hvzalfAvatar border
TS
hvzalf 
Rajin Sedekah ke Anak Yatim, Mantan Guru Honor Ini Dapatkan Uang dari Jual Narkoba


Seorang mantan guru honorer salah satu madrasah di Lombok Timur harus berurusan dengan pihak kepolisian karena telah melakukan tindakan kriminal yakni sebagai pengedar narkoba.

Mantan guru honorer berinisial HA (34) itu merupakan warga Desa Labuan Lombok, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Sebelum menjadi pengedar narkoba diketahui bahwa dirinya merupakan seorang pendidik.

Merasa gajinya terlalu kecil dan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari akhirnya ia pun banting setir dengan beralih profesi sebagai pengedar narkoba.



Ternyata menjadi pengedar narkoba cukup menggiurkan bagi sang mantan guru honor yang merupakan lulusan sarjana pendidikan ini, sebab dirinya bisa meraup keuntungan hingga 36 juta rupiah per bulan.

AH juga kerap berbagi kepada sesamanya yakni ia rajin memberikan santunan kepada anak yatim serta memberi kepada tetangganya. Adapun uang yant digunakan tersebut merupakan hasil dari penjualan narkoba.

Kasus tersebut merupakan fenomena yang terjadi di dunia pendidikan negeri ini. Salah satu alasan tersangka menjadi pengedar narkoba ialah karena gajinya yang terlalu kecil.



Miris memang jika sudah berbicara dunia pendidikan di Indonesia. Terlalu banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan perihal sistem edukasi negeri ini.

Tak hanya soal persoalan kurikulum yang terus berganti seiring berbeda menteri pendidikannya. Namun, kesehjateraan guru juga belum maksimal dilakukan. Sedangkan pendidik merupakan garda terdepan dari kemajuan pendidikan Indonesia.

Perlu diketahui bahwa gaji guru honorer rata-rata berada di kisaran 300-800 ribu per bulan. Angka ini tentu sangat kecil sekali bahkan nilainya tak sebanding dengan kuli bangunan yang seharinya dibayar 70 ribu hingga 100 ribu.

Konten Sensitif


Jika dihitung secara matematis maka setiap hari guru hanya dibayar sekitar 20 ribu hingga 40 ribu rupiah saja untuk 25 hari efektif. Maka tak heran jika pendidikan di negeri ini susah sekali maju, hal tersebut disebabkan salah satu penunjang dari pendidikan tersebut belum tersejahterakan.

Tak bisa dibayangkan seperti apa beratnya menjadi guru honor di Indonesia. Selama mengajar mungkin pikirannya tidak fokus untuk mengajar karena setelah pulang ke rumah ia akan makan apa.

Tetapi, perlu diakui juga bahwa penanganan untuk mensejahterakan guru juga tetap dilakukan salah satunya lewat program sertifikasi dan PPPK.



Hanya saja semua itu belum merata sebab masih banyak guru-guru honor yang memiliki gaji kecil dan jauh dari harapan.

Apa yang dilakukan oleh tersangka tentu juga tak bisa dibenarkan, sebab masih banyak profesi lain yang halal untuk dikerjakan.

Sumber :

Ulasan dan opini pribadi

1

Gambar : Google
provocator.3301Avatar border
bukan.bomatAvatar border
radityaprasetyaAvatar border
radityaprasetya dan 2 lainnya memberi reputasi
-3
1.4K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan