan oleh masyarakat awam.

Institusi penegak hukum yang bersih, jujur, adil dan berwibawa.

Dan di sinilah kemudian apa motif Sambo itu menjadi sangat penting. Secara prioritas bahkan mungkin lebih penting daripada membuktikan, siapa yang membunuh Joshua.

Tadinya masyarakat berharap, bahwa lewat kasus ini, sebuah gerakan perubahan bisa terjadi di institusi yang sangat penting bagi negara dan bangsa ini.

Sayangnya, harapan itu sepertinya cuma jadi harapan kosong.

Para elit tidak menyadari kerinduan rakyat kecil, pakar hukum tidak menyadari kerinduan masyarakat awam. Mereka hanya melulu, melihat kasus ini dari sudut pandang mereka sendiri. (Tidak ubahnya dengan kasus Banteng dan Minyak Goreng, sekali lagi dipamerkan di depan kita, betapa kaum elit tidak paham isi hati rakyat kecil, bahkan partai yang mengaku partainya wong cilik pun ternyata tidak paham isi hati rakyat kecil.)

Atau mungkin bukan tidak mengerti, tetapi pura-pura tidak mengerti.

Dan kemudian memilih melenakan rakyat dengan berbagai teori hukum dan cerita drama kriminal. Apalagi dramanya dibumbui dengan bau esek-esek.

Makin seru saja, kan?

emoticon-Imlekemoticon-Imlekemoticon-Imlekemoticon-Imlek


Sumber referensi
1. https://nasional.kompas.com/read/202...getML&engine=C

2. https://wartakota.tribunnews.com/202...-mengelak-lagi

3. https://news.detik.com/kolom/d-62490...gkap-ke-publik
pakisal212Avatar border
pakisal212 memberi reputasi
1
1.4K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan