Might content spoiler!!!

Aku baru saja menonton Film tersebut ketika masuk aplikasi streaming nonton berbayar tanggal 6 October lalu.

Sedikit penasaran karena beberapa orang yang telah menonton mengaku sedih dan related dengan kehidupan mereka, khususnya para pasukan bermarga.

Dan setelah menonton Filmnya, ada beberapa yang memang related dengan kehidupanku sebagai seorang batak. Lae Bene ini memang sering menyisipkan banyak detail kecil khas sumatera utara di Film ini. Cok ko simak dibawah.

1. Tuak dan Bernyanyi.


Image Property Of Ngeri Ngeri Sedap Movie

Terakhir kali aku melakukan kedua hal di atas pada saat aku mampir di lapo tuak milik keluarga temanku di daerah bandung.

Dan jangan salah. Hampir di setiap lapo tuak, pasti ada banyak penyanyi yang memiliki suara tinggi nan merdu khas batak.

Kalau Judika datang ke lapo tuak dan bernyanyi disana, tidak ada yang special. Orang-orang mungkin berfikir dia hanya seorang lae-lae biasa penikmat tuak sambil merumus nomor.

Oia, ada satu adegan ketika Pak Domu di jemput oleh Mak Domu di Lapo Tuak. Pak Domu berkata kepada Mak Domu, kurang lebih begini katanya "Kan sudah ku bilang, jangan jemput-jemput ke Lapo! Malu! Macam anak SD!"

Aku pernah berada disituasi tersebut. Lebih tepatnya ketika Mamak ku mengajak aku menjemput Bapak di Lapo Tuak. Bapak berkata kurang lebih hal yang sama kepada mamak. "Seperti Anak SD di jemput-jemput".Huahaha.


2. Gelas


Image Property Of Ngeri Ngeri Sedap Movie

Ketika melihat scene di ruang makan dan melihat beberapa gelas yang terletak di atas meja makan, aku jadi teringat waktu orangtuaku membawaku liburan ke kampung pada saat liburan sekolah. Ke rumah opung. Dan gelas-gelas yang ada di scene tersebut bisa di temukan hampir di setiap rumah ataupun kedai yang aku singgahi bersama keluarga di kampung. Gelas tinggi berwarna cokelat..Hmmm

3. " Buat Anakku di rumah.."


Image Property Of Ngeri Ngeri Sedap Movie


Ini scene favorit ku! Sering kulihat nantulang-nantulang melakukan ini ketika di pesta batak.

4. Photo di dinding



Well, bagi batak yang beragama kristen apalagi HKBP, belum sah kalau belum punya lukisan perjamuan kudus terpajang di ruang tamu rumahnya. Oia, disampingnya tentu saja photo wisuda anak-anaknya dengan bingkai bernada bunga berwarna sedikit keemasan.

5. "Uju Dingolukkon ma niannn...."


Image Property Of Ngeri Ngeri Sedap Movie


Last but not least.

Pada saat melihat scene ini dengan diiringi lagu batak berjudul "Uju dingolukkon ma nian", mataku tiba-tiba berkaca-kaca.

Teringat bapakku dirumah.

Bapak-bapak orang batak itu unik. Apalagi Bapak-bapak 'old school' yang pergi merantau dari kampung halaman nya ke kota besar. Macam bapakku.

Agak sulit menunjukkan rasa sayangnya secara langsung kepada anak-anaknya. Yang ada anak-anak merasa si bapak tidak sayang sama anak-anaknya. Itu mungkin yang kurasakan ketika masih sekolah.

Tapi, aku mulai mengerti kenapa bapak seperti itu saat aku menginjak bangku perkuliahan.

Kulihat bapak menangis di ruang tamu rumah opung di kampung setelah acara adat ketika opung doliku meninggal.

Bapak tiba-tiba berbicara bahasa batak kepadaku yang saat itu sedang duduk sendirian. Begini kira-kira katanya.

"Bapakku udah gak ada, kita buat pesta tapi bapakku gak bisa menikmati pesta itu"

Salah satu kalimat dalam lirik lagu tersebut "So marlapatan Marende, margondang, merembas hamu, Molo dung mate au"yang artinya "Gak ada gunanya kalian bernyanyi, menabuh gendang menari kalau aku sudah mati" yang membuat aku berkaca-kaca, karena teringat kejadian itu.

Semoga kita dapat membahagiakan orangkita kita saat mereka masih bersama-sama dengan kita.

Masih banyak sebenarnya yang mau aku tulis, tapi, Itu aja lahh...Daah...